Karena hutang ayahnya, Ervina terpaksa menikah dengan seorang CEO yang terkenal dingin, kejam dan tak tersentuh. Kabarnya sang CEO tidak bisa melupakan mantan istri pertamanya.
Narendra Bimantara, Seorang CEO yang membenci sebuah pernikahan karena pengalaman buruk di masa lalu. Namun, karena putri semata wayangnya yang selalu meminta Ibu, Naren terpaksa menikahi Ervina sebagai pelunas hutang rekan kerjanya.
Namun, Naren tak pernah berfikir menjadikan Ervina istri sungguhan, dia berfikir akan menjadikan Ervina baby sister putrinya saja.
Dan membuat perjanjian pernikahan dengan Ervina.
Ikuti kisah IPHMDK
karya Roro Halus.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roro Halus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20. Apa aku menginginkan anak ini?
"Kamu kenapa?"
"Anakku! Arhhh, S—sakit!" rintih Ervina tidak tahan dengan sakit luar biasa yang melilit perutnya...
Deg!
Mendengar rintihan Ervina dengan darah yang mengalir deras sambil meremas perut membuat jantung Naren berdetak kencang, 'Jangan-jangan!'
Tanpa banyak bicara, Naren yang kebetulan tidak melepas celananya hanya tinggal menarik resleting dan juga menaikkan celana dalam Ervina.
Digendongnya Ervina sambil berlari menuju bawah, Ervina semakin kesakitan dan itu sukses membuat Naren panik.
"Jalan, Pak, Cepat!" teriaknya pada pak supir setelah masuk ke dalam mobil.
"Shhtt, Bertahan, Nak!" lirih Ervina dengan bulir air mata yang jatuh, benar - benar tak bisa lagi menahan air matanya kala membayangkan janin yang ada di perutnya harus pergi.
Ervina baru tau jika dirinya hamil satu minggu terakhir, maka dari itu dia jarang bisa tidur memikirkan nasib anaknya yang pasti tidak diinginkan oleh suaminya.
Namun anak itu membuat hati Ervina menghangat, karena Ervina merasa tidak akan sendiri lagi.
Deg!
ucapan lirih Ervina mampu membuat jantung Naren diliputi perasaan tak menentu, takut, khawatir, sedih dan penuh tanda tanya.
[Anakku? Bertahan, Nak?] ucapan Ervina itu terus berulang di kepala Naren hingga mereka sampai di rumah sakit, dan dengan cepat Naren membawa Ervina menuju UGD.
Tak perduli baju, celana, dan tangannya sudah penuh dengan darah yang terus keluar dari inti tubuh Ervina.
"Dokter, Tolong!" teriak Naren.
Melihat itu, dokter dengan cepat langsung membawa Ervina menuju spesialis kandungan, karena pendarahan Ervina sudah sangat banyak..
Setelah meletakkan Ervina di bangkar tempat tidur, Naren berdiri di tempatnya sambil terus menatap perut Ervina, "Segera periksa, Dok!"..
"Mohon tunggu diluar!" pinta dokter itu.
"Tidak! Saya suaminya! Cepat periksa!" kesal Naren melihat dokter itu tak kunjung menangani istrinya yang jelas-jelas sudah kesakitan.
Dokter itupun mengalah karena melihat keadaan pasien yang mulai tidak baik-baik saja, setelah mendengar isi perut Ervina dengan alatnya, dokter itu membuka paha Ervina yang mulai memeriksa di bawah sana.
"Sakit, Dok, selamatkan anak saya!" lirih Ervina di ambang kesadarannya.
Deg!
Anak saya!
Naren tampak sedikit menarik nafas, 'Jika Vina hamil, lalu siapa ayahnya bayi ini? Saat aku menyentuhnya dia masih perawan, dan jelas aku mengeluarkan di luar!' batin Naren.
Setelah hampir satu jam dokter itu membersihkan tubuh Ervina, "Istri Anda hanya tertidur, dia butuh banyak istirahat dan usahakan jangan sampai banyak pikiran ya, Pak! Dan satu lagi, jangan terlalu sering berhubungan!" ucapnya karena saat membersihkan darah masih jelas tertinggal benih Naren disana.
"Istri saya hamil?" tanya Naren.
Dokter itu mengangguk, "Apa Bapak mau di USG? biar bisa lihat adeknya!" tanya Dokter itu yang melihat Naren seperti baru mengetahui.
Sontak Naren mengangguk.
Dokter itu membuka kembali perut Ervina dan mengoleskan gel lalu mulai menempelkan probe dan bergerak menjadi janin sebesar biji kacang kedelai itu...
"Ini kantungnya, Pak! Ada dua tapi yang satu tidak berkembang!" ucap dokter itu membuat Naren mengernyitkan dahi, "Maksud Dokter?"
"Harusnya kembar, tapi yang satu tidak berkembang jadi tinggal satu saja, ini lo pak yang gak ada kacang ijonya gak berkembang yang ada ini calon jabang bayi, Bapak!" jelas dokter.
"Berapa usia kandungan istri saya?" tanya Naren.
Dokter itu kemudian menoleh pada Naren, "Jika dilihat dari ukuran janin sudah memasuki minggu ke 16, sekitar dua bulan setengah, Pak!" jawabnya
Deg!
"Jelas-jelas aku menyentuhnya dua bulan lalu dan masih virgin!?" gumam Naren.
Dokter itu tersenyum, "Pengantin baru, sering-sering cek ya, usia kehamilan bukan dihitung dari tanggal bapak dan Ibu berhubungan suami istri, namun dihitung dari hari terakhir haid istri bapak, Pak!" jawabnya.
"Jadi, bisa jadi Ibu terakhir haid dua bulan setengah yang lalu!" lanjutnya.
"Apa mungkin dokter, sudah dikeluarkan di luar tetap hamil?" tanya Naren mulai bisa mencerna keadaan mendadak ini.
"Sebelum sperma keluar, biasanya akan mengeluarkan cairan semen, Pak, atau ada percikan yang masuk dulu sebelum sempat di tarik, jadi sangat mungkin hamil walau sudah dikeluarkan di luar, Pak!" jawab dokter itu.
Naren hanya bisa mengangguk sambil mencoba memahami keterkejutannya.
Hingga dokter itu keluar dari ruangan itu, dan Naren menggerakkan tangannya pelan menuju perut Ervina.
Deg!
Ada hangat tersendiri di dalam hatinya saat menyentuh calon anak itu, "Bagaimana bisa!" gumamnya lagi.
Naren hanya bisa duduk di kursi sebelah Ervina sambil terus menyentuh perut yang membuat hatinya bergetar itu, "Anakku?" gumamnya tak percaya.
Tak pernah ada dalam bayangan Naren jika akan memiliki anak dari Ervina, istri yang sangat tidak dia inginkan namun juga menghantuinya dua bulan ini.
Setelah siang pertama itu, Naren begitu terkejut karena telah membobol gawang istrinya, istri yang dia anggap sebagai baby sister anaknya lebih tepatnya.
Pergi dengan emosi dan memilih tidur di perusahaan, karena amarah yang membuncah dalam dirinya.
Namun, sekaligus membuat Naren terus membayangkan nikmatnya mereguk nirwana bersama sang istri, hingga kepalanya dipenuhi adegan dan tubuh Ervina.
Hampir gila!
Naren merasa hampir gila saat bayangan orang yang dia benci memenuhi otaknya!
Hingga Naren memutuskan untuk tidak pulang dan mencoba membuang bayang-bayang Ervina yang masih dia benci.
Berbagai cara dia lakukan sampai bermain wanita, untuk melupakan kenangan dengan Ervina, namun tak pernah berhasil, nyatanya adek kecilnya tak pernah bisa berdiri walaupun bertemu dengan berbagai macam bentuk aset kembar, termasuk yang kata Ervina hampir meletus itu!
Saking besarnya!
Naren frustasi membuang bayang-bayang Ervina!
Dan akhirnya, rasa itu semakin tak karuan, saat hari ini Ervina dengan tiba-tiba mendatanginya, jantungnya juga berdebar kala melihat Ervina untuk pertama kali setelah siang pertama itu.
Namun, ego masih menguasai dirinya! hingga terjadi adu mulit.
Dan Naren lagi - lagi tak bisa menahan diri untuk tidak menikmati tubuh sang istri sekali lagi, namun justru kejadian besar yang dia terima.
Istrinya hampir saja keguguran karena dirinya!
Istri? rasanya Naren masih sangat gengsi mengucapkan kata itu.
Namun bayinya? Naren kembali meraba perut Ervina, 'Apa ini? Getaran apa yang meluluhkan hatiku!' batin Naren.
Sontak Naren tidak bisa menahan getaran hati seolah sangat terikat dengan janin sebesar kacang ijo itu, dan Naren menunduk untuk mencium bagian bawah perut Ervina.
Cup!
Dengan kegalauan yang luar biasa, Naren tetap tidak bisa melepaskan tangannya pada perut Ervina, ikatan batin seorang ayah pada anaknya memang tak bisa dihapus.
Walaupun sebenci apapun sang Ayah dengan Ibu yang mengandung anaknya.
'Apa yang harus aku lakukan? Apa aku benar-benar menginginkan anak ini? Atau aku harus menggugurkan kandungan ini mumpung masih kecil?' batin Naren.
Bersambung...
Huft!
sangat menguras energi nulis sambil emosi ini
like, komen, vote dan gift ya biar author semangat 🤣😍❤
pasti kelakuan nya si Candra itu