Gilda terbangun di tempat yang berbeda dengan tubuh dan rupa yang berbeda juga. Tubuh tokoh antagonis dari novel yang dibacanya. Seorang wanita bernama Scarlett tak henti-hentinya mengejar pria yang menjadi kekasih saudara tirinya. Felix, pria tampan dan berkharisma yang selalu dipuja oleh kaum hawa. Ia melakukan semua cara agar bisa merebut pria itu dari saudara tirinya mulai dari mengancam hingga melukai saudara tirinya. Bahkan di akhir cerita Scarlett mati terbunuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9: Mengakhiri
"Bukankah ini waktunya makan siang? Frank biasanya tidak menerima tamu di jam makan siang," tukas Gilda menatap wajah Justin yang sedikit tidak nyaman. Justin seperti membunyikan sesuatu darinya.
"Nona.. tuan Frank tidak ada di sana.." ucap Justin. Gilda tentu saja mengabaikannya.
"Memangnya kenapa kalau tidak ada di dalam? aku hanya ingin menunggunya di dalam. Memangnya tidak bisa? bukankah biasanya aku juga seperti itu," kata Gilda membuka pintu dan...
Kedua orang yang ada di dalam ruangan refleks terkejut mendengar suara pintu terbuka. Dan keterkejutan itu semakin bertambah saat melihat Gilda yang berdiri di ambang pintu.
Prok...prok...prokk...
"Sayang..." ucap Frank refleks mendorong tubuh Kyle.
"Ck..pantas saja Justin melarang ku masuk ke dalam, ternyata ada adegan romantis di sini," ucap Gilda.
Justin yang di tatap tajam oleh Gilda seketika menciut. Ia lalu pergi dari sana.
"Sayang.. dengarkan aku dulu.." ucap Frank berjalan mendekati Gilda.
"Berhenti di sana Frank," terdengar nada kecewa dari Gilda.
"Sayang.."
"Aku bilang berhenti Frank.." ucap Gilda dengan keras kala Frank tidak mengindahkan kata-katanya.
"Jangan membuat ku semakin marah," ucap Gilda menatap perempuan yang berdiri di belakang Frank. Tatapannya turun ke bawah. Gilda membelalakkan kedua netranya saat melihat perut wanita itu yang sudah membesar. Seketika Gilda teringat dengan foto USG yang ada di kamar Frank satu minggu yang lalu. Dan Gilda simpulkan jika itu milik wanita itu.
Gilda kecewa. Ternyata Frank tidak sebaik yang dipikirkannya. Wanita itu juga terlihat mirip dengan foto yang pernah Lucy kirim padanya.
Sebelumnya Gilda sudah melupakan masalah foto itu. Ia bertanya langsung pada Frank. Dan pria itu mengatakan jika pria yang ada di foto itu bukan dirinya. Dan ia juga memberi bukti yang meyakinkan dengan menghubungi rekan bisnisnya jika Frank bersamanya saat itu. Tapi sekarang di sadar. Frank membohonginya.
Gilda menarik nafas dalam-dalam. Menatap Frank dan Kyle bergantian. Ia tidak akan menangis di depan pria dan wanita itu. Ia tidak akan menunjukkan sisi lemahnya pada mereka. Walau sebenarnya ia ingin sekali menumpahkan semua air matanya saat ini juga.
"Saat ini juga, aku mengakhiri hubungan kita Frank. Aku pikir itu yang terbaik agar kamu dan selingkuhan mu itu bisa hidup dengan bahagia," ujar Gilda.
"Tidak Gilda, tarik kembali kata-kata mu itu," ucap Frank mendekati Gilda. Refleks tangan Gilda terangkat seolah mengatakan agar jangan mendekatinya.
"Aku pikir dia yang terbaik untuk mu Frank. Kalau aku yang terbaik, kamu tidak akan mengkhianati hubungan ini," ucap Gilda dingin.
"Satu lagi.. kamu menjijikkan Frank," pungkasnya lalu pergi dari ruangan itu.
"Gilda tunggu..." panggil Frank. Tangannya ditahan oleh Kyle saat Frank hendak pergi.
"Frank, bukankah dia sudah mengakhirinya. Kenapa kamu malah mengejarnya," ucap Kyle. Frank menatap tajam ke arah Kyle.
"Sudah ku bilang jangan datang ke kantor ku," kata Frank menghempaskan tangannya lalu pergi mengejar Gilda.
Gilda masuk ke dalam mobilnya, dan pergi dari
perusahaan Frank. Gilda menangis sekuat-kuatnya sambil mengemudi.
"Aku membencimu Frank.." ucap Gilda kuat. Ia memukul setir mobilnya untuk melampiaskan amarahnya.
Ponselnya berdering dan melihat nama Frank tertera di layar ponselnya. Nama yang sangat dibencinya.
"Akh.. kenapa kamu membohongi ku Frank..." ucapnya sendu. Ia bahkan menjadikan Frank sebagai pelabuhan terakhirnya. Tapi pria itu malah mengecewakannya.