NovelToon NovelToon
Bayi Rahasia : Agen Dan Mafia Berbahaya

Bayi Rahasia : Agen Dan Mafia Berbahaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Mafia / Lari Saat Hamil / One Night Stand / Single Mom / Roman-Angst Mafia
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: dadeulmian

Elena adalah agen rahasia yang sedang menjalankan misi untuk mengambil informasi pribadi dari kediaman Mafia ternama bernama Luca Francesco Rossi. Saat menjalankan misi Elana terjebak dan menjadi tawanan beberapa hari.

Menyamar sebagai wanita panggilan, setelah tidur bersama pria yang menjadi mafia berbahaya itu, Elena menyelinap dan berhasil mendapatkan informasi penting yang akan menghancurkan setengah kekuatan milik Luca.

Dan itulah awal dari kisah Luca yang akan memburu dan ingin membalas dendam pada Elana yang menipunya. Disisi lain Elena yang bekerja menjadi agen rahasia berusaha menyembunyikan putri kecil rahasianya dengan mafia kejam itu.

Sampai 4 tahun berlalu, Luca berhasil menemukannya dan berniat membunuh Elena. Dia tidak mengetahui tentang putri rahasianya itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dadeulmian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Tengah malam saat Sophia akhirnya terlelap kembali dan Luca pergi ke kantornya untuk kembali bekerja. Elena membuka matanya perlahan dan beranjak dari tempat tidur Sophia dengan pelan.

Dia berjalan perlahan keluar kamar Sophia dan pergi ke kamarnya sendiri, Elena dan Luca memang tidak sekamar karena itu adalah permintaannya sendiri.

Kenapa? Mereka kan suami istri, seharusnya mereka sekamar saja.

Luca pernah bertanya padanya dan meminta itu, tapi Elena dengan tegas menolak. Karena dia tidak ingin bersama dengan mafia yang menjadi musuhnya selama bertahun-tahun harus tidur sekamar dengannya.

Malam kemarin adalah pengecualian, dia mabuk dan tidak sadar. Itu tidak di sengaja.

Setelah Elena berhasil masuk ke dalam kamarnya sendiri, dia segera mengunci pintu dan bergerak untuk mengambil sebuah peta yang ia sembunyikan di bawah ranjang. Sebenarnya dia tidak meletakannya dilantai, dia menggantungkan peta jadi Luca tidak akan menemukannya.

Melebarkan peta kasar yang sudah ia buat sendiri, mata Elena bergerak mengamati seluruh struktur peta itu. Sebenarnya itu bukanlah sebuah peta, melainkan gambaran kasar mansion Luca ini.

Sejak berhari-hari dia tinggal disini, dia mengamati penjaga dan beberapa ruangan yang mungkin menjadi tempat persenjataan. Dia juga memeriksa dimana letak kamera penjaga.

Dia mengamati jadwal dan rute para penjaga tapi pada akhirnya dia paham satu hal...

"Aku hidup di penjara sekarang, hampir mustahil untuk kabur keluar mansion jika penjagaan seketat ini. Dan aku melihat ada beberapa penjaga baru. Seolah Luca benar-benar mengawasi, dia pasti tidak akan melepaskan ku dengan mudah."

Elena terus bergumam sendiri dan dia terus berpikir bagaimana cara dia kabur dari mansion. Berbagai rencana ia pikirkan, dari kabur lewat perpustakaan, lompat dari lantai 2 atau dia harus menembak semua penjaga.

"Tapi itu mustahil, aku harus membawa Sophia dengan aman." Elena menghela nafas dan menarik kembali sebuah pena, dia menggambar X dengan tinta merah di arah gerbang mansion. "Disini tidak akan aman. Ada empat orang berjaga di sisi pagar dan dua berjaga di taman."

"Halaman belakang hanya ada dua orang tapi disana penuh cctv dan alarm. Jika aku lewat sana aku tidak bisa mencegah alarmnya berbunyi."

Pada akhirnya, Elena hanya memijat pelipisnya pusing. Sebenarnya dia tidak keberatan tinggal aman disini.

Tapi satu hal yang tidak bisa ia lupa.

Beberapa tahun yang lalu, saat dia masih SMA dan mendapat kabar jika kedua orang tuanya harus tewas di sebuah kecelakaan lalu lintas. Dia pada awalnya hanya ikhlas dan berpikir semua itu memang sebuah kecelakaan.

Tapi pada akhirnya, sebuah surat terkirim ke rumahnya. Surat dari orang misterius, disana tertulis jika kematian orang tuanya mempunyai hubungan dengan keluarga Rossi. Keluarga Mafia kejam yang mendominasi dunia bawah tanah beberapa dekade.

Sampai pada akhirnya, semua surat itu menjadi lebih jelas dan masuk akal. Setelah dia masuk ke dalam FBI, dia mendapatkan informasi jika kedua orang tua nya adalah agent. Mereka sedang menjalankan misi untuk menggulingkan kekuasaan dan kerajaan keluarga Rossi itu.

Tapi apa daya, mereka malah tewas.

Dan orang yang telah membunuh mereka adalah salah satu dari keluarga Luca. Atau mungkin, Luca sendiri...

"Mari pikirkan cara kabur yang lain, Sophia tidak perlu terluka..."

***

Matahari akhirnya mulai terbit dan Sophia sudah bersemangat sambil berlari kesana-kemari di ruang tamu. Dia juga mengajak para pelayan untuk berlari bersama dirinya.

Sungguh pagi hari yang cerah dan berisik.

"Pia menang! Kalian kalah, yang kalah harus jaga. Kita main petak umpet sekarang!"

Gadis kecil yang mempunyai gigi kelinci itu berseru dengan senang. Para pelayan pun tidak terlihat segan untuk mengikuti perintah putri kecil rumah itu.

Mereka akhirnya bermain disana beberapa waktu.

Berbeda dengan Elena yang hanya menatap mereka dari dapur, melihat bagaimana wajah Sophia bahagia dan tersenyum senang bermain tanpa beban. Setidaknya, gadis kecil itu tidak menyadari betapa rumitnya hubungan antara ibu dan ayahnya.

"Apa yang sedang kamu pikirkan?" Suara berat tiba-tiba mengejutkan Elena. Elena reflek menoleh dan melihat Luca berjalan masuk ke dapur, pria itu masih memakai pakaian semalam.

Bisa Elena tebak jika orang ini terus begadang semalam di kantornya. Toh, dia tidak peduli.

"Cara agar kamu tidak mengangguku."

Luca terkekeh kecil dan mengambil cangkir miliknya, tapi saat dia melihat cangkir yang Elena pegang. Dia mengembalikan cangkir itu di rak, "aku ingin kopi itu."

Elena mengangkat sebelah alis heran dan menoleh, "buat sendiri."

"Aku mau kopi yang kamu pegang."

"Tapi ini milikku." ucap Elena.

"Semua hal yang ada di mansion ini adalah milikku." Balas Luca dengan senyuman licik di bibirnya.

Elena ingin sekali menyiram wajah itu dengan kopi panas yang ia pegang sekarang. Tapi pada akhirnya dia menyerah dan memberikan cangkir miliknya.

Melihat itu, Luca jelas tersenyum puas. Dia mengambil cangkir kopi milik Elena dan bersandar ke dinding. Dia perlahan mengesap kopi itu dengan mata tertutup. Jelas sekali pria itu sedang lelah dan sangat butuh tidur.

Tapi jelas Elena tidak akan menanyakan itu. Untuk apa?

Jika pria ini tidur dan beristirahat, dia mungkin bisa menemukan celah untuk kabur.

"Ada apa dengan tatapanmu?" Tanya Luca dengan heran. Karena sejak tadi, Elena terus meliriknya.

"Cuman memikirkan sesuatu,"

"Apakah kamu memikirkan kenapa wajahku sangat tampan?"

"Ew?" Hampir saja Elena reflek menunjukan rasa jijik berlebihan. Tapi kenapa pria ini berubah menjadi sangat mengerikan. Apakah semalam pria ini memakai obat jadi dia agak tidak waras di pagi hari? Atau dia mulai hilang akal karena tidak tidur terlalu lama?

Mendengar nada jijik Elena, Luca tertawa kecil dan tidak mengatakan apapun setelah itu. Dia hanya berbalik dan berjalan pergi keluar dari dapur setelah pada akhirnya mengatakan sesuatu yang membuat Elena gugup setengah mati.

"Juga, kamu tidak perlu repot memikirkan cara untuk kabur. Tapi jika kamu sangat ingin bermain petak umpet atau kejar-kejaran denganku, pastikan kamu punya skil yang lebih baik dari Sophia."

Dia tahu maksud dari itu.

Luca mengancamnya.

Elena menatap punggung Luca yang perlahan menghilang dari koridor, dia pergi kembali ke kantornya dengan cangkir kopi milik Elena. Pria itu benar-benar mencuri kopinya dan moodnya.

Tapi berbicara tentang itu, Elena dalam masalah sekarang karena jelas Luca sebenarnya tahu jika dia memang terus memikirkan rencana untuk kabur sekarang.

1
tia
lanjut Thor
tia
semangat thor cerita bagus
dadeulmian: terimakasih udah komen kakk
total 1 replies
tia
masa ibu ny lebih muda thor
dadeulmian: emang awet muda dia
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!