NovelToon NovelToon
Air Mata Pernikahan

Air Mata Pernikahan

Status: sedang berlangsung
Genre:Aliansi Pernikahan / Kontras Takdir
Popularitas:23.9k
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

aku tidak tahu apakah pernikahanku akan berjalan sempurna atau tidak...

aku juga tidak tahu apakah aku mampu melewati pernikahan ini hingga akhir atau tidak...

hanya Tuhanlah yang tahu akhir kisah cinta pernikahanku ini...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Demi Tuhan

Sulaiman menggenggam erat lengan Alishba sembari menatapnya lekat.

Alishba masih menangis seusai mereka bercinta baru saja di bawah guyuran air pancuran mandi.

"Kau adalah budakku mulai hari ini hingga nanti !" kata Sulaiman.

Sulaiman menangkupkan telapak tangannya ke arah wajah Alishba dan mendekatkannya ke arah wajahnya.

"Lihat aku !" kata Sulaiman.

Alishba hanya menjawab dengan tangisan air mata, menggeleng pelan.

"Kau harus ingat bahwa dirimu adalah istriku dan aku berhak memiliki dirimu apapun itu alasannya, meski kau berusaha menolakku atau membenciku nantinya, aku tetap tak peduli", kata Sulaiman di dekat wajah Alishba.

"Ummm ?!" gumam Alishba tertekan saat wajahnya ditutupi oleh telapak tangan Sulaiman.

"Aku akan datang ke kamarmu setiap malam, dan kau harus melayaniku sesuai yang aku inginkan, hingga kau bisa melahirkan anak-anak buatku sebagai balasan budi, keluargaku menolong keluargaku", kata Sulaiman.

"Mmmmhhh ?!" gumam Alishba sembari beruraian air mata sedangkan wajahnya dipenuhi oleh telapak tangan Sulaiman.

"Lakukan apa yang aku inginkan ! Dan aku akan terus menindasmu sampai kau melahirkan anak-anakku sebagai balas budi karena keluargaku telah membantu keluargamu, kau paham, Alishba !" kata Sulaiman.

Sulaiman menatap tajam seraya menggemeretakkan geraham-gerahamnya.

"Ummmhf ?!" gumam Alishba sembari menggeleng lemah.

"Kau tidak bisa menolak permintaanku apapun itu bentuknya karena aku telah memilikimu, Alishba !" kata Sulaiman seraya menahan wajah Alishba dengan telapak tangannya kuat-kuat.

Sulaiman mendengus kasar lalu melepaskan tangannya, dan tak lupa mematikan kran pancuran yang sedari tadi mengguyur tubuhnya kemudian dia berlalu pergi dari dalam kamar mandi, meninggalkan Alishba sendirian.

Brak !

Pintu kamar terbanting keras saat Sulaiman melangkah pergi.

Alishba menangis sesenggukkan seraya duduk bersandar di bak mandi.

Tubuhnya menjadi lemas setelah Sulaiman bercinta dengannya.

"Hiks... Hiks... Hiks... !" tangisnya pecah. "Kau jahat sekali, Sulaiman !" bisik lirih Alishba.

Alishba mendekap tubuhnya erat-erat dengan kedua mata terpejam sedih.

Air mata terus turun membanjiri wajah cantik Alishba yang menangis tersedu-sedu.

"Kau jahat...", ucap Alishba terus beruraian air mata.

Alishba menunduk sedih dengan beruraian air mata.

"Kenapa kau lakukan ini, Sulaiman ?!" kata Alishba tanpa berhenti menangis.

Tubuh Alishba bergetar kuat, jiwanya berguncang sedih sedangkan sorot matanya mendadak kabur.

Alishba mulai merasakan berat di tubuhnya, menggigil kencang, sedangkan kepalanya pening akibat guyuran air pancuran yang turun ke atas kepalanya.

"Kau jahat, Sulaiman !" kata Alishba.

Alishba berteriak keras, mencoba meluapkan kesedihan dalam hatinya yang membuncah keluar.

"Aaaaakhhh !!!" jeritnya kencang.

...***...

Malam menjelang berganti pada hari ini, waktunya makan malam bagi Alishba dan Sulaiman.

Terdengar suara langkah kaki menuju ke arah kamar tidur Alishba.

"Nyonya !" panggil suara dari luar kamar.

Kamar diketuk pelan sebanyak tiga kali dari arah luar kamar.

Tok ! Tok ! Tok !

"Waktunya makan malam bagi anda dan tuan Sulaiman, dan tugas anda menemani tuan", kata suara dari arah luar kamar.

Alishba masih berbaring lemas, wajahnya memerah setelah lama menangis.

Pintu kamar diketok lagi sebanyak tiga kali tapi kali ini suaranya lebih keras dari ketukan sebelumnya.

Tok ! Tok ! Tok !

"Nyonya, apa anda sudah tidur ?" tanya suara dari balik pintu kamar tidur.

Alishba tidak bereaksi, terdiam murung di atas ranjang tidurnya, dan gambar bekas merah oleh ciuman Sulaiman masih jelas terlihat di setiap inchi bagian tubuhnya.

Tidak menjawab panggilan seseorang dari arah luar kamarnya, dia bersikap acuh, dan dia tidak menghiraukan panggilan suara itu.

Suara ketukan tidak terdengar lagi, sepertinya orang diluar sana telah pergi.

Suasana di dalam kamar tidur Alishba mendadak hening dalam sekejap saja.

Alishba menatap muram ke arah jendela kamar yang terbuka lebar, hanya ditutupi oleh tirai tipis yang melambai-lambai pelan tertiup angin luar.

Tatapan mata Alishba kosong, tidak ada lagi keceriaan tergambar pada pandangan matanya seusai dia bertemu dengan Sulaiman.

Air mata masih menggenang di pelupuk mata Alishba, wajahnya masih basah oleh bekas air mata yang sejak tadi turun derasnya.

Alishba menyeka sudut matanya yang berair, dirapatkannya kain selimut miliknya, hingga menutup seluruh tubuhnya yang menggigil kedinginan karena terlalu lama berada di bawah guyuran air mandi.

Wajahnya yang masih memerah terlihat dibalik selimutnya, dia berusaha memejamkan kedua matanya meski itu tidak mudah, dia lakukan.

Tap ! Tap ! Tap !

Suara langkah kaki terdengar cepat ke arah ruangan makan yang terletak di lantai bawah.

Seorang perempuan melangkah masuk ke dalam ruangan makan yang luas.

Terlihat barisan pria berpakaian jas hitam lengkap telah berdiri berjejer di dekat pintu masuk ruang makan.

"Maaf, tuan !" sapa seorang perempuan sembari menghampiri meja makan, dimana Sulaiman duduk disana.

Sulaiman mendongak cepat lalu menatap tajam.

"Ya, apa dia tidak membukakan pintu untukmu ?" sahut Sulaiman.

"Betul, tuan Sulaiman. Dan sepertinya nyonya Alishba telah tertidur pulas, sebab dia tidak mendengarkan suara ketukan pintu dari luar", kata perempuan bergaun blazer hitam yang berdiri di samping kursi makan, tempat Sulaiman duduk saat ini.

"Sepertinya dia sengaja dan menghindari waktu makan malam", kata Sulaiman sembari mengerutkan keningnya.

"Apa perlu saya memanggil lagi kesana ?" sahut perempuan itu.

Sulaiman menggeleng cepat seraya menggosok dahinya.

"Tidak usah, biarkan saja dia sesuka hatinya, tolong kau antarkan makan malam untuknya dan letakkan makanan itu di dalam kamar", kata Sulaiman.

"Baik, tuan Sulaiman", sahut perempuan berpenampilan elegan itu sembari memberi hormat sebelum pergi.

"Usahakan semuanya seperti biasanya, jangan sampai kehadiranmu mengganggu waktu istirahatnya", kata Sulaiman mengingatkan.

Perempuan cantik dengan blazer hitam itu terdiam sejenak, pandangan matanya terlihat serius lalu tersenyum tipis.

"Baik, tuan Sulaiman'', sahutnya seraya menganggukkan kepalanya tegas.

"Pergilah !" kata Sulaiman.

Perempuan berblazer hitam bergegas pergi dari ruangan makan sembari mendorong kereta makan yang telah disiapkan.

Sulaiman mengalihkan pandangan matanya kembali ke arah meja makan.

"Hufh ?!" gumamnya sambil mendengus keras.

Sulaiman melempar pelan garpu ditangannya ke atas piring makannya.

"Kenapa dia selalu bersikap seakan-akan aku yang bersalah padanya ?" kata Sulaiman.

Sulaiman memalingkan mukanya dengan kesal.

"Apa yang harus aku lakukan kepadanya, agar dia mengerti bahwa kami telah menikah ?!" kata Sulaiman.

Sulaiman terpejam sesaat lalu mendongak pelan.

"Siapkan aku makan malam !" perintahnya kepada seorang pelayan.

Sejumlah pelayan segera melayani makan malam untuk Sulaiman dengan cepatnya.

Sekejap saja, dimeja makan telah terhidang sejumlah aneka jenis hidangan makanan lezat yang menggairahkan selera.

Sulaiman segera memulai makan malamnya.

Terlihat dia menyantap makan malamnya dengan lahapnya bahkan tanpa memperdulikan apapun disekitarnya, gerakan tangannya sangat cepat saat garpu dan pisau makannya beradu keras di atas piring makannya.

Sulaiman menyelesaikan waktu makan malamnya dengan cepatnya seraya meraih kain berwarna putih dari atas meja makan lalu mengusapkannya ke arah bibirnya.

"Selera makan malamku tiba-tiba hilang, tidak ada kesenangan lagi saat makan malam", ucapnya.

Sulaiman menghela nafas pelan lalu mendongakkan kepalanya ke atas lagi.

"Demi Tuhan !" ucapnya hampir putus asa.

Sulaiman melemparkan kain yang ada ditangannya dengan asal ke atas meja kemudian beranjak pergi dari kursi makannya keluar ruangan makan.

Tak seorangpun berani menanggapi ucapan Sulaiman, orang-orang berpakaian setelan jas hitam yang berbaris di ruangan makan tadi, mulai mengikuti langkah kaki Sulaiman saat waktu makan malam selesai.

Sulaiman berjalan cepat menuju ke arah ruangan pribadinya yang terletak di lantai bawah rumahnya yang luas dan super megah itu.

1
Lina Zascia Amandia
Halo Kak Author, salam kenal. Itu like nya udah banyak, Kakak blm ajuin kontrak? Pdhl kayaknya lolos bab terbaik tuh likenya byk. Terus tadi sy lihat karyanya lumayan banyak dan ada banyak juga karya yg pop nya M M an. Boleh heran gak sih Kak, kenapa lencananya masih Silverqueen sama sprt sy sedangkan karya Kakak ada yg M M an popnya?
Lina Zascia Amandia: Ok Kak. Sama2.
Reny Rizky Aryati, SE.: gak apa apa juga... 🥲 tetap semangat juga ya 🌹
total 5 replies
Anonymous
pria tidak tahu malu, berdalih aliansi pernikahan tapi dia tidak tahu perasaan istri yang tersakiti, ini perundungan atas nama pernikahan, tepat sekali jika ini aliansi pernikahan yang berat sebelah
🌷💚SITI.R💚🌷
awal cerita penuh emosi..
Reny Rizky Aryati, SE.: 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Reny Rizky Aryati, SE.: air mata pernikahan, semoga tidak bosan mengikuti setiap babnya ya 🙏
total 2 replies
Anonymous
aduh iblis kepala ular nih, mana bisa cinta kek gini dipaksain, endingnya nanti sang istri binting trus anaknya dibawa pigi keluar rumah, normalnya nikah ma cowok kek gini, gak bakal dianya paham
🌷💚SITI.R💚🌷
nyimak dulu ceritay
Reny Rizky Aryati, SE.: thanks you semuanya atas dukungannya dan kesetiaannya pada thor thor 🎂
total 1 replies
Anonymous
gimana sich tuh laki buat gedeg saja, dah dibilang ma istrinya klo dia tidak menikah scr aliansi, buat high wa aja, mbaca nich crita !
Vania Andina
Baru sadar sekarang dan menyesal, apa yang ada di dalam otak manusia sekaleng Sulaiman nih ???
Anonymous
tudung lapis !
serem amat nikah kayak gini, thor !
aliansi pernikahan, gak ada tulus-tulusnya, gak ada cinta juga klo nikah seperti iniiii...
Vania Andina
aduh ular tangga nih thor
Reny Rizky Aryati, SE.: bukan, tapi orok orokan sawah, Vania 👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!