Istrimu Wanitaku

"Katakan yang jelas Nami, tidak mungkin Amora dan Kageo berhubungan intim itu tak masuk akal." Sergah Matthew.

"Om harus lihat ini, aku punya buktinya!.." Potong Nami, dengan tangan gemetar ia merogoh sakunya meraih handphone.

Wanita itu menunjukkan sebuah foto pada Matthew, Matthew memicingkan matanya merebut handphone Nami melihat foto dengan seksama.

Tampilan foto memang memperlihatkan dua sejoli yang tampak sedang memadu kasih, dan benar Matthew dapat mengenali jika itu kamar pribadi putranya Kageo. Namun Matthew tak yakin dengan wajah wanita dalam foto, itu tak seperti Amora karena sedikit kurang jelas siluetnya berbayang.

Matthew terdiam kepalanya pusing ia teringat dengan ucapannya terhadap Kageo sebelum keluar dari ruang CEO utama, mungkin ini cara Kageo melepaskan diri dari Nami dengan menyewa wanita bayaran dan itu tidak mungkin Amora.

"Sepertinya kau salah paham Nami." Matthew menyerahkan handphone.

"Nggak om! itu Amora, foto ini kurang jelas karena aku gemetar saat memotretnya!!." Pekik Nami masih sakit hati.

Matthew menoleh menatap ke arah Nami.

"Aku mohon om tolong percaya padaku, itu bukan wanita bayaran itu Amora!.." Lanjut Nami memohon dengan air mata yang sudah berlinang.

Matthew yang sedang sibuk dengan urusannya semakin pusing dengan kabar ini, ia mendekati Nami menepuk-nepuk pundak anak itu berusaha menenangkan. "Kau tenanglah, om akan tanyakan langsung pada Kageo."

"Om punya akses bisa mengeceknya lewat cctv.."

"Itu diluar kendaliku, Kageo punya hak untuk menjaga privasinya." Balas Matthew.

Nami sedikit kesal dengan respon Matthew. "Tapi aku tak bohong om, tolong usir wanita murahan itu!!."

"Akan ku bicarakan nanti, tenangkan dirimu."

"Baiklah om.." Nami yang menangis terisak sekarang sudah sedikit mereda, ternyata firasatnya benar dan sebentar lagi Amora akan disingkirkan sehingga tak ada siapapun yang bisa berdekatan lagi dengan Kageo selain Nami, wanita masa depannya!.

"Enyahlah kau Amora! hanya aku yang pantas untuk Kageo dan hanya anakku nanti yang berhak atas masa depan Matthew Dynamic!." Batinnya puas penuh kemenangan.

.

Indonesia..

Mansion Anggara.

Setelah makan malam selesai dan menghidangkan teh hangat untuk suaminya, mama Bella berniat beres-beres dan merapikan dua kamar anak-anaknya walaupun tanpa penghuni.

"Papa lanjut saja mama ke kamar Amora dan Kageo dulu."

"Tumben?." Timpal Anggara sambil meminum teh.

"Amora sebentar lagi pulang, mama mau beres-beres untuk menyambutnya sekalian juga sama kamar Geo." Jelas Bella, sesekali ia ingin beres-beres, tidak harus bibi pembantu mulu.

"Ya sudah." Anggara lanjut berkutat pada laptopnya.

Mama Bella masuk ke dalam kamar Amora, ia tersenyum saat mencium aroma putrinya itu. Senang rasanya Amora akan segera kembali sehingga bisa berkumpul lagi, Bella beres-beres merapikan penuh kasih sayang.

Sekitar 15 menit, Bella keluar dari kamar Amora. Kini ia beralih masuk ke dalam kamar Kageo.

Bella menatap sekeliling..

Kosong tanpa penghuni, putra satu-satunya yang tak pernah sedikitpun berpisah kini harus berjauhan akan takdir hidup yang mengubah.

Setelah bercerai, Matthew tak membiarkan Kageo lepas dari dirinya dan perusahaan. Sehingga waktu mereka sangat terbatas.

Bella mengunci pintu kamar, ia meraih foto Kageo yang terpajang. "Putraku, mama tak pernah berhenti menyayangimu."

Dirasa tak bisa menahan diri lagi, Bella meneteskan air matanya.

Kenapa rasanya tak adil? baik Kageo maupun Amora. Di masa jaya-jayanya dan dimana Amora masih butuh sosok ibu, mendiang Kaluna pergi meninggalkan dunia ini karena sebuah tragedi yang naas.

Begitu pun dengan Kageo, setelah berumah tangga bertahun-tahun melewati suka duka kehidupan, Matthew ketahuan selingkuh dengan wanita yang datang dari masa lalu. Sehingga mau tak mau Bella memilih untuk menggugat cerai dan membiarkan putra satu-satunya mereka mengalami fase perubahan hidup yang berbeda.

Bella menyeka air matanya. "Ini sudah takdir, jadi mari lupakan." Ucapnya dengan senyuman.

Setelah tenang, Bella mulai merapikan kamar putranya.

Melihat ada jas hitam Kageo yang tergeletak dekat sofa, Bella langsung menghampiri untuk mengambil. "Harusnya yang merapikan ini istrimu, ck ck kapan anak lanangku mau menikah?."

Jas itu diraihnya, selepas dari Jepang kemarin Bella memang membawa beberapa baju putranya untuk jaga-jaga jika ke Indonesia lagi.

Trekk!..

Dari dalam saku Kageo sesuatu terjatuh mengenai lantai. Bella menatapnya lama, sambil memicingkan mata Bella mengambil barang itu yang ternyata sebuah anting permata putih.

"Tunggu, bukannya ini milik Amora? kenapa bisa ada di dalam saku Kageo!?."

"Ah mungkin tertinggal? atau bisa jadi nyangkut."

Bella tak berfikir panjang dan memilih melanjutkan beres-beres, namun tiba-tiba seketika ia berhenti... "Kalau nyangkut berarti!!!?."

.

Bersambung