Di Benua Tian Yuan, semua orang berlatih Dao Sihir hingga ke puncak, menjadi dewa abadi sejati. Itu telah di lakukan dari generasi ke generasi, tradisi yang orang semua percaya bahwa Dao Sihir adalah satu-satunya jalan menuju puncak keabadian.
Namun Jian Xin, pemuda sampah yang di anggap sebagai pemborosan oleh semua orang tiba-tiba muncul dengan Jalan Dao yang berbeda. Jalan Dao yang menantang langit, jalan Dao yang telah di tinggalkan semua orang. Yaitu Dao Pedang .....
Dengan hati Dao Pedang yang kuat, dia menempuh jalan yang lebih sulit dan menyakitkan dari orang lain. Semua untuk membuktikan bahwa Dao yang dia miliki bisa membawannya ke puncak!
Dalam perjalanan yang menyakitkan itu, dia tiba-tiba menemukan rahasia besar yang telah lama menghilang. Rahasia yang di tinggalkan oleh Dewa Dao pertama!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Soccer@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6 : Jalan Dao Pedang!
"Dao Pedang?" Jiang Xin mengerutkan kening, sambil menggeleng. Dia berkata. "Belum pernah mendengarnya!"
"Ya, jalan Dao Pedang telah lama hilang. Orang terakhir yang menempuh Jalan Dao Pedang adalah Jian De Zhufu, itu terjadi lima juta tahun yang lalu!" kata Shen Jian.
"Bagaimana dengan Jian De Zhufu? Apa dia berhasil? Apa dia menjadi praktisi Dao yang tak terkalahkan?" tanya Jiang Xin dengan ekspresi penasaran di wajahnya.
"Tidak." Shen Jian menggeleng, sambil menghela nafas dia berkata. "Jian De Shufu meninggal di usia 20 tahun karena tubuhnya tidak mampu menahan tekanan dari energi Dao Pedang."
"Apa?" Wajah Jiang Xin memucat, kemudian dengan tegas berkata. "Kalau begitu, aku tidak akan menempuh Jalan dao Pedang. Itu terlalu berbahaya, aku tidak ingin mati di usia muda!"
"Dengar! meski belum pernah ada orang yang berhasil mengelola Jalan Dao Pedang, bukan berarti kamu tidak bisa. Kamu adalah orang yang terpilih, orang yang di berkati oleh langit dan bumi. Dan apa kamu tahu, Jian De Shufu. Ketika dia berusia 18 tahun, dengan kekuatan Dao Master Awal, dia berhasil membunuh Dao Master Tinggi dengan satu tebasan pedang. Apa kamu tidak ingin memiliki kekuatan seperti itu?" ujar Shen Jian yang berusaha meyakinkan Jiang Xin.
"Tidak!" Jiang Xin menggeleng, kemudian tanpa ragu. Dia berbalik dan berjalan menuruni gunung.
Melihat ini, Shen Jian berseru. "Jian Xin, takdirmu adalah menjadi praktisi Dao Pedang. Jika kamu tidak menempuh jalan ini, kamu tidak akan pernah bisa membangkitkan Lautan Dao!"
"Maaf, tapi aku tidak ingin mengambil resiko. Masih ada banyak cara untuk membangkitkan Lautan Dao-ku!" Jiang Xin berjalan menuruni gunung dengan langkah tegas.
Melihat punggung pemuda yang menjauh, Shen Jian menghela nafas berat. Mata tuanya mendongak menatap langit lalu berkata dengan kecewa. "Apa benar-benar mustahil untuk menemukan pewaris terakhir Dao Pedang, apakah Jalan Dao Pedang akan benar-benar menghilang dari dunia ini?"
Di sisi lain, Jiang Xin yang menuruni gunung dengan cepat mencapai halaman belakang klan. Ketika dia masuk ke dalam halaman lewat pintu belakang, dia terkejut menemukan semua murid sedang berkumpul di alun-alun yang luas.
Karena penasaran, Jiang Xin berjalan mendekat. Ketika dia memasuki kerumunan, dia segera melihat kereta kuda yang terparkir rapi di depan halaman.
Pada saat ini, pintu gerbong kereta perlahan terbuka lalu dua kaki jenjang yang seputih giok mencuat dan menapak di tanah. Kemudian, di bawah tatapan semua orang. Seorang gadis cantik perlahan muncul dari dalam gerbong kereta.
Gadis cantik itu berdiri di sana dengan tenang, wajahnya yang belum dewasa menampilkan keindahan dan kepolosan alami seorang seorang wanita muda. Dan saat dia menatap kerumunan orang, pupil matanya yang bersih dan murni muncul seperti bunga peony yang indah. Rambutnya yang hitam panjang dan bergelombang tergerai indah di punggungnya, itu sangat kontras dengan gaun biru yang memamerkan lekuk tubuhnya. Dan begitu angin berhembus melewatinya, rambut hitam panjang itu akan berkibar-kibar seperti peri dalam lukisan.
Melihat gadis itu, kehangatan muncul di hati Jiang Xin. Dan pupil mata coklatnya menatap dengan penuh kasih sayang.
Ling Xue!
Dia adalah teman masa kecil Jiang Xin, karena klan Jiang dan Klan Ling memiliki hubungan yang baik. Ling Xue sering datang ke Klan Jiang untuk bermain, dan dia akan selalu mencari Jiang Xin setiap kali dia datang ke klan Jiang.
Jiang Xin sangat menyukai gadis ini, dia beberapa kali meminta ayahnya untuk mengikat pertunangan dengan Ling Xue. Namun ayah Ling Xue mengatakan bahwa Ling Xue masih terlalu mudah, dan dia akan memikirkannya saat Ling Xue tumbuh dewasa.
Sekarang Ling Xue telah berumur 17 tahun dan sudah memasuki usia yang cukup untuk menikah, jadi. Melihat Ling Xue sekarang, Jiang Xin merasa sudah waktunya membicarakan perasaan mereka.
Dengan pemikiran ini, Jiang Xin dengan senyum hangat di wajahnya mulai berjalan keluar dari kerumunan menuju Ling Xue berdiri.
Tindakan Jiang Xin dengan cepat di termukan oleh mata cantik wanita muda itu, jadi dia dengan tenang berbalik dan menatap ke arah Jiang Xin yang mendekat.
Semua orang di alun-alun juga segera menatap ke arah Jiang Xin, dan mereka tidak bisa membatu tetapi merasa cemburu di dalam hati. Itu karena mereka tahu bahwa Jiang Xin, si sampah pemborosan ini memiliki hubungan yang sangat dekat dengan dewi.
Dengan cepat, Jiang Xin sampai di depan Ling Xue. Kemudian, dengan senyum hangat di wajahnya. Jiang Xin berkata. "Xue'er, apa kamu datang untuk mencariku?"
Ling Xue mengangguk. "Iya, " ucapnya dingin.
Namun Jiang Xin sepertinya tidak menyadari perubahan sikap pihak lain, padahal itu telah di temukan oleh orang-orang di sekitar. Ini membuat mereka mulai berspekulasi.
"Bagus. " Jiang Xin tersenyum senang, kemudian tangan kananya terulur dengan niat menggenggam tangan pihak lain seperti yang biasa mereka lakukan sambil berkata "Ayo, mari kita bicara di puncak gunung! Ada yang ingin aku ... "
Namun kata terakhir Jiang Xin berhenti saat senyum hangat di wajahnya membeku, itu karena saat telapak tangannya akan menyentuh tangan pihak lain. Itu dengan cepat di tepis oleh gadis itu dengan kasar, membuat lengan Jiang Xin terhempas ke belakang.
Reaksi ini tentu saja memicu keheranan di hati Jiang Xin, lalu dengan ekspresi bingung. Dia bertanya. "Ada apa?"
Wajah Ling Xue sangat dingin saat ini, dan ketika dia mendengar pertanyaan Jiang Xin. Dia dengan acuh tak acuh berkata. "Jiang Xin, kamu pria sampah. Berhenti mengatakan bahwa aku ini adalah kekasih masa kecilmu dan membuat orang salah paham!"
Jiang Xin tertegun, namun dia berusaha untuk tetap tenang saat dia berkata dengah lembut. "Xue'er, bukankah kita memang kekasih masa kecil?"
"Huh. " Ling Xue mendengus, lalu dengan suara dingin. Dia berkata. "Jiang Xin, kamu berhenti bermimpi. Aku tidak akan pernah menjadi kekasih masa kecilmu, tidak di masa lalu dan tidak di masa mendatang. Orang yang akan menjadi laki-laki Ling Xue tidak boleh menjadi biasa!"
Mendengar ini, tawa mengejek segera terdengar di kerumunan orang. Lalu mereka dengan kejam mulai menghina Jiang Xin.
"Hehe, ternyata hanya sampah yang sedang bermimpi. Sungguh kasihan!"
"Jika aku jadi dia, aku sudah menggali lubang untuk bersembunyi."
"Sangat lucu membayangkan sampah klan yang berhayal untuk menikahi seorang dewi, hahahah."
Jiang Xin mengepalkan tangannya, wajahnya yang lembut berubah menjadi sangat dingin. Dan rasa sakit dari di permalukan oleh orang yang di cintai tidak ada bandingannya, dia tidak pernah menyangka bahwa gadis yang biasanya lembut dan hangat ini akan menjadi begitu kejam.
"Ling Xue." Jiang Xin menatap gadis di depannya dengan tajam, lalu dengan suara dingin. Dia berkata. "Kamu akan menyesali ini!"
Setelah mengatakan itu, dia dengan cepat berbalik dan meninggalkan alun-alun di bawah suara mengejek semua orang.
Melihat punggung pemuda yang menjauh, Ling Xue menggigit bibir bawahnya saat dia mencoba untuk menahan rasa sakit. Sambil menggeleng, dia bergumam. "Tidak, kamu tidak boleh goyah. Jiang Xin saat ini tidak lagi layak untukmu!"
Di sisi lain, Jiang Xin berlari menuju puncak gunung. Ketika dia melihat pria tua ilusi di atas batu, Jiang Xin dengan tegas dan penuh tekad berkata. "Pak Tua, aku berubah pikiran. Aku akan menjadi praktisi Dao Pedang!"