Pata hati terbesar seorang Ayana, ketika dirinya masih pertama kali mengenal cinta dengan seorang pria dewasa yang begitu membuatnya bahagia dan berasa menjadi wanita yang paling dicintai. Tapi sayang kisah cinta yang sudah berjalan lama harus berhenti karena sang kekasih yang merupakan anak dari keluarga berada, harus menerima perjodohan dengan wanita yang setara dengannya. Hal itulah yang membuat Ayana menjadi pata hati dan sulit membuka hati untuk pria lain. Tapi? Enam tahun setelah kejadian itu Ayana yang berprofesi sebagai seorang guru, harus dihadapkan dengan seorang murid yang pendiam dan murung tidak seperti murid lainnya, sejak saat itu pula Ayana mulai mendekati anak tersebut dan tanpa di sadari anak perempuan itu merupakan anak dari sang mantan. Apakah kisah cinta mereka akan bersemi kembali??? Temukan jawabannya hanya Manga Toon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Acara pun sudah selesai para tamu undangan sudah meninggalkan tempat acara satu persatu, saat ini kedua belah keluarga begitu bahagia menyaksikan anak mereka yang selesai melangsungkan pernikahan.
"Nak, Andre Ibu titip Ayana ya, jaga dan bahagiakan dia, karena ibu tahu kalau cintanya terhadap Nak Andre begitu besar, dan tolong jangan sesekali mengecewakannya," pesan Anjar, untuk yang kedua kalinya.
"Aku berjanji kepada Ibu, untuk membahagiakan Ayana, bukan hanya cinta Aya yang besar, aku pun juga begitu Ibu," jelas Andre.
"Baiklah kalau begitu, ibu tenang mendengarnya," sahut Anjar.
"Anakku jadilah istri dan ibu yang baik untuk suami dan juga anak sambung mu, sayangilah dia seperti anak kandungmu sendiri, dan jangan sampai kasih sayangmu berkurang, meskipun nantinya kau akan mengandung anak dari rahimmu sendiri." Anjar pun memperingati Ayana, kalau di sini posisinya bukan hanya sekedar istri saja tapi sekaligus menjadi ibu.
"Iya Bu, aku tahu, dan akan belajar menjadi istri yang baik dan ibu yang baik untuk Gista, dan Mas Andre," sahut Ayana.
"Baguslah Nak, seorang istri memang harus melayani suaminya dengan baik," pungkas Anjar lalu memilih untuk berbicara kepada besannya siapa lagi kalau tidak Bu Retno.
Setelah berbincang-bincang cukup lama akhirnya dua belah pihak keluarga memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing, karena acara pun sudah selesai, di sini sebenarnya Aya cukup bersedih karena harus berpisah dengan ibunya.
"Sayang, kenapa?" tanya Andre.
"Gak ada Mas, hanya kasian saja dengan ibu," sahutnya.
"Iya nanti kita tengok ibu," ucap Andre sambil menenangkan hati istrinya.
Mobil pengantin pun mulai membawa mempelai berdua pulang ke rumah, di perjalanan Andre tiada henti menatap manik cokelat di sampingnya itu, sungguh tidak pernah terbayangkan sebelumnya kalau akhirnya dia betul-betul bisa memiliki perempuan yang sudah lama bersemayam di dasar hatinya itu.
Sesampainya di rumah, Ayana di sambut begitu hangat oleh keluarga dari Andre, semua keluarga inti dari papanya, masih menginap di rumahnya karena ingin menyambut kedatangan keluarga baru dari keluarganya.
"Selamat datang menantu," ucap ketiga Tante Andre yang menyambut dengan penuh kebahagiaan.
Ayana membalasnya dengan senyuman yang merekah di sudut bibirnya, kali ini perempuan cantik itu tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya karena di sambut oleh ketiga Tante Andre, mereka bertiga ini merupakan adik kandung dari ayah Andre, sebut saja namanya, Lidia dan Natalie juga Shiren.
"Terima kasih Tante," sahutnya sambil menerima pelukan hangat mereka.
Ayana pun langsung di bawa ke ruang keluarga di sini para keluarga yang lain sudah menunggu dan penyambutnya dengan begitu baik hanya saja ada seorang sepupu yang terlihat tidak begitu suka di karena dia bersahabat baik dengan mendiang Maria.
"Kak Jihan, kenapa terlihat sinis seperti itu," bisik Nanda, sepupu dari Andre juga.
"Ih, agak sedikit ilfil saja sama istri Mas Andre, lihat saja cewek kampung begini di jadikan istri, bedah jauh dari mendiang Maria," jawabnya dengan nada ketus.
"Beda jauh gimana sih Kak, orang yang ini cantik juga lebih muda lagi," ucap Nanda.
"Iiih kamu ini, cantik dari mananya, Mas Andre ketutupan apa sih, masih mending papa Maria jodohin dia sama adiknya, eh malah di tolak, memilih gadis kampung itu," sinis Jihan sambil melihat ke arah Ayana.
"Apa di jodohin sama adik Kak Maria! Ogah deh mending sama yang ini, udah cantik kalem dan kelihatannya gak ngabisin harta warisan," celetuk Nanda yang membuat Jihan tambah geram.
"Iiih apaan sih kamu ini resek banget!" geram Jihan.
"Heh, kalian berdua ini, dari tadi sibuk sendiri, tuh sapa kakak iparmu," tegur Lidia adik pertama dari Djoko Wiratama ayah dari Andre.
Kedua wanita muda itu akhirnya menyapa Ayana. "Halo Kakak ipar, selamat datang ya di rumah ini, semoga betah," ucap Nanda, sedangkan Jihan hanya menatap nanar saja.
"Terima kasih Nanda, Insya Allah betah," sahut Aya dengan senyum simpul di bibirnya.
"Sayang, ayo masuk kamar dulu ganti baju," ajak Andre sambil mengulurkan tangannya.
"Baik Mas," sahut Aya sambil menyambut uluran tangan suaminya itu.
Saat ini Aya sudah memasuki kamar Andre yang akan menjadi kamarnya juga, tatapan Aya begitu kagum dengan kamar yang empat kali lipat lebih besar di banding kamarnya dulu.
"Wah, kamar Mas Andre luas banget," lirih Ayana, sambil menatap kagum.
"Sayang ayo masuk," ajak Andre sambil menarik tangan istrinya.
Saat ini keduanya terlihat begitu canggung apalagi Ayana, ini kali pertamanya berdekatan seperti ini dengan lawan jenisnya, meskipun dia sempat berpacaran lama dengan Andre, tapi pacarannya dengan cara baik-baik gak neko-neko.
Ayana mulai berhadapan dengan cermin melepas semua perintilan hiasan di kepalanya satu persatu, Andre pun ikut membantunya meskipun dia tidak terbiasa dengan hal yang demikian.
Rasa kagumnya bertambah berkali lipat ketika sanggul sudah mulai terlepas dari kepalanya, di situ Ayana mulai terlihat begitu cantik dengan rambut panjangnya.
"Sayang kau begitu cantik," ucap Andre sambil menatap manik hitam itu dari dekat.
"Mas," cegah Ayana yang merasa salah tingkah jika di tatap dari dekat seperti ini.
"Sayang, bajunya di lepas," titah Andre, yang mendapatkan tatapan tajam dari Ayana.
"Mas, aku mau lepas baju di kamar mandi saja, kamu gak boleh intip ya," tegas Ayana memperingati.
"Loh kenapa gak boleh intip Ay, kan sekarang sudah sah," goda Andre.
"Pokoknya gak boleh intip sama sekali," sahut Ayana dengan cepat.
"Iya alasannya apa coba! Aku mau dengar," pinta Andre.
Ayana sejenak berpikir dia bingung harus mengatakan apa? Masak iya dia harus berterus terang kalau dirinya malu harus mengganti baju di depan suaminya sendiri.
"Eeeeemb, a-ku malu Mas," ucap Ayana dengan kesal.
"Loh kok malu, sama suami sendiri, gimana kalau aku mau ehem-ehem," goda Andre.
"Apaan sih, ehem-ehem nya di tunda saja, aku masih belum siap, siapa suruh nikahnya dadakan," gerutu Aya sambil berjalan ke kamar mandi.
"Kenapa harus ke kamar mandi padahal kan ada ruang ganti," gumam Andre sambil terkikik sendiri.
Di dalam kamar mandi saat ini Ayana memang dibuat kelimpungan sendiri dengan rasa gugup yang mendera hatinya. "Ayo Ayana semangat jangan gugup seperti ini, suamimu gak akan makan kamu kok, dia itu manusia bukan serigala," ucapnya sambil menenangkan diri sendiri.
Pikiran pun sudah mulai tenang saat ini perempuan cantik itu mulai membuka kancing kebayanya satu persatu, ketika dia hendak melepas lengan baju tersebut, ternyata agak susah butuh bantuan orang lain di belakangnya.
"Aduh, ini baju kenapa ya! Kok susah sekali di buka, kalau di paksa ini bisa robek, udah kainnya setipis kesabaranku pula," gerutunya sendiri.
Karena posisi lengan baju yang ketat dan menempel di kulit, maka mau tidak mau Ayana terpaksa memanggil suaminya itu, untuk membantunya membuka baju.
"Mas ....," panggil Aya dari dalam kamar mandi.
"Ada apa Sayang," sahutnya.
"Ke sini tolong bantuin aku," titah Aya.
Andre pun segera datang ke kamar mandi diapun langsung bertanya kepada istrinya. "Ada apa Sayang?" tanyanya.
"Mas aku kesusahan melepas lengan bajunya, tolong bantuin buka dari belakang," pinta Aya.
"Astaga Sayang, sebenarnya ini tidak susah-susah amat kok," sahut Andre.
"Ya gak susah sih, tapi takut sobek, kan Eman bajunya, udah gitu harganya mahal lagi," timpal Ayana.
Andre pun mulai membantu istrinya dari belakang, dan ternyata benar ketika suaminya itu memegangi bajunya dari belakang lengan baju yang ketat akan mudah untuk di buka.
Saat ini jarak keduanya begitu dekat, sepertinya Andre susah terbuai dengan harum yang keluar dari rambut istrinya itu membuatnya semakin ingin menyentuh istrinya itu.
"Muuuuah." Tanpa di sadari Andre berhasil mencuri ciuman dari istrinya.
"Iiih Mas Andre, kenapa sih main tiba-tiba, bikin orang kaget saja," gerutu Ayana.
"Habisnya kamu biki gemas, ini mau di lanjutkan buka rok nya atau gimana," goda Andre yang membuat Aya semakin melotot.
"Sudah keluar tugasmu sudah selesai," usir Ayana yang membuat Andre terkikik sendiri.
******
Pengantin baru masih menikmati tingkah kekonyolannya di kamar sedang para keluarga masih berkumpul dan bercengkrama bersama di ruang keluarga, momen momen seperti ini memang selalu di gunakan sebaik mungkin karena memang tidak setiap hari mereka bisa berkumpul seperti ini di karenakan jarak dan tempat yang begitu jauh.
"Jihan, sekarang kesibukanmu apa Nak?" tanya Retno.
"Masih bekerja Mam," sahutnya singkat dia memang sedikit irit bicara.
"Dan kau Nanda, apa kau masih bekerja juga?"
"Iya dong Mam, aku masih bekerja, bantu-bantu suami urus kerjaan," sahutnya dengan senyum yang mengembang sebagai ciri khasnya.
"Alhamdulillah, semoga hari-hari mu selalu di lancarkan ya! Dan jangan lupa mengurus anak dan suami meskipun kalian ini wanita karier," pesat Retno menasehati dua keponakannya itu.
Di saat mereka sedang berkumpul-kumpul, tiba-tiba sepasang pengantin baru itu datang dengan pakaian casual mereka, yang begitu terlihat tampan dan cantik bahkan membuat mata para keluarga tidak berkedip sangking serasinya pasangan ini.
"Wiiih, Ndre kau pilih istri pintar banget," ucap," ucap Lidia.
"Iya nih, istrimu bukan hanya cantik tapi masih muda," timpal Natalie.
"Aya sini Sayang dekat dengan Tante," pinta Shiren sambil menunjuk kursi di sampingnya.
Saat ini mereka sedang bercengkrama bersama layaknya sebuah keluarga yang memang selalu hangat, tapi di sisi lain ada salah satu dari anggota keluarga yang tidak terlalu suka dengan kehangatan ini, siapa lagi kalau bukan Jihan, bahkan Jihan lebih suka kalau Andre berjodoh dengan Bella yang notabennya sudah jelas anak keluarga berada.
'Iiiih apaan sih anak kampung saja di puja-puji banget, masih juga cantikan aku di lihat dari manapun, lebay banget sih ini orang pada, entar si kampungan tuh makin tinggi hatinya di sanjung-sanjung seperti itu,' gerutu Jihan di dalam hatinya.
siapa ya yg coba memeras Bu Retno