Nara harus sedia menjadi pemuas hasrat Kakak tirinya, mewujudkan semua keinginan jahat serta menyiksa dari Noah. Kehidupan Nara yang sempit serta tidak berdaya sangat Noah andalkan untuk membuat Nara menjadi miliknya.
"Hentikan, Kak.. hentikan semua ini!" teriak Nara disaat tubuh Noah terus berpacu menikmati setiap adegan panas yang terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madumanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31
Kedua mata tajam Noah menatap tajam kepada tangan yang saling berjabat itu, memuakkan sekali batinnya. Ingin sekali Noah menghajar pria yang telah berani menyentuh tangan Nara. Malah Noah memikirkan bagaimana caranya memberitahu Deni bahwa Nara adalah miliknya. Tida boleh disentuh sedikitpun apa lagi sampai diajak bicara.
"Nara, sarapan dulu. Nanti Kakak yang akan mengantarkan dirimu, kau maukan?" Tanya Deni, ia membantu Nara mengambil nasi goreng.
Pandangan mata Nara menuju Noah yang terlihat cuek saja memakan sarapannya. Bisa dikatakan jika Noah terlihat tidak perduli, sangat menyebalkan bagi Nara.
"Seharusnya Kakak marah disaat aku diperlakukan semanis ini oleh Deni, bukan malah diam seolah tidak tahu seperti itu." Nara terus mendumel didalam hati.
Noah menyudahi sarapannya karna meletakkan sendok dengan sedikit kasar, ia menenggak habis minum sembari melirik kearah Deni yang terus mengajak Nara berbicara. Noah juga melihat Nara yang tersenyum mendengar apa yang Deni katakan.
"Ayah, Noah pamit pergi.." ucap Noah, barulah fokus Nara tertuju pada Noah yang sudah berlalu pergi.
Ntah hal apa yang membuat Erlin tidak mengikuti, wanita itu katanya akan pergi ke Sekolah diantar supir saja. Tidak mau bersama Nara mengingatkan tidak mau menganggu Nara yang sedang pendekatan dengan Deni.
"Paman, Erlin juga pamit pergi ke sekolah.." Erlin menunduk hormat pada Clara dan Jack. Tidak lupa juga senyum mengejek kepada Nara yang terlihat tertekan dengan Deni.
"Kalian juga harus segera berangkat, jangan sampai Nara telat.." Ucap Jack yang mendapatkan anggukkan mantap dari Deni. Pria bertubuh jangkung itu mengajak Nara untuk berangkat.
Sebenarnya Nara tidak nyaman, ia takut tapi tidak bisa mengatakan semua itu kepada sang Ayah. Meskipun Noah yang selalu melecehkan dan melakukan tindakan yang tidak menyenangkan tapi tidak pernah Nara takut dengan pria itu. Malah Nara semakin takut dengan orang-orang seperti Deni, yang menatapnya penuh damba dan kekaguman.
"Ayo, Nara.." Ajak Deni, mungkin kesal sedari tadi Nara terus mengabaikan tangannya yang siap menggandeng. Jadinya Deni meraih tangan secara paksa untuk ia genggam, meskipun awalnya Nara memberontak tanpa diketahui oleh Jack. Tapi, Deni tetap memaksa. "Paman, kami pergi.. Aku janji akan menjaga Nara dengan baik, dia calon istriku." Deni berpamitan.
Kepergian Deni dan Nara mendapatkan perhatian khusus dari Clara, ia dapat merasakan jika Nara merasa tidak nyaman. Dapat dilihat dari raut wajah Nara yang terus menatap kearah Noah seperti meminta pertolongan.
"Ayah yakin jika Deni adalah lelaki yang baik?" Tanya Clara, ia memberanikan diri ikut campur.
"Deni anak yang baik, dia sudah cukup dewasa untuk menjaga Nara. Tidak seperti Noah yang_"
"Yang apa, Ayah? Kita saja tidak tahu kebenarannya apakah Noah benar-benar melakukan pelecehan pada Nara bukan?"
"Ma, kita tidak akan tahu karna omongan putra kita sendiri tidak bisa dipercaya. Tapi, kita bisa bertindak sebelum hal yang lebih buruk terjadi." Jack berusaha menjelaskan sisi pandangnya pada Clara.
"Tapi, Ayah.."
"Semua ini demi kebaikan Noah dan Nara, setidaknya mereka akan menjalani hidup masing-masing cepat ataupun lambat." Ucap Jack dengan sangat serius tidak terbantah, ia berlalu pergi menuju kamar tanpa menghiraukan Clara yang bingung harus apa menghadapi semua ini lagi.
Lain dengan Noah yang ternyata masih menunggu Nara dengan bersandar pada badan mobil mahalnya. Dari kejauhan ia mendengar suara sepatu Nara, ia sangat mengenali langkah kaki Nara maupun suara wanita itu. Noah sedikit bersembunyi di belakang mobil, ia ingin tahu hal apa yang dilakukan Deni kepada Nara disaat hanya berdua.
"Nara, tunggu.. kita masih memiliki waktu yang cukup banyak untuk berbicara hal pribadi." Ucap Deni, ia menghentikan langkah Nara. Wanita itu berusaha melepaskan tangan Deni yang terus menggenggam erat tangannya.
"Lepaskan tanganku dulu, Kak.." Pinta Nara, barulah Deni melepaskan tangan wanita cantik itu. "Sebaiknya kita segera berangkat, aku tidak mau terlambat karena_" Tubuh Nara secara tiba-tiba mundur karena Deni sangat dekat dengannya.
Terus mundur hingga Nara mentok di badan mobil Deni, ia menatap Deni penuh ketakutan.
"Aku ingin merasakan bibirmu, ayo lakukan sebentar saja!" Pinta Deni yang lebih memaksa sebenarnya, ia menarik tangan Nara agar tidak bisa pergi.
"Lepas, Kak!"
"Tidak akan sampai aku merasakan bibirmu, ayolah.. Jangan pelit, Nara. Sebentar saja.." Deni tetap memaksa, ia ingin mengecup bibir Nara tapi mendengar suara batuk seseorang.
Pandangan mata Deni mengarah pada sosok pria yang bernama Noah tengah berdiri santai menatap kearahnya. "Bahkan kau tidak bisa menahan diri bagaimana bisa kau menikah dengan Nara?" Ucap Noah, ia berjalan menuju Deni yang malah tidak takut aibnya sudah ketahuan.
Nara melepaskan tangannya dari cekalan Deni, berlari menuju Noah yang siap melindungi dirinya kapanpun. Deni geram melihat itu, ia ingin merebut Nara kembali tapi tangannya dipegang erat oleh Noah. Tidak hanya dipegang tapi juga hampir dipelintir oleh Noah hingga pria cabul itu sampai menjerit kesakitan.
"Pergi menjauh sekarang atau aku bisa melakukan hal tidak tertuga padamu!" Ancam Noah, ia menambah kekuatan karna Deni memberikan tatapan permusuhan padanya.
"Nara adalah miliku, Noah. Dia calon istriku, lebih berhak aku dari pada.... ahhhhh!" Deni tidak kuasa menahan sakit disaat Noah menambah kekuatannya memelintir tangan Deni. "Baiklah, aku lepaskan Nara hari ini padamu!"
Barulah Noah melepaskan siksaannya kepada Deni, ia mendorong tubuh Deni hingga tersungkur di tanah. Pandangan mata Noah mengarah pada Deni, ia menatap pria itu sangat tajam sampai Deni sendiri ketakutan.
"Ada suatu hal yang perlu aku koreksi, itu tentang yang kau mengatakan jika Nara adalah milikmu."
Noah menginjak kaki Deni sekuat tenaga sampai pria itu menjerit kesakitan, ia tidak mampu menarik kakinya dari pijakan mematikan Noah.
"Nara adalah milikku, tidak milik siapapun apa lagi dirimu. Mengerti?!"
BUGH
Noah melayangkan bogem mentah diwajah Deni yang memang sedikit tampan itu, merasa puas segera Noah mengajak Nara untuk pergi bersamanya.
"Sialan!" Maki Deni, ia menatap nyalang Nara yang sudah dibawa pergi oleh Noah. Sayangnya kedua kaki Deni sakit untuk berjalan sudah pasti tidak bisa mengejar Noah.
Mau mengadu pada Jack tidak mungkin, mengingat takut Nara melaporkan tentang dirinya yang meminta macam macam tadi.
tp saya bingung Nara itu saudara tiri atau adopsi??