Jessica Adams harus mengalami hukuman selama enam tahun lamanya di dalam penjara karena dianggap lalai dalam mengemudi mobil, hingga menyebabkan seorang model bernama Natasha Linzky meninggal dunia.
Kekasih Natasha, Axel Ray Smith, menaruh dendam luar biasa hingga memaksakan sebuah pernikahan dengannya yang saat itu dalam keadaan lumpuh. Siksaan tubuh dan jiwa menyebabkan Jessica akhirnya mengalami trauma dan depresi, bahkan Axel menceraikannya dan membuangnya begitu saja tanpa mempedulikannya.
Namun yang tidak diketahui oleh Axel adalah bahwa ia telah menitipkan benihnya pada seorang wanita yang ia anggap sebagai musuhnya. Apakah masih ada benang merah yang mengikat keduanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pansy Miracle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TAK INGIN BERDEBAT
Pagi ini, Axel tak melihat keberadaan Jimmy di kediamannya. Hanya ada Eric saja di meja makan, karena mereka akan sarapan bersama.
“Di mana Jimmy?” tanya Axel.
“Ia belum pulang sejak kemarin, Tuan,” jawab Eric.
“Belum pulang?” Axel sedikit merasa aneh karena tak biasanya Jimmy pergi begitu lama dan tanpa kabar sama sekali.
Akhirnya Axel menyantap sarapan paginya bersama dengan Eric. Setelah itu ia langsung berangkat ke perusahaan.
Setibanya di perusahaan, para pegawai tampak menatap Axel dari atas ke bawah. Mereka cukup terkejut dengan keadaan Axel yang sangat berbeda. Atasan mereka itu sudah tidak duduk di kursi roda lagi dan bisa kembali berjalan.
Setelah ia meminta Jimmy membawa Jessica pergi ke luar kota dan membuangnya, Axel memang belum pergi ke perusahaan. Baru hari ini ia datang kembali dengan penampilan yang baru.
Saat tiba di lantai teratas, Axel melihat Jimmy yang sudah berdiri di depan pintu ruangannya. Axel sedikit menautkan kedua alisnya karena melihat Jimmy yang tak seperti biasanya.
“Kamu sudah di sini, Jim? Mengapa tidak pulang?” tanya Axel.
Jimmy pun membukakan pintu untuk Axel dan mereka masuk. Lalu Jimmy mengeluarkan sebuah amplop dan meletakkannya di atas meja, tepat di hadapan Axel.
“Apa ini?” tanya Axel.
“Surat pengunduran diri saya, Tuan,” jawab Jimmy.
Axel sungguh kaget dengan jawaban Jimmy. Bukan hanya Axel saja yang kaget, tapi juga Eric. Eric sudah terbiasa berbagi tugas dengan Jimmy dan tak menyangka bahwa Jimmy mengambil keputusan seperti ini dengan tiba-tiba.
“Apa ada sesuatu yang tidak kamu sukai di perusahaan, Jim? Katakan padaku,” ujar Axel.
“Tidak ada, Tuan. Ini hanya masalah keluarga yang harus kuselesaikan,” kata Jimmy.
“Masalah keluarga? Keluargamu yang mana, Jim? Kamu sudah tidak memiliki siapa pun dan bukankah kamu baru pergi ke makam kedua orang tuamu kemarin?”
Jimmy diam karena ia masih berpikir, alasan apa lagi yang harus ia katakan pada Axel. Jika masalahnya gaji, Axel pasti akan menaikkan gajinya. Jadi hanya masalah keluarga yang terpikirkan oleh Jimmy. Selain itu, Lexy dan Gia tidak mengijinkan Jimmy mengatakan apa yang sebenarnya terjadi.
“Keluarga dari Daddy saya, Tuan. Mereka menginginkan saya kembali karena mereka ingin menikahkan saya dengan seorang wanita, sesuai wasiat yang ditulia oleh Daddy saya,” kata Jimmy pada akhirnya.
“Menikah? Kamu akan menikah?”
“Ya, Tuan. Jadi saya harus kembali.”
“Kamu bisa menikah lalu kembali ke sini untuk bekerja. Aku tidak masalah jika kamu ingin mengajukan cuti,” kata Axel.
“Maafkan saya, Tuan. Namun setelah menikah nanti, saya akan ikut dengan istri saya dan tinggal bersamanya di negara lain.”
Jimmy semakin merutuki dirinya sendiri karena semakin lama jawaban yang ia berikan semakin ngelantur ke mana-mana.
Axel menghela nafasnya pelan kemudian menatap Jimmy, “kamu tak ingin memikirkan hal ini lagi, Jim?”
“Tidak, Tuan. Saya sudah yakin dengan keputusan yang saya ambil,” kata Jimmy.
“Baiklah,” Axel akhirnya menandatangani surat pengunduran diri tersebut dan memberikannya kembali pada Jimmy.
“Apa saya perlu mencarikan asisten baru lagi untuk menggantikan saya, Tuan?” tanya Jimmy.
“Tidak perlu. Aku hanya memerlukan Eric saja. Ia sudah mengetahui semua pekerjaanmu dan kurasa itu sudah cukup,” jawab Axel.
Hari itu, Jimmy menghadap bagian HRD untuk memberikan surat pengunduran dirinya yang telah ditandatangani oleh Axel. Hampir seluruh pegawai perusahaan mengetahui hal itu dan merasa kaget. Mereka sangat menyayangkan keputusan Jimmy yang melepaskan pekerjaannya.
**
“Kamu sudah siap berangkat, Jim?” tanya Lexy.
“Sudah, Tuan. Saya siap.”
“Baiklah, kita akan berangkat besok pagi. Aku dan Gia akan menemani kalian berangkat. Setelah itu, iatriku yang akan menemani Jessica, sementara aku akan kembali ke sini dan mengawasi kedua putraku, terutama Axel.”
“Baik, Tuan. Saya akan mempersiapkan semuanya.”
“Pergilah.”
Jimmy pun kembali ke kediaman Axel untuk membereskan semua pakaian dan juga barang-barang miliknya. Ia melakukan semua itu sebelum Axel kembali dari perusahaan bersama dengan Eric.
Dengan menggunakan sebuah taksi online, Jimmy pergi menginap di sebuah hotel di dekat bandara. Besok pagi-pagi sekali, pihak rumah sakit jiwa akan mengantarkan Jessica langsung ke bandara dan mereka akan pergi dengan menggunakan pesawat pribadi.
**
“Dad?!” Axel terkejut ketika Lexy datang mengunjunginya di perusahaan.
Ia memang belum sempat menemui Daddynya itu karena begitu sibuk dengan balas dendamnya pada Jessica.
“Kamu sudah bisa berdiri?” tanya Lexy tanpa rasa terkejut sedikit pun. Hal itu karena Jimmy telah menceritakan semuanya.
“Ah Dad, aku sudah sembuh. Ini semua berkat terapi yang dilakukan bersama dokter setiap bulan,” jawab Axel.
“Lalu mengapa kamu tidak memberitahukan pada Daddy dan Mommy? Apa kamu ingin menyembunyikannya dan membuat Mommymu terus bersedih dengan keadaanmu?”
“Bukan begitu maksudku, Dad. Aku belum sempat menemui Dad dan Mom. Banyak pekerjaan yang harus kuselesaikan,” kata Axel beralasan.
Lexy sengaja menemui Axel di perusahaan agar Jimmy bisa mengatur keberangkatan mereka besok pagi. Lexy sungguh tak menyangka bahwa putra sulungnya, yang begitu penyayang, bisa melakukan hal yang begitu kejam pada seorang wanita.
Putra sulungnya ini bahkan menikah diam-diam dan bercerai begitu saja, seperti tak ada sesuatu yang terjadi.
“Apa hari ini kamu akan menemui Dad dan Mom jika Daddy tidak datang ke sini dan melihat bahwa kamu sudah bisa berjalan lagi?” Lexy sebenarnya sangat senang melihat kesembuhan putranya, tapi hatinya masih sakit dan ia dipenuhi oleh amarah.
Bagaimana bisa putranya yang ia besarkam dan penuh kasih sayang, menyakiti seirang wanita. Bukankah Mommynya juga seorang wanita?
“Aku memang berencana menemui Dad dan Mom hari ini, sepulang bekerja. Hanya saja aku sedang menghadapi sedikit masalah,” kata Axel.
“Masalah apa?” tanya Lexy, meskipun ia sudah tahu bahwa masalah Axel adalah karena Jimmy yang mengundurkan diri secara tiba-tiba.
“Jimmy mengundurkan diri,” jawab Axel.
“Mengundurkan diri?” Lexy berpura-pura kaget, tapi sebetulnya ia sangat berterima kasih pada asisten pribadi putranya itu karena telah menceritakan semua kebenaran padanya.
Jimmy bisa saja tetap menyembunyikan semuanya, namun sepertinya rasa kemanusiaan serta empatinya tergerak oleh seirang wanita bernama Jessica.
“Kalau begitu Dad pulang saja. Tak ada gunanya juga Dad di sini, sepertinya kamu sedang sibuk dan pasti tak mengharapkan kedatangan Dad.”
“Hari ini aku memang akan sibuk sekali, Dad. Tapi besok aku berjanji akan menemui Dad dan Mom,” kata Axel.
“Tak perlu! Kamu tak perlu datang, karena Dad dan Mom akan pergi berlibur. Dad ingin membawa Mom berkeliling Eropa,” kata Lexy.
“Dad dan Mom akan pergi? Mengapa tiba-tiba dan tak memberitahuku?” tanya Axel.
“Apa dengan memberitahumu, kamu akan ikut dengan kami? Sudahlah, Dad tak ingin banyak berdebat. Sebaiknya kamu memikirkan apa kamu memiliki suatu kesalahan hingga membuat Jimmy mengundurkan diri?”
Ucapan Dad Lexy membuat Axel terdiam. Ia tampak mulai berpikir, apa ia memiliki kesalahan pada Jimmy yang mungkin membuat asisten pribadinya itu sakit hati.
🌹🌹🌹
terimakasih ya kak, 👍👍👍👍👍😍😍😍😍
kalo mau nggak enak. mending skip wae... terus ngorok atw ngrumpi...
kasian othor, nggak gampang lho🤭