NovelToon NovelToon
Alpha Love Story : The Girl

Alpha Love Story : The Girl

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Dikelilingi wanita cantik / Anak Yatim Piatu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:59.7k
Nilai: 5
Nama Author: Septira Wihartanti

Devon merasa ia jatuh cinta pada gadis sebatang kara, setelah perjalanan cintanya dengan berbagai jenis wanita. Gadis ini anak jalanan dengan keadaan mengenaskan yang ia terima menjadi Office Girl di kantornya. Namun, Hani, gadis ini, tidak bisa lepas dari Ketua Genknya yang selalu mengamati pergerakannya. Termasuk pada satu saat, kantor Devon mengalami pencurian, dan terlihat di cctv kalau Hani-lah dalang pencurian tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hani, Office Girl Baru

Esok harinya,

“Permisi Pak Devon?” Evi, Kepala Unit HRD, mengetuk pintu ruangan Devon. Sambil menatap sinis ke arah Indri dan Lily yang sedang duduk di atas meja kerja dan pinggiran kursi Devon.

“Ya Mbak Evi?” tanya Devon sambil tersenyum ramah ke arah Evi.

“Saya mau mendiskusikan mengenai kandidat OB-OG yang kemarin di request bapak.”

“Yang lain bagaimana?” tanya Devon. Karena kantor mereka sangat luas dan banyak yang harus dibersihkan, jadi Devon berencana untuk menambah personel di bagian Janitor.

"Kalau Pak Zaki katanya tidak butuh, dia pakai OB yang biasa saja. Pak Reinhart bilang terserah saya saja. Pak Omar akan memilih setelah Pak Devon karena dia minta pertimbangan Pak Devon juga karena bagian legal kan banyak surat penting berserakan di ruangannya.”

“Oke, masuk.” Devon memberi perintah ke arah Evi. “Kalian keluar dulu ya.” Ia meminta dua wanita di sekitarnya untuk keluar dari ruangannya. Tentu saja dibarengi dengan protes semuanya.

“Yaaah, sayang, aku belum puas nih. Kan kamu-“

“Nggak dengar tadi saya ngomong?” potong Devon sambil mengetuk-ngetuk alas mejanya. Ia tidak cukup sabar kalau masalah perintah.

Dua wanita cantik itu menarik nafas dan tanpa banyak bicara segera keluar dari sana. Tak lupa mereka berjalan sambil melayangkan tatapan sinis ke arah Evi.

Evi si Kepala HRD, sudah biasa dijulid-tin.

Dan dia sudah ada di sini sejak para manajer muda ini masuk, jadi ia mengenal setiap individunya. Untuk Devon, ia lebih berhati-hati dalam memberi tindakan, karena langkah Devon sering tidak bisa diprediksi. Jadi jelas, Evi tidak akan sok-sok akrab kalau untuk menghadapi Devon.

Evi menyerahkan beberapa Map, namun salah satu Map ia tetap kepit di antara lengannya.

“Yang itu?” tanya Devon ke arah lengan Evi. Ke arah Map yang dikepit Evi.

“Oh, ini... tadi ada cewek ke gedung cari saya pas banget saat saya mau ke ruangan Pak Devon, dia kasih ini. Mana kertasnya bau, tulis tangan pula, amplopnya pakai amplop bekas yang kayaknya ia ambil dari tempat sampah. Dia tidak memiliki ijazah apa pun. Tulisannya juga acak-acakan. Mau melamar jadi Office Girl modal fotokopi KTP karena katanya dia butuh uang untuk makan.”

Butuh uang untuk makan...

Seketika pikiran Devon langsung ke kejadian kemarin.

“Coba sini.” Devon meminta amplop buluk itu.

Gadis Maling itu... mengambil sandwichnya. Untuk dia dan adiknya makan. Pikiran Devon langsung campur aduk. Dan  perutnya mual.

“Ironis ya melihat negeri ini banyak yang tidak punya pekerjaan untuk sesuap nasi.” Gumam Devon.

“Ya Pak, makanya saya tetap terima amplop itu. Mungkin saya bisa menjadikan dia ART di tempat kenalan saya atau kalau memang perangainya tidak bagus, saya nanti kasih dia duit saja. Dia lagi nungguin saya di tangga samping.”

“Dia nungguin kamu?!”

“Iya katanya mau tunggu saya.”

Devon menyambar kacamatanya dan membuka amplop bekas itu. Ada noda kecoklatan di pinggirannya dan bau sampah.

Di dalamnya secarik kertas dan fotokopi KTP yang sudah lecek. Kertasnya dari kertas bekas, dan ada tulisan tangan dengan pensil di baliknya. Tulisan cakar ayam khas anak SD yang belum bisa mengeja.

Tapi herannya, tutur bahasanya bagus.

“Dengan Hormat Pimpinan di tempat,” Devon membaca sambil berucap. Karena memang tulisannya sukar dimengerti. Hurufnya salah tempat semua. Degan homt Pimpiman di4.

“Nama saya Hani, usia saya 18 tahun, saya seorang pengangguran lulusan SD. Tapi saya butuh pekerjaan untuk menghidupi saya dan adik saya. Saya berencana akan bekerja sambil sekolah kalau saya bisa diberi kesempatan untuk bekerja di tempat Anda. Saya berjanji akan bekerja sepenuh hati.” Devon membaca surat itu dengan agak keras.

“Wow!” sahut Evi.

Devon mengangkat kepalanya, “Kamu belum baca isi suratnya?”

“Belum Pak.”

“Kata-katanya terstruktur ya, walau pun ejaannya banyak salah.”

“Anaknya cantik loh Pak, saya lihat sendiri. Putih bersih imut. Dia sampai berlutut ke saya waktu minta kerjaan. Makanya akhirnya saya ambil amplopnya. Sampai malu saya dilihatin orang-orang.”

“Cantik kok tidak punya pekerjaan...” gumam Devon.

“Jaman sekarang masih banyak loh pak yang mempertahankan prinsip untuk tidak terjun ke dunia gelap walau pun ia sangat lapar.” Kata Evi. Seketika Devon terdiam.

Iya juga ya, begitu pikirnya.

Walau pun kaum glowing zaman sekarang banyak yang menjual dirinya, baik itu lewat medsos dengan joget-joget memperlihatkan aurat, sampai ke yang terang-terangan open BO, namun insan yang seperti gadis ini seharusnya patut diacungi jempol. Tapi...

“Kita harus hati-hati juga ya Evi, siapa tahu memang dia memiliki jejak tidak baik yang sudah terkenal sehingga untuk mencari pekerjaan lain pun sudah tidak bisa.” Kata Devon sambil melepas kacamatanya. “Coba bawa ke sini, saya ingin bertemu. Kita nilai sama-sama.”

“Bawa ke sini Pak?” Evi terlihat terkejut. Ia tampak tidak yakin.

“Ya. Atau saya juga harus ke bawah?”

“Eeeh, tak usah Pak, saya bawa anaknya ke sini.”

“Evi, saat kamu bawa dia ke ruangan saya, biarkan dia masuk lebih dulu. Kamu halangi pintu dan kunci agar ia tidak kabur.”

“Kunci Pak?!”

“Iya... ada kemungkinan dia akan takut pada saya.” Devon tersenyum masam.

**

Dan benar...

Gadis itu masuk ke dalam area manajemen sambil melayangkan padangan ke kanan kiri atas bawah dengan ternganga. Mungkin dia baru kali ini melihat ruangan kantor seindah itu.

Hoodie abunya yang kumal dan celana kargonya yang baru disadari oleh Devon sebenarnya aslinya berwarna krem, bukan coklat. Saking banyaknya lumpur yang menempel jadi terkesan berwarna butek. Juga ukurannya kebesaran. Hoodie-nya kebesaran, celananya juga dilipat di bagian bawah. Entah dari mana ia ambil.

Akhirnya ketemu!

Devon hampir terlonjak kegirangan.

Gadis itu melepaskan tudung, rambut panjangnya yang kusam terlihat. Wajahnya yang putih juga nampak ada sedikit bercak debu di pipi.

Tapi selebihnya... ia sangat cantik.

Gadis semanis ini berkeliaran di jalan?

Dan masih baik-baik saja?

Devon bisa mencium bau pesing saat gadis itu masuk ke dalam.

Pria itu ingat saat kemarin ia tangkap, gadis ini sempat mengompol karena sangat ketakutan. Mungkinkah ia masih pakai celana kargo yang sama? Bisa jadi.

Benar saja, saat Gadis itu masuk ke ruangan Devon dan melihat pria itu berdiri di samping meja, ia Langsung berbalik dan berniat keluar.

Untungnya Evi langsung mengunci ruangan sesuai perintah dan pintu ruangan Devon menggunakan smartlock, jadi tidak bisa dibuka dengan cara biasa.

“Hai, Dek.” Sapa Devon.

Gadis itu, Hani, langsung bersujud di depan Devon.

“Bang! Saya mohon ampun Bang! Waktu itu saya khilaf karena sangat lapar jadi tanpa pikir panjang saya langsung ambil! Saya janji saya akan tobat Bang, kalau saya ditangkap adik saya makan apa Bang? Dia baru 4 tahun Bang!” seru Hani.

Dan gadis itu... benar-benar bersujud.

Sampai Evi terbelalak dan mundur saking canggungnya suasana.

“Bapak sudah pernah bertemu dia?” tanya Evi.

“Hm... iya. Karena kesalahpahaman sedikit.” Devon mengakui.

“Kesalahpahaman macam apa?”

Devon berpikir, kalau dia berkata yang sejujurnya, Evi pasti akan langsung mengusir gadis itu. Pencuri mana bisa dapat pekerjaan di kantor besar? Ketidakjujuran merupakan hal yang sangat fatal bagi track record seorang pegawai. Apalagi dengan kondisi latar belakang pendidikannya yang minim, posisi yang cocok untuknya adalah seorang Office Girl atau Janitor. Tukang bersih-bersih istilahnya. Ia akan datang paling awal dan pulang paling akhir. Pekerjaannya memungkinkan untuk keluar masuk berbagai ruangan.

Modalnya selain telaten adalah kejujuran.

“Saya pikir dia ambil hape saya, tapi ternyata hape saya jatuh di bawah meja.” Kata Devon akhirnya. Memang tidak menceritakan secara keseluruhan tapi juga tidak berbohong.

“Maksudnya ‘khilaf tanpa pikir panjang’ itu apa Pak?” tanya Evi selanjutnya.

Nggak bisa ya mau bohongin Kepala HRD, mainannya psikologis.

“Dia ambil sandwich saya, yang sudah tidak saya makan lagi.” Kata Devon.

“Astagaaa...” Evi terpekik sambil menutup mulutnya. “Kamu saking laparnya sampai makan sisanya Pak Devon?! Kasihan banget kamuuu!” seru Evi.

Devon diam.

Evi salah paham, jadi kesannya Devon yang jahat.

Hani mencoba meluruskan tapi Devon menggelengkan kepalanya.

“Pak Devon nggak marah kan waktu dia ambil sisa makan bapak? Kalau saya jadi bapak sudah saya belikan dia semangkok makanan yang baru.” kata Evi sedikit menekankan suaranya.

“Evi,” Devon merendahkan suaranya. “Kali ini kamu kelewat batas. Boleh tolong pergi dari sini dan tolong proses penerimaannya? Sekalian belikan dia baju baru.”

“Ah iya Pak Maaf.” Evi langsung salah tingkah.  “Jadi Hani diterima ya Pak?”

“Masa percobaan tiga bulan. Gaji setengah.”

“Oke, Pak makasih...” Evi langsung menunduk sambil cepat-cepat menarik Hani keluar ruangan.

“Dan, Evi.” Panggil Devon lagi.

“Ya Pak?” Kali ini Evi berbicara dengan suara pelan.

“Jangan coba-coba mengorek keterangan apa pun. Hani, kamu diam saja kalau ada yang tanya. Ngerti?”

Hani menarik nafas dengan wajah langsung tegang. “Baik Pak...” ia tercicit karena ketakutan.

Devon pun menatap kepergian dua perempuan itu, Namun ia sedikit memperhatikan Hani.

Gadis itu pincang.

Kemarin ia bisa lari secepat kilat, kalau pincang, ia tidak mungkin bisa kabur secepat itu.

Apakah ia pincang gara-gara Devon?

1
Nyenk Fateem
masih kasihan sebenernya sama jackson
Ita Putri
best-lah pokoknya....
Ita Putri
oalaaaaa Iyo rek ...laliiiii😁
Ita Putri
Baron apa ivander ya .....
Nurmala_Neen
wohoo..
Ummi Yatusholiha
ya ampyuuunnn itu perangkat komplek kok pada random sih madam,pecat aja lah 😄😄
emang ada ya pesugihan codot ngising 🤣🤣🤣
Wiwit Duank
gak ada bab yg receh²an Madam apalagi receh 100 an 200 an..ups 🤭
semuuuaaaa bab menyenangkan dan menghibur.makasih Madam 🥰🥰
lenong
receh nya sukaaa koq👍👍
Bakul Lingerie
heeet daaah.. 5juta doang, pelit amat Devon
Diedie
alah alesann 😁
Poethree Andrias
gpp mak meskipun receh tetep kita tunggu updatenya /Smile/
Emi Wash
recehmu menghibur hatiku jeng.....
semangat sehat selalu jeng septi....
Emi Wash
😂😂😂😂😂
Emi Wash
pelit luh pon ma calon bini, 5 jt mah enteng....
Emi Wash
codot ngising..... /Grimace//Joyful//Joyful//Joyful/
🥵🥵🥵
haduuuh ini udah maksimal lah Thor bagus gini bikin mood kembali ceria 🤣🤣🤣
🥵🥵🥵
astaghfirullah 🤣🤣🤣
🥵🥵🥵
biar pada sawan lah gak manfaatin Devon 😂🤣🤣🤣
🥵🥵🥵
😂😂🤣🤣🤣🤣
🥵🥵🥵
ini istri yg keberapa jadinya 😂😂
hilih moduus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!