NovelToon NovelToon
HEROES RETURN

HEROES RETURN

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Zen Vessalius

Zen Vessalius adalah nama yang pernah menggema di seluruh penjuru dunia, seorang pahlawan legendaris yang menyelamatkan umat manusia dari kehancuran total. Namun, waktu telah berubah. Era manusia telah berakhir, dan peradaban kini dikuasai oleh makhluk-makhluk artifisial yang tak mengenal masa lalu.

Zen, satu-satunya manusia yang tersisa, kini disebut sebagai NULL—istilah penghinaan untuk sesuatu yang dianggap tidak relevan. Dia hanyalah bayangan dari kejayaan yang telah hilang, berjalan di dunia yang melupakan pengorbanannya.

Namun, ketika ancaman baru muncul, jauh lebih besar dari apa yang pernah dia hadapi sebelumnya, Zen harus kembali bangkit. Dengan tubuh yang menua dan semangat yang rapuh, Zen mencari makna dalam keberadaannya. Mampukah ia mengingatkan dunia akan pentingnya kemanusiaan? Atau akankah ia terjatuh, menjadi simbol dari masa lalu yang tak lagi diinginkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zen Vessalius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 9 HUBUNGAN KITA

Hari itu, udara di sekitar Kastil Lumoria terasa lebih cerah daripada biasanya. Angin lembut berhembus melalui jendela terbuka, membawa aroma segar dari kebun yang rimbun di luar. Zen dan Selvina duduk bersama di ruang makan, suasana pagi yang damai menyelimuti mereka. Namun, ada satu hal yang masih menggantung di antara mereka—belum ada keputusan resmi mengenai hubungan mereka yang sebenarnya.

Zen menghela napas, melihat Selvina yang tampaknya sedang memikirkan sesuatu. Mereka berdua sepakat untuk menyembunyikan hubungan mereka sementara waktu, terutama dari Eryon yang sering kali usil dan penuh perhatian terhadap mereka.

Namun, seperti yang sudah diperkirakan, Eryon tampaknya sudah mulai curiga dengan tingkah laku mereka. Hari itu, ia tampak lebih menggoda dari biasanya, dengan tatapan yang cerdas dan senyum yang sulit disembunyikan. Eryon tidak tahu kalau Zen dan Selvina sudah menjalin hubungan, dan Zen bisa merasakan hawa penasaran yang dipancarkan oleh sahabatnya itu.

"Jadi... kapan kalian akhirnya memberi tahu kami, hmm?" Eryon bertanya dengan senyum nakal, meskipun ia masih berpura-pura tidak tahu. "Aku bisa merasakan ada yang berbeda di antara kalian berdua," tambahnya dengan suara berbisik, seolah-olah ia memiliki rahasia besar.

Zen menatap Eryon dengan sedikit kebingungan. "Apa maksudmu? Kenapa kamu begitu serius dengan hubungan kami?" Zen bertanya, sedikit terkejut dengan perhatian Eryon yang begitu intens terhadap kehidupan pribadi mereka.

Selvina yang duduk di samping Zen, menghela napas pelan. Dengan sedikit ragu, ia menjawab, "Eryon sudah lama mengetahui banyak hal tentangku. Dia adalah... ayah angkatku."

Zen tertegun mendengar pengakuan itu. Selama ini, ia tidak pernah tahu bahwa Eryon dan Selvina memiliki hubungan yang begitu dekat. Eryon, yang tampaknya selalu bertindak seperti seorang sahabat dan pelindung, ternyata sudah lebih seperti seorang keluarga bagi Selvina.

"Iya," Selvina melanjutkan, menatap Zen dengan tatapan lembut. "Eryon sudah membesarkanku sejak aku masih kecil. Dia yang mengajari aku banyak hal, termasuk bagaimana cara bertahan hidup di dunia ini. Itulah sebabnya dia selalu hadir saat aku ada."

Zen mendengar penjelasan itu dengan serius, dan ia merasa lebih mengerti sekarang mengapa Eryon begitu peduli terhadap hubungan mereka. Bukan hanya sebagai sahabat atau pelatih, tetapi sebagai seseorang yang telah melihat dan membimbing Selvina sejak dulu.

"Jadi, kamu benar-benar menganggap Eryon seperti ayahmu?" Zen bertanya, mencoba mencerna apa yang baru saja ia dengar.

Selvina mengangguk. "Aku tidak pernah memiliki orang tua kandung, Zen. Eryon yang mengisi kekosongan itu. Itulah mengapa dia selalu mengawasi apa yang terjadi dalam hidupku, terutama jika itu menyangkut orang lain."

Zen mengerti sekarang, dan rasa hormatnya kepada Eryon pun semakin besar. "Aku... aku mengerti sekarang. Maafkan aku jika aku terlalu terburu-buru."

Eryon yang mendengarnya tertawa kecil. "Kalian tidak perlu merasa canggung. Aku hanya ingin memastikan kalian berdua benar-benar siap dengan apa yang akan datang. Terkadang, aku hanya usil untuk melihat bagaimana kalian berdua akan bertindak."

Mereka semua tertawa ringan, menyadari bahwa meskipun banyak yang harus mereka hadapi, ikatan antara mereka bertiga semakin kuat. Hari itu, mereka memutuskan untuk memberi tahu publik tentang hubungan mereka. Setelah perbincangan yang lebih matang, akhirnya Zen dan Selvina merasa siap untuk membuka hati mereka kepada seluruh Lumoria.

Sambil menikmati makan siang, mereka berdiskusi tentang bagaimana mereka akan mengungkapkan semuanya, dengan Eryon yang terus menggoda mereka di sepanjang percakapan, tak pernah benar-benar serius. Dan walaupun tantangan akan datang, mereka tahu bahwa mereka tidak akan menghadapinya sendirian.

Setelah makan siang yang santai, Zen dan Selvina mulai merencanakan aktivitas yang sudah mereka siapkan sejak beberapa hari sebelumnya. Mereka berdua duduk di meja besar, mengeluarkan kertas dan pena untuk membuat daftar barang yang perlu dibeli. Zen menatap Selvina dengan penuh perhatian, sementara Selvina sendiri terlihat fokus pada daftar yang mereka buat bersama.

"Kita mulai dengan pakaian terlebih dahulu," ujar Zen sambil mencatat sesuatu di atas kertas. "Pakaian untuk acara nanti, yang pasti elegan dan sesuai dengan acara besar yang akan kita buat."

Selvina mengangguk setuju. "Benar. Kita perlu yang istimewa, karena hari ini akan sangat berbeda dari biasanya. Orang-orang tidak akan tahu apa yang akan terjadi."

Mereka berdua saling bertukar pandang dan tersenyum, mengetahui bahwa rencana ini sudah mulai berjalan lancar. Meskipun banyak hal yang perlu dipersiapkan, mereka merasa sedikit bersemangat dengan kejutan yang akan mereka berikan kepada seluruh masyarakat Lumoria.

Selanjutnya, mereka beralih ke perhiasan. "Kita harus memilih yang paling indah," kata Selvina sambil menulis catatan tentang berbagai jenis perhiasan yang bisa mereka pilih. "Sesuatu yang tak hanya menunjukkan status kita, tetapi juga betapa pentingnya hari ini bagi kita berdua."

Zen mengangguk, dan kemudian melanjutkan dengan mencatat tentang undangan. "Kita juga perlu membuat surat undangan. Semua penguasa dan pemimpin dari berbagai daerah harus diundang. Ini akan menjadi hari yang penuh makna."

Dengan cermat mereka menyiapkan rencana, memilih apa yang harus dibeli, dan memastikan bahwa semuanya akan dilakukan dengan sempurna. Tidak ada yang boleh mengetahui persiapan ini sebelumnya—mereka ingin kejutan ini menjadi momen yang tak terlupakan untuk seluruh penghuni Lumoria.

Malam itu, mereka berdua memutuskan untuk pergi berbelanja ke pasar terbesar di Lumoria, sebuah tempat yang terkenal dengan segala barang mewah dan langka. Semua persiapan untuk hari yang penting sudah siap, dan keduanya tidak sabar untuk segera mulai. Namun, mereka masih menjaga rahasia ini dari publik—biarkan dunia terkejut ketika saatnya tiba.

Selvina berbisik pada Zen dengan senyum tipis di wajahnya, "Apa kamu yakin kita bisa menjaga semua ini dari Eryon?"

Zen tertawa ringan. "Eryon mungkin akan curiga, tapi kita bisa menghadapinya. Ini untuk kita, Selvina. Untuk Lumoria."

Mereka berdua kemudian bergegas menuju gerbang kastil, siap untuk memulai perjalanan mereka dan menyiapkan kejutan besar yang akan mengguncang kerajaan.

Pagi itu, suasana di Lumoria dipenuhi dengan kehangatan matahari yang cerah. Penduduk mulai membuka pintu rumah mereka untuk memulai aktivitas harian, namun sesuatu yang tidak biasa menanti mereka. Sebuah surat indah dengan desain megah tergeletak rapi di depan pintu masing-masing. Warna emas yang menghiasi pinggiran kertas, serta segel kerajaan dengan ukiran nama Zen Vessalius dan Selvina Aelthor, membuat hati mereka berdebar penasaran.

Seorang wanita muda yang memungut surat itu berseru, "Apa ini? Surat dari istana?" Tak lama kemudian, suara kekaguman dan bisikan penuh antusiasme memenuhi seluruh jalanan.

Ketika penduduk membuka surat tersebut, mereka membaca dengan mata berbinar:

"Hari ini, kami mengundang seluruh penghuni Lumoria untuk menyaksikan momen bersejarah di kastil. Zen Vessalius, Raja Lumoria, dan Selvina Aelthor akan mengikat janji sebagai pasangan yang sah. Mari bergabung dalam perayaan ini dan berbagi kebahagiaan bersama kami."

Reaksi mereka beragam, namun semuanya dipenuhi dengan kegembiraan. "Akhirnya! Raja kita telah memilih pendampingnya!" seru seorang pria tua sambil memeluk cucunya. Sementara itu, sekelompok anak muda tertawa riang, "Hari ini pasti akan sangat meriah! Kita harus segera bersiap-siap!"

Menjelang siang, para tamu undangan dari berbagai pelosok mulai berdatangan ke kastil. Pejabat, pemimpin ras lain, hingga rakyat biasa berjalan memasuki gerbang utama dengan pakaian terbaik mereka. Kastil kini dihiasi bunga-bunga indah yang memancarkan keharuman semerbak, sementara musik lembut mengalun di seluruh aula utama. Para pelayan sibuk menyambut tamu dengan senyuman dan mempersilakan mereka untuk mengambil tempat.

Di tengah gemuruh kebahagiaan, Eryon berdiri di dekat pintu aula, tersenyum lebar sambil menahan tawa. "Akhirnya! Aku sudah menunggu momen ini sejak lama!" katanya sambil melirik ke arah Zen dan Selvina yang berdiri di tengah aula, tampak anggun dalam pakaian seremonial mereka.

Zen mengenakan jubah megah berwarna biru gelap dengan aksen emas yang memancarkan wibawa sebagai raja. Sementara itu, Selvina tampak memukau dalam gaun putih bersih dengan hiasan perak yang berkilauan seperti cahaya bulan. Keduanya saling menatap dengan senyum yang penuh makna, tangan mereka saling menggenggam erat.

Saat upacara dimulai, keheningan menyelimuti aula besar itu. Pendeta kerajaan melantunkan doa, disusul dengan janji suci yang diucapkan oleh Zen dan Selvina. Setiap kata mereka terasa tulus dan penuh cinta, membuat beberapa tamu bahkan menitikkan air mata haru.

Ketika pendeta akhirnya mengumumkan mereka sebagai pasangan resmi kerajaan, sorak-sorai menggema di seluruh aula. Para penghuni Lumoria bersorak dengan penuh kebahagiaan, sementara langit di luar kastil dihiasi cahaya kembang api yang megah.

Zen menoleh pada Selvina, lalu berbisik lembut, "Hari ini adalah awal dari segalanya. Bersamamu, aku merasa dunia ini lebih indah dari sebelumnya."

Selvina tersenyum dan menjawab, "Dan aku akan selalu berada di sisimu, Zen, di setiap langkahmu."

Hari itu menjadi hari yang tak terlupakan bagi Lumoria, sebuah awal baru bagi kerajaan dan seluruh penduduknya.

Bersambung!

1
Anonymous
Bagus!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!