Warning bijak membaca!!!
Rangga adalah seorang pemuda yang gemar membuat syair, hingga pada suatu malam dia bermimpi dikejar oleh seseorang kakek misterius yang mengaku sebagai titisan pendekar syair berdarah, sejak itu semua syair yang tercantum menjadi sebuah mantra sakti. dilarang keras untuk mempelajari atau menghafalkan syair yang ada di novel ini, karena semua hanya imaginasi author saja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hafit oye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fakta Mengejutkan
Amerika.
Suasana malam menyelimuti kota New york, tepat pukul 11 pm atau jam 11 malam. Ada 10 orang bertubuh tegap namun tidak ada bunyi sedikit pun dari langkah mereka nampak senyap. Lampu sorot dari sebuah gedung sesekali mengarah ke mereka yang berjalan dingin.
Mereka tak lain adalah bodyguard dari Ferdinand yang dikirim ke Amerika untuk membekuk Federico yang telah diketahui sebagai dalang penculikan istri dari Ferdinand.
" Apa sudah ada kabar dari Indonesia, apa mereka sudah bisa bergerak? " Pria yang menjadi interpol di negara itu bertanya pada Cakra ketua dari body guard yang dikirim.
" Belum ada, mereka sepertinya masih menunggu target masuk perangkap. " Jawab Lois.
" Kabarkan secepatnya, team SWAT akan segera menyergap mereka, setelahnya aku memberi kabar dan beberapa bukti. " Ucapnya sambil mengamati sebuah rumah besar dengan warna dinding putih, bergaya federal Colonial style. Rumah itu tak lain rumah dari Federico. Ada banyak penjaga dan body guard didalam sana, kenapa hal itu dibutuhkan penangkapan dengan bantuan team SWAT.
Interpol hanya tinggal menunggu perintah di sertai bukti akurat bahwa Federico bersalah. Lalu melakukan penyergapan.
Setengah jam kemudian.
Ting!
Sebuah pesan video terkirim pada ponsel Cakra. Cakra tahu jika video itu adalah sebuah rekaman bukti yang dikirim dari Indonesia. Dia pun langsung membuka video yang terkirim.
" Aku sangat mengenal Federico. " Terlihat disana Alex sedang menjawab pertanyaan dari Rangga didalam video yang terkirim itu.
" Aku mengetahui jika sebenarnya kamu hanya terpaksa mengikuti Federico bukan? " Rangga menatap dengan sorot mata tajam, terlihat Alex sedikit terkejut mendengar pertanyaan dari Rangga.
Alex belum membuka mulut, dia terlihat masih berpikir untuk menjawab pertanyaan Rangga.
" Apa kamu masih mau menutup sebuah fakta? Baiklah. " Rangga mengintimidasi Alex dengan bersiap untuk menyuarakan kidung syair.
" B-baiklah, aku akan mengaku, jika memang mengikuti Federico adalah karena terpaksa, Federico selalu mengancam akan menghancurkan keluargaku, karena aku telah banyak berhutang padanya. " Akhirnya Alex sedikit membuka mulut, wajahnya terlihat pucat saat Rangga akan kembali melantukan kidung syairnya.
" Hhhmm.. tapi pertanyaan inti bukan lah itu, aku ingin bertanya, apa Federico terlibat dalam penculikan istri dari sahabatnya sendiri? " Rangga menyipitkan matanya, dengan posisi yang sama, masih duduk disebuah meja operator disebuah ruangan tanpa kaca dibagian atas gudang.
Mendengar pertanyaan itu Alex semakin gelisah, dia khawatir kalau sampai membuka mulut tentang hal ini, keluarganya akan dalam bahaya besar. Dia tidak sepenuhnya percaya kalau keluarganya akan selamat dari Federico dengan mengatakan yang sebenarnya.
" Apa kamu takut? Aku bisa melihat kegelisahan dalam dirimu, kamu tenang saja, setelah ini tidak akan ada yang berani mengganggumu lagi, aku pastikan itu. "
" B-benar, benar sekali, Federico adalah dalang dari penculikan istri dari sahabatnya sendiri. " Ucap alex.
Walau pun Ferdinand dan istrinya sudah mengetahui sebelumnya, mendengar perkataan dari kaki tangan Federico sendiri, mereka sangat terkejut saat itu juga. Raut geram mulai terlihat dari wajah ferdinand, saat kamera yang menyoroti wajahnya, bagaimana tidak merasa geram, istrinya disiksa secara batin selama 8 bulan. Yang dia sendiri belum tahu perkaranya apa.
" Memangnya apa yang membuat Federico bisa setega itu melakukan pada sahabatnya sendiri? " Rangga kembali bertanya. Video yang diputus dilihat juga oleh interpol yang berada disamping Lois.
" Rasa cemburu. " Jawab Alex. Ada hal yang menggantung dari jawaban Alex lalu Rangga pun melanjutkan pertanyaan.
" Cemburu tentang bisnis? Atau ini masalah persaingan bisnis? "
" B-bukaan itu. "
" Lalu? "
" Federico dulu sampai sekarang masih menyimpan perasaannya pada Cindy, Federico merasa cemburu kalau Cindy ternyata mencintai Ferdinand. " Ucap Alex.
Kembali terlihat kamera menyorot wajah Ferdinand, wajah yang tidak bisa menyembunyikan ang wajahnya tak bisa keterkejutannya, lalu menoleh kearah Cindy ingin menanyakan kebenaran dari pernyataan Alex, apa mungkin Cindy tak pernah bercerita sebelumnya tentang Alex yang pernah menyukainya.
Tentu saja Cindy takut kalau Ferdinand salah paham padanya. Akhirnya dengan cepat dia bereaksi dari apa yang jadi pertanyaan melalui tatapan wajah Ferdinand. Rangga memberi kesempatan mereka itu berbicara.
" Aku baru tahu pah, kalau ternyata Federico menyukaiku pah, sama sekali sumpah aku tidak mengetahui hal ini. " Wajah Cindy kemudian tertunduk, bukan merasa bersalah, tapi takut ada salah pahaman yang terjadi.
Ferdinand menangkap sebuah kejujuran dari wajah istrinya, dia pun lalu tersenyum padanya.
" Aku percaya sama kamu, mah. Rangga lanjutkan pertanyaanmu. " Ucap Ferdinand.
" Iya pah. Aku belum terlalu percaya dengan apa yang dia ucapkan, walau aku memang sudah tahu tentang itu semua, tapi semua apa ada bukti yang kuat dimana Federico telah menyuruh orang untuk menculik istri dari Ferdinand? " Ucap Rangga bak menyerupai hakim disebuah sidang perkara hukum, dengan menggunakan aksen yang biasa ditanyakan oleh hakim.
" Tentunya ada, aku ada bukti chat melalu sebuah aplikasi jejaring sosial. Federico telah menyuruhku mencari orang sakti untuk menculik istri sahabatnya. " Kali ini Alex sudah tidak ada pilihan lain, tentunya mungkin ini adalah jalan untuk dirinya bisa terlepas dari jeratan Federico yang selalu mengancam keluarganya.
" Kalau begitu coba kirimkan potongan chat itu, aku akan memberikan nomorku padamu. " Setelah berucap seperti itu Rangga terlihat merogoh ponselnya. Bersiap untuk menerima kiriman bukti chat.
" Berapa nomornya? " Alex pun dengan melakukan hal yang sama, merogoh ponsel dari kantong, bersiap untuk mulai mengetik di ponselnya.
Lalu Rangga menyebutkan nomor ponselnya, terlihat Alex sedang mengetik disana. Lalu tak lama setelah nor tersimpan.
Ting! Ting! Ting!
Bunyi rentetan dari pesan terkirim pada ponsel Rangga, dia lalu membuka pesan dengan berjumlah 9 pesan. Setelah membukanya, disana ada screenshot bukti percakapan antara Alex dengan Federico. Bukti ini sudah cukup kuat untuk menyakini hukum jika Federico bersalah dan harus menerima hukuman.
Tapi Rangga tidak ingin sampai disitu saja, dia ingin melihat bukti lain, yang menjadi sebuah bukti yang paling kuat lagi. Tentunya hal yang terpikir oleh Rangga pastinya ada transaksi pembayaran dalam menjalani aksinya yang ditransfer kepada baladewa atau pun eyang Cantilan
" Pastinya dalam hal ini ada transaksi keuangan bukan? Untuk dananya itu dikirim kepada orang yang disuruh menculik istri dari sahabatnya sendiri? " Tanya Rangga.
" Iya, aku punya bukti transaksi itu, apa kamu perlu transaksi itu juga. "
" Iya, ini akan bisa membuktikan dengan sangat kuat kalau Federico akan menerima hukumannya. " Ucap Rangga.
" Baiklah tolong kirim bukti video itu ke Lois di Amerika, sepertinya disana hampir tengah malam. " Ucap Rangga kembali. Tak lama rekaman itu lalu dikirimkan.
" Baik terima kasih atas pengakuanmu, kamu tentunya jangan khawatir akan keselamatan keluargamu. Aku yang akan bertanggung jawab pada keselamatan mereka. Jadi setelah ini kamu bisa tinggalkan Federico. Kembalilah ke keluargamu, atau kamu bisa bekerja ditempat lain. "
Tiba tiba saja Alex menjatuhkan lututnya, ada rasa bahagia yang tidak mampu untuk diucapkan, mungkin dengan berlutut dihadapan Rangga, ini akan membuktikan jika dirinya sangat berterima kasih pada Rangga dan mengakui jika dirinya pun bersalah dalam hal ini.
" Aku mengakui bersalah dalam hal ini, jika memang aku harus dihukum juga aku merelakannya. Aku mengaku salah dengan secara langsung sebagai perantara dari kejahatan ini. " Ucap Alex setelah dirinya berlutut.
Melihat itu Rangga pun turun dari kursi operator berjalan menghampiri Alex yang berlutut, setelah dihadapan Alex, Rangga mengangkat bahunya untuk Alex berdiri kembali.
" Pastinya pak Ferdinand akan mengampuni mu. Asal kamu tidak melakukan hal kejahatan lagi dikemudian hari, apa pun alasannya. Memang terlihat mudah kalau dalam teorinya, tapi pasti ada cara untuk bisa lepas dari semuanya. "
Alex hanya menunduk tak berani menatap kearah Rangga, semua pekerja yang ada pun tidak ada yang berani mengucapkan satu kata pun, mereka terdiam, apalagi setelah tahu kalau Alex pelaku kejahatannya yang ditekan oleh bosnya sendiri alias Federico. Rangga pun lalu menepuk pundak Alex berkali kali. Setelah itu dia terlihat melangkah kearah Ferdinand dan Cindy.
" Bukti sudah dikirim, apa bisa dimulai sekarang? "
" Bergeraklah..."