Kehidupan rumah tangga Kaisar mulai merenggang ketika Anya lebih memilih karirnya dari pada mengurus Kanaya, putri mereka.
Hingga suatu ketika, Kaisar bertemu dengan gadis belia yang masih berusia 16 tahun, Kayra. Pertemuannya dengan Kayra membuat Kaisar jauh cinta, dan menggeserkan posisi Anya di hatinya.
Lantas bagaimana dengan posisi Anya yang masih berstatus istri sah ? Setelah Anya mengetahui jika Kaisar sudah menikah lagi dengan Kayra, seorang pengasuh anaknya sendiri ?
Seperti apa kehidupan rumah tangga Kaisar dan Anya, serta Kayra yang telah menjadi istri keduanya ?
Simak ceritanya di "Pengasuh Anakku Istri Keduaku."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
“Siapa yang memberimu izin membawa Kayra keluar dari rumah ?” ucap Kaisar dengan suara beratnya yang membuat Kayra menjadi gugup.
“Tuan itu..”
“JAWAB KAYRA !” ucap Kaisar dengan suara meninggi.
Kayra langsung menutup telinga Kanaya dan seketika Kanaya langsung menangis melihat Papanya yang sedang marah.
“Tuan jangan marah-marah di depan Kanaya ! Kasihan dia tidak tahu apa-apa !” ucap Kayra melayangkan protesnya.
Kaisar pun tersadar akan perbuatan dan sikapnya, tak seharusnya ia marah-marah di depan anaknya sendiri.
“Sayang…Papa minta maaf ya, cup..cup..jangan menangis lagi, oke ?”
Kanaya kemudian berhenti menangis dan memeluk Kayra. Kayra kemudian mengusap lembut kepala Kanaya hingga Kanaya tertidur.
Mobil Kaisar kemudian sampai di rumah, Kayra kemudian membawa Kanaya ke kamarnya dengan di ikuti oleh Kaisar. Kayra lalu membaringkan tubuh Kanaya ke tempat tidurnya dan mengambil boneka yang biasa yang Kanaya peluk saat tidur dan kemudian menyelimutinya.
“Tidur ya anak manis.” Bisik Kayra
Kaisar hanya memperhatikan itu, hatinya ikut tersentuh. Kayra bahkan tulus dan sayang pada Kanaya sedangkan istrinya sendiri sudah satu bulan tak kunjung kembali karena sibuk dengan jadwal konsernya.
Kayra kemudian melihat Kaisar, ia tahu apa yang dilakukannya hari ini adalah kesalahannya. Ia tak memberitahu Kaisar kalau ia membawa Kanaya ke sekolah.
“Tuan, maaf kan saya !” ucap Kayra dengan lembut.
Kaisar tersadar dari lamunannya, ia kemudian menoleh ke arah Kayra yang tengah menundukkan wajahnya.
Kaisar menghela nafasnya “Lain kali bilang kalau Kau membawa Kanaya pergi ! Aku cemas dan mengkhawatirkannya.” Kata Kaisar
“Iya Tuan, sekali lagi Saya minta maaf.” Kata Kayra dengan pelan
“Lagi pula apa Kau tidak kena marah guru-guru mu, membawa anak kecil ke sekolah !” omel Kaisar
“Awalnya kena marah, tapi kepala sekolah pada akhirnya mengizinkannya.” Jawab Kayra jujur.
“Kenapa bisa begitu ?” tanya Kaisar ia merasa aneh, mengapa ada kepala sekolah yang mengizinkan siswanya membawa bayi ke sekolah.
“Kan Saya siswi yang pintar dan berprestasi di sekolah !” kata Kayra dengan bangga terhadap dirinya.
Kaisar seketika langsung tersenyum mendengarnya, namun kemudian ia kembali ke mode pria sedingin kulkas. Kaisar menghela nafasnya, ia kemudian tak ingin memperpanjang masalah.
“Ya sudah, lain kali jangan bawa Kanaya keluar rumah tanpa izin dariku !” kata Kaisar dengan tegas.
“Iya Tuan.” Balas Kayra kemudian melihat Kaisar berbalik berjalan ke luar dari kamar Kanaya.
Kayra kemudian bernafas lega, ia kemudian melihat Kanaya yang masih tenang dalam tidurnya. Ia begitu kasihan dan miris melihat Kanaya yang masih kecil tapi sudah tidak mendapatkan kasih sayang dari Ibu kandungnya sendiri, sedangkan Ayahnya juga tidak bisa selalu menjaga dan melihat tumbuh kembangnya karena ia harus bekerja.
“Kasihan kamu Kanaya.” Ucap Kayra pelan.
Membayangkan nasib Kanaya, Kayra sendiri berkaca pada dirinya. Ia pun sama nasibnya seperti Kanaya. Ia tak mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tua kandungnya, Setelah Ayah dan Bundanya bercerai. Ayahnya menikah lagi, dan ia tinggal dengan Ibu tiri yang ternyata tidak sayang padanya.
Lama Kayra berdiam diri, tiba-tiba perutnya merasa lapar. Ia kemudian memutuskan untuk kembali ke kamarnya dan mengganti pakaiannya. Setelah itu menuju dapur untuk mencari makanan yang di masak oleh Bik Minah hari ini.
Kayra melihat terdapat udang asam manis dan tumisan sayur di dapur. Seketika cacing di perutnya langsung meronta-ronta. Ia kemudian mengambil piring dan nasi yang ada di rice cooker.
Kayra kemudian menikmati makanannya, saat ia tengah makan tiba-tiba ia teringat akan Ayah dan Bundanya. Ia rindu dengan mereka, merindukan Ayahnya yang sudah tak bisa ia temui karena telah berada di pangkuan yang maha kuasa, ia pun rindu dengan Bundanya yang entah tak tahu dimana dia berada.
“Ayah..Bunda !” lirih Kayra
Kaisar yang berjalan menuju dapur, matanya melihat Kayra yang tengah makan sendirian, namun sambil menangis. Ia tak tahu apa yang di rasakan oleh Kayra, namun hatinya tiba-tiba merasa tak terima melihat Kayra menangis.
...****************...