NovelToon NovelToon
Kencan Buta Terakhir

Kencan Buta Terakhir

Status: tamat
Genre:Tamat / Diam-Diam Cinta / Keluarga / Persahabatan / Romansa
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Puspa Indah

Park Eun-mi, seorang gadis Korea-Indonesia dari keluarga kaya harus menjalani banyak kencan buta karena keinginan keluarganya. Meski demikian tak satupun calon yang sesuai dengan keinginannya.

Rayyan, sahabat sekaligus partner kerjanya di sebuah bakery shop menyabotase kencan buta Eun-mi berikutnya agar menjadi yang terakhir tanpa sepengetahuan Eun-mi. Itu dia lakukan agar dia juga bisa segera menikah.

Bagaimana perjalanan kisah mereka? Apakah Rayyan berhasil membantu Eun-mi, atau ternyata ada rahasia di antara keduanya yang akhirnya membuat mereka terlibat konflik?

Yuk! Simak di novel ini, Kencan Buta Terakhir. Selamat membaca.. 🤓

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Indah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAGIAN 31

Rayyan terbangun dari tidurnya. Sesaat kemudian ia tersentak lalu langsung duduk. Ia melihat dengan khawatir ke jam tangannya, setelah itu menghela nafas lega.

"Alhamdulillah, kirain kelewatan waktunya", ucapnya pada diri sendiri.

Diusapnya wajahnya untuk mendapatkan kesadaran sepenuhnya. Membaca doa kemudian beranjak keluar kamar.

Di sofa ruang tengah ia mendapati David sedang duduk dengan wajah kesal. Ia melihat ke arah Rayyan sebentar, kemudian kembali menekuni apa yang tadi tengah ia pikirkan.

"Kau kenapa? Kelihatannya lagi kesal. Sama siapa?", tanya Rayyan yang masih tetap berdiri.

David kembali menatapnya dengan tatapan yang sama, tapi kali ini lebih lama. Ia sebenarnya ingin menceritakan sesuatu pada Rayyan, hanya saja masih ada rasa enggan.

"Ya sudah. Tidak masalah kalau kau tidak ingin memberitahuku. Sekarang, kau mau ikut denganku tidak?", tanya Rayyan.

"Kemana?", tanya David bingung.

Dilihatnya penampilan Rayyan masih agak kusut sehabis bangun tidur.

"Mau laporan, sholat...", sahutnya.

Yang diajak hanya diam sedikit kikuk.

"Kenapa? Sungkan? Kelamaan gak pernah lagi menghadap, jadi takut kalau ditanya kenapa baru datang sekarang? Begitu?", cecar Rayyan.

David semakin tak berkutik. Seolah isi pikirannya terpampang jelas di mata Rayyan.

Rayyan menghela nafas lalu ikut duduk bersama David.

"Dave, aku dan kamu itu laki-laki. Sudah ditakdirkan Allah untuk menjadi pemimpin bagi keluarga kita nanti. Keselamatan dan kebahagiaan mereka tergantung pada kemampuan kita memimpin dengan baik, paling tidak berusaha untuk berbuat sebaik yang kita mampu", Rayyan menatap David intens.

Sementara David hanya menunduk menatap lantai.

"Bagaimana mau menjadi pemimpin keluarga kalau memimpin diri sendiri pun kita masih belum sanggup", sambung Rayyan.

Deg! Hati David terasa dihantam oleh perkataan Rayyan. Dia benar-benar mati kutu dibuatnya. Dia sepertinya baru menyadari kalau segala kelebihan yang diberikan padanya ternyata tak mendekatkan dirinya pada Tuhan.

Rayyan kemudian berdiri lalu beranjak menuju kamar mandi. David hanya menatapnya dengan pikiran yang tiba-tiba mengarah pada perjalanan hidupnya. Apa yang sudah dilakukannya selama ini? Apakah ia sudah bisa disebut sebagai orang baik?

Beberapa saat kemudian Rayyan sudah keluar dari kamar mandi dengan beberapa bagian tubuh yang sudah basah oleh air wudhu. Ia hanya lewat sambil menatap David yang terlihat seperti sedang berpikir.

Setelah Rayyan menghamparkan sajadah di lantai kamarnya, David berdiri dari duduknya.

"Tunggu Ray, aku ikut", ucapnya, kemudian menuju ke kamar mandi.

Rayyan tersenyum kemudian duduk menunggu David.

Setelah selesai sholat Ashar dan berdoa, Rayyan melihat pada David yang kini tersenyum.

"Apa kau merasa lebih baik sekarang?", tanya Rayyan.

David mengangguk pasti. Dia bersyukur tadi memutuskan untuk ikut sholat bersama Rayyan. Dan setelah sekian lama, baru tadi dia kembali mendoakan orang tuanya, terutama almarhumah ibunya. Orang yang mengenalkan dia dan ayahnya pada agama ini.

"Sebenarnya ada yang ingin kusampaikan padamu tentang Asna", ucap David.

Rayyan terkekeh mendengarnya.

"Ya.. kalau kau sudah mulai menata dirimu begini, aku kan jadi tak punya alasan untuk tak membantumu", sahutnya.

David tersenyum, tak bisa disangkal kalau hatinya senang mendengar ucapan Rayyan.

"Terima kasih, aku akan menagihnya nanti. Tapi sekarang bukan masalah itu yang ingin aku bicarakan", David kemudian mengambil ponselnya, lalu memperlihatkan sesuatu di layarnya pada Rayyan.

"Menurutmu, apa yang sebenarnya terjadi?", tanya David.

Rayyan mengamati video yang memperlihatkan acara ulang tahun Dae-ho tadi siang. Tapi fokusnya ada pada sikap In-ho yang terlihat janggal pada Asna.

Rayyan menyerahkan kembali ponsel itu pada David yang malah terlihat bingung dengan sikap datar Rayyan.

"Sepertinya kau tidak terkejut?", tanya David tak menyangka dengan tanggapan Rayyan terhadap video itu.

Rayyan menatap David, kini gilirannya yang ragu untuk bercerita.

"Ray, ada apa?", David semakin penasaran melihat sikap Rayyan.

Rayyan menghela nafas dengan wajah lesu.

"Aku sudah menduga ini dari awal. Aku pun sudah berupaya untuk menjauhkan dia dari Asna agar hanya fokus pad Eun-mi. Tapi kelihatannya, ia terus-terusan berusaha mendekati dan mencari alasan untuk bertemu Asna. Dan bukan hanya dia, sepertinya anaknya juga begitu. Selalu ingin menempel pada Asna. Aku khawatir suatu saat Eun-mi menyadarinya dan akhirnya membatalkan pernikahan mereka", wajah Rayyan pun jelas memperlihatkan kekhawatiran itu.

David hanya diam, bingung bagaimana harus menanggapinya.

"Dave, apa.. kau benar-benar serius tentang Asna. Maksudku, apa kau yakin kau bukan hanya sekedar kasihan padanya?", tanya Rayyan.

"Tentu saja aku merasa kasihan padanya. Bukankah tadi kau juga merasa kasihan melihat keadaanku lalu berusaha untuk membuatku menjadi lebih baik? Kau juga membantu Eun-mi dalam perjodohan karena kasihan melihat ia selalu ditekan oleh keluarganya. Lalu, apa buruknya dari merasa kasihan itu Ray? Bukankah dengan itu kita akan berusaha melindungi, menjaga, dan memastikan kebahagiaan orang yang kita kasihani. Menurut seseorang yang kukenal, cinta itu harus mengutamakan kebahagiaan yang dicintai. Jadi kukira kasihan adalah salah satu bentuk dari cinta, karena itu menunjukkan kalau kita peduli pada mereka", sahut David.

Rayyan terpana dibuatnya lalu tersenyum.

"Baru saja kau sholat lagi setelah bertahun-tahun, bicaramu sudah seperti ini. Bayangkan kalau kau tak pernah lagi meninggalkannya, aku yakin kau akan jadi pemimpin yang baik untuk keluargamu".

David menatap Rayyan, kemudian tersenyum senang.

"Kalau begitu.. mungkin saatnya kutagih perkataanmu tadi tentang Asna", ucapnya.

Rayyan melengos seolah kesal. Tapi dalam hati dia membatin, sepertinya dia harus menunda kepulangannya ke Indonesia.

1
Tutupet
baca sampai sini dulu
Puspa Indah: Makasih 😃
total 1 replies
Puspa Indah
Kritik sangat diharapkan. Sekeras dan setajam apapun dipersilahkan asal disertai penjelasan supaya bisa jadi pembelajaran demi perbaikan kualitas. Pisau kalau gak di asah sampai klenger mana bisa tajam, jadinya malah gak guna. Jadikan saya pisau, dan anda semua adalah batu asahannya. Thanks✌️😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!