Hanna Humaira, sosok wanita berparas cantik dengan hati tulus yang menaungi.
Di usianya yang kini menginjak usia 23 tahun, ia harus merelakan kebebasan masa mudanya, menjadi sosok single mother untuk putri semata wayangnya yang kini baru berusia 3 tahun, Maura Adira.
Hari-hari bahagia ia lalui bersama putri menggemaskan itu, hingga akhirnya kehidupan nya kembali terusik, saat sosok dari masa lalu itu kembali hadir dalam pertemuan yang tak terduga.
Apa jadinya jika laki-laki itu mengetahui bahwa kejadian malam panas itu membuahkan sosok gadis kecil dan bersikukuh untuk merebutnya?
Mampukah Hanna mempertahankan sang putri atau malah harus terjebak dalam pernikahan dengan laki-laki itu demi kebahagiaan sang putri tercinta?
Happy Reading
Saranghaja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reinata Ramadani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa Dia Putriku?
°°°~Happy Reading~°°°
" Apa... Apa itu benar-benar anda tuan? "
Erick menatap tak percaya pada David yang kini menunduk lesu, sejujurnya ia pun sudah curiga dari awal, namun tetap menahan diri karena mungkin praduga nya hanya omong kosong belaka.
" Shhtt... Siall... "
David meremas rambutnya frustasi, perasaannya tak tentu arah, sungguh, fakta yang baru terkuak itu benar-benar telah meruntuhkan hidupnya.
" Apa kau yakin... Apa kau yakin dia wanita baik-baik yang hanya bermalam denganku Rick? " Sahut David dengan nada penuh putus asa.
" Saya sangat yakin tuan, bahkan nona Hanna tidak sekalipun menjalin hubungan dengan laki-laki lain, selain dengan Anda, tuan... " Jelas Erick.
David memejamkan matanya rapat-rapat, berusaha menyelami perasaannya yang kini di liputi kegamangan yang luar biasa menyiksa.
" Jadi... Anak kecil itu... Apa dia putri ku? Darah daging ku? "
Erick mengangguk yakin, membuat David pun semakin frustasi.
" Ahhhh... Siall... "
" Dasar bodoh... Harusnya dulu aku langsung mencari nya saja kan Rick, kenapa aku meloloskannya begitu saja hah... Kenapa... Kenapa aku menganggap wanita itu sama seperti wanita murahan yang hanya ingin kepuasan dari ku, hahhh... Kenapa... Ahhh... Siall... " Pekik David frustasi, laki-laki itu berteriak-teriak semaunya, wajahnya terlihat begitu frustasi dan tertekan.
" Tuan... Mohon anda tenang dulu... Anda harus menjaga kesehatan anda... " Saran Erick, laki-laki itu tahu betul bagaimana track record David di dunia medis.
" Cari tahu dimana keberadaan mereka Rick... Satu jam... Aku memberimu waktu satu jam untuk menemukan mereka... " Titah David tak ingin di bantah.
" Tapi tuan... "
" Apa kau tuli hah... aku bilang sekarang ya sekarang!!! Kau mengerti? "
🍁🍁🍁
Rintik hujan mulai membasahi dedaunan, jalan-jalan beraspal itu mulai menguapkan asap saat air itu mulai jatuh membasahi permukaan kulit nya yang tandus dan gersang.
Di malam hujan itu Hanna tengah di sibukkan dengan masakan nya, dua butir telur ceplok yang menjadi menu andalan nya di kala uang bulanan nya sudah menipis dan hampir habis.
" Myh... Molla mau tellull keucap... " Teriak si kecil Maura yang sudah tak sabar menyantap menu makan malam nya.
" Iya sayang... Sebentar ya putri cantik mommy... "
" Mommy lamma... Molla udah lapall myh... tating-tating na Molla udah pada teulliak-teulliak minta mamam... Molla pucing myh... " Gadis kecil itu mengusap-usap perut buncitnya, wajahnya mulai menekuk saat pesanannya itu tak kunjung di antar oleh sang mommy tercinta.
" Iya sayang... Sebentar yah... Kalau masak telur nya tidak matang, nanti telurnya menetas di dalam perut nya Maura gimana, hmmm... " Hanna berusaha mengulur waktu, putri kecilnya itu memang sosok yang tidak sabaran.
" Molla eundak mahu... Molla eundak mahu ada anak yam-yam di pellut na Molla myh... " Lirih gadis kecil itu penuh ketakutan.
" Kalau gitu Maura tunggu sebentar ya sayang, ini sudah hampir matang kok telur nya... "
Maura menunduk lesu, gadis kecil itu hanya bisa menatap kecewa pada perut buncit nya yang sudah sangat kelaparan.
" Shaball ya tating-tating na Molla... Tellull na lagi di mashak shama mommy tuh... "
Setelah berpuluh-puluh detik menunggu, akhirnya dua butir telur itu pun siap untuk di santap, membuat si kecil Maura pun sontak memekik girang.
" Yeay... Tellul keucap na Molla udah jadi, ashik asik asik... "
" Maura mau di suapin mommy sayang? " Tawar Hanna pada sang putri.
" Eundak mau myh... Molla kan udah deude... Molla mau mamam sheundilli ajah... " Tolak si kecil Maura mentah-mentah.
Dan di tengah ritual makan malam sederhana itu, terdengar pintu rumah Hanna di ketuk dari luar.
Tok tok tok...
🍁🍁🍁
Annyeong Chingu
Jangan lupa bersyukur
Happy Reading
Saranghaja 💕💕💕