Kimberly tidak menyangka keluarganya akan tega dan sejahat itu menjadikan dirinya sebagai gadis pelunas hutang, sedangkan kekasihnya dinikahkan dengan adik tirinya.
Kimberly lebih terpukul ketika mengetahui calon suaminya buruk rupa dan lumpuh, di tambah sikap lelaki itu sangat kejam serta Arogant. Tak peduli yang dia siksa lelaki atau perempuan, yang calon suaminya tahu hanya menindas.
Apakah pernikahan mereka berjalan harmonis atau berakhir perceraian?
Ikuti yuk Novelku yang Ke 41
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tapi kenapa?
"Benar, barang berharga contohnya seperti ini." Ucap Kimberly sambil mengambil gelang dari kotak tersebut kemudian memakainya.
"Cantik bukan?" Tanya Kimberly sambil tersenyum.
"Cantik, kamu masih menyimpannya?" Tanya Ray tanpa sadar.
"Tentu saja aku menyimpannya karena ini barang berharga yang selalu Aku simpan dan Aku bersyukur tidak di ambil oleh Mommy dan adikku." Jawab Kimberly yang belum menyadari perkataan Ray.
Ray tersenyum mendengar ucapan Kimberly sedangkan Kimberly diam membatu lalu menatap ke arah Ray.
"Eh tunggu, kenapa Kak Alex bilang : Kamu masih menyimpannya?" Tanya Kimberly baru tersadar dengan ucapan Ray.
'Aduh, apa yang harus aku katakan? Mana mungkin Aku mengatakan jujur karena rahasiaku akan terbongkar jika wajahku tidak cacat.' Ucap Ray dalam hati sambil berpikir.
'Apa Aku katakan saja kalau gelang itu milik Ray karena kan memang itu milikku.' Sambung Ray dalam hati.
"Kak Alex." Panggil Kimberly yang melihat Ray terdiam.
'Mengenai wajahku, nanti saja Aku akan katakan.' Ucap Ray dalam hati.
Plug
Kimberly memukul pelan bahu Ray membuat Ray tersentak dari lamunannya.
"Kenapa kak Alex melamun dan tidak menjawab pertanyaanku?" Tanya Kimberly.
"Maaf, tadi kamu tanya apa?" Tanya Ray pura-pura lupa.
"Tadi Kak Alex bilang sama Aku kalau Aku masih menyimpan gelangnya, kenapa Kak Alex bisa tahu? Apa Kak Alex tahu siapa pemilik gelang ini? Atau jangan-jangan Kak Alex pemilik gelang ini?" Tanya Kimberly beruntun.
"Kakak baru ingat waktu itu Tuan Ray pernah cerita, sekitar lima belas tahun yang lalu ketika Tuan Muda Ray berumur sepuluh tahun." Ucap Ray mulai menceritakan awal mulanya gelang tersebut.
"Ketika Tuan Muda Kecil Raynaud di hina anak - anak kecil dengan sebutan monster hingga ada seorang gadis kecil bernama Kimberly yang saat itu kira-kira berumur enam tahun datang dan mengusir anak-anak tersebut." Sambung Ray sambil menatap ke arah Kimberly yang tiba-tiba wajahnya berbeda.
"Saat itu ban mobilnya kempes karena itu sopir tersebut meminta Kimberly kecil untuk menemani Tuan Muda Raynaud lalu Kimberly mengatakan sesuatu ...
"Oh ya Kak, ini kalung yang selalu menempel di leherku dan aku minta Kak Ray menyimpannya agar Kak Ray ingat dengan gadis cantik yang bernama Kimberly." Ucap Ray menirukan ucapan Kimberly yang selalu diingat sampai sekarang.
"Sambil berbicara Kimberly memberikan kalung tersebut ke tangan Tuan Muda Raynaud. Kemudian Tuan Muda Raynaud menerima kalung Kimberly lalu Tuan Muda Raynaud menatap kalung berbentuk hati tersebut." Ucap Ray lalu terdiam tanpa melanjutkan ceritanya namun arah pandangannya tidak pernah lepas menatap wajah cantik Kimberly.
"Lalu Kak Ray tersenyum kemudian memakainya lalu Kak Ray membuka tasnya untuk mengambil gelang untuk diberikan ke Kimberly kecil dan mengatakan :
"Gelang ini pemberian Nenek 👵 Ku yang sudah meninggal lima tahun yang lalu. Aku memintamu untuk menyimpannya dan jangan sampai hilang." Ucap Kimberly menirukan perkataan Ray.
"Lalu aku mengatakan : Aku akan menyimpannya dengan hati - hati agar tidak hilang." Sambung Kimberly sambil tersenyum ketika mengingat kejadian tersebut.
"Berarti Kak Ray adalah orang yang sama waktu kami masih kecil." Ucap Kimberly dengan wajah terkejut karena dirinya tidak menyangka dipertemukan kembali bahkan sebentar lagi menjadi suaminya.
"Berarti Nona Kimberly adalah nona kecil yang diceritakan oleh Tuan Muda Raynaud." Ucap Ray bersamaan dengan wajah pura - pura terkejut.
"Ya ampun Aku tidak menyangka sama sekali kalau Kak Ray adalah orang yang sama Aku temui lima belas tahun yang lalu." Ucap Kimberly sambil tersenyum karena anak kecil yang dibelanya adalah jodohnya.
"Tapi ..." Ucap Kimberly menggantungkan kalimatnya dengan wajah sangat sedih.
"Tapi kenapa?" Tanya Ray dengan wajah bingung karena mendadak wajah Kimberly berubah menjadi sedih padahal tadi Kimberly tersenyum bahagia.