NovelToon NovelToon
Batas Kesabaran Seorang Istri

Batas Kesabaran Seorang Istri

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Balas Dendam / Konflik etika / Suami Tak Berguna / Ibu Mertua Kejam / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga)
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: echa wartuti

Aluna Aurelia Pradipta memimpikan keindahan dalam rumah tangga ketika menikah dengan Hariz Devandra, laki-laki yang amat ia cintai dan mencintainya. Nyatanya keindahan itu hanyalah sebuah asa saat keluarga Hariz campur tangan dengan kehidupan rumah tangganya.

Mampukan Aluna bertahan atau memilih untuk pergi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon echa wartuti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mulai Melawan

Aluna pulang ke rumahnya setelah makan malam bersama Rania dan Farel. Setelah melewati perjalanan selama beberapa jam ia sampai di depan rumahnya. Aluna menghentikan laju mobilnya berhenti di depan gerbang memerhatikan rumah yang nampak sepi. Di tatapnya rumah besar itu, entah apa yang dipikirkan oleh Aluna yang jelas ia akan memulai perubahan setelah ia masuk nantinya.

"Semangat Aluna! Kamu pasti bisa menangani masalah ini." Aluna menarik napas panjang lantas membuangnya kembali untuk memberikan semangat pada dirinya sendiri.

TIN TIN

Aluna membunyikan klakson memberi tanda pada penjaga rumahnya untuk segera membukakan pintu gerbang. Sang penjaga berlari ke gerbang saat tahu nyonya rumah itu pulang.

Aluna kembali melajukan mobilnya dan memarkirkannya di garasi rumah. Setelah itu turun dari mobil dengan membawa barang belanjanya.

"Nyonya Aluna," panggil salah satu penjaga.

Aluna pun menoleh dan tersenyum ramah pada pekerja di rumahnya.

"Ini benar, Nyonya Aluna?" Penjaga itu memerhatikan Aluna dari atas hingga bawah.

"Memangnya siapa lagi?" tanya Aluna.

"Maaf, Nyonya jika saya lancang. Nyonya terlihat berbeda, jadi cantik. Saya jadi pangling," pujinya.

"Pak Musli bisa saja," ucap Aluna.

"Sebenarnya saya senang Nyonya akhirnya pulang," aku Sang penjaga.

"Apa yang terjadi saat saya tidak ada?" tanya Aluna.

"Kacau Nyonya. Saya merasa lega nyonya Mona dan Non Sandra pergi. Kami bisa beristirahat," curahnya.

"Apa suami saya dan yang lainnya belum pulang?" tanya Aluna.

"Belum Nyonya, hampir dua minggu mereka belum pulang. Bahkan saya berharap mereka tidak pulang," adunya. "Eh maaf, Nyonya. Saya kelepasan."

"Tidak apa-apa, Pak. Saya juga sebenarnya berharap seperti itu," aku Aluna membuat penjaga itu tertawa begitu juga dengan dirinya. "Saya ingin istirahat dan … ini ada makanan untuk kalian." Aluna memberikan paper bag berisi makanan yang dibelinya kepada para penjaga. Tentu saja para merasa sangat senang.

"Terimakasih, Nyonya," ucap penjaga itu.

"Tapi … jangan bilang sama ibu Mona. Kalian tahu kan bagaimana sifatnya," pesan Aluna.

"Baik, Nyonya. Kami akan ingat. silahkan masuk, Nyonya. Mau saya bantu bawakan barang-batangnya," tawar si penjaga.

"Tidak perlu. Kalian makanlah. Saya masuk dulu." Aluna masuk ke dalam rumah dan berjalan menuju kamarnya. Sayangnya kamarnya ternyata dikunci.

"Keterlaluan mereka. Bahkan mengunci pintu kamarku sendiri," geram Aluna.

Aluna hanya mampu menarik napas dalam-dalam. Ia membuka lemari kabinet di dekat kamarnya dan mengambil kunci cadangan kamarnya.

"Syukurlah mereka tidak tahu aku menyimpan semua kunci cadangan di sini rumah ini di sini," gumam Aluna.

Aluna kembali melangkah ke depan kamarnya. Ia memasukkan kunci ke lubang kunci. Pintu kamar di buka. Aluna ternganga melihat kamarnya begitu berantakan. Barang belanjannya taruh di atas sofa dan mulai membereskan ruang tidurnya. Selesai dengan itu, Aluna berjalan ke depan cermin menatap pantulan tubuhnya.

Aluna menyentuh pipinya, meringis seakan merasakan kembali tamparan yang diberikan oleh suami dan ibu mertuanya

"Aku tidak akan membiarkan mereka melukai tubuhku atau hatiku lagi," tekad Aluna.

****

Keesokan harinya Aluna dikejutkan dengan suara teriakan yang sama sekali tidak ingin dia dengar, siapa lagi kalau bukan ibu mertuanya.

"Ck, nenek tua itu benar-benar menyebalkan!" Aluna menutup telinganya menggunakan bantal, tetapi Aluna masih saja bisa mendengarnya.

Aluna menyibakkan selimut yang menutupi tubuhnya ia lantas mengikat tali kimono tidur yang ia pakai. Aluna membuka kunci kamarnya dan berjalan dengan langkah anggun menuju lantai bawah.

Aluna berjalan menuruni anak tangga dan sesekali menguap tidak peduli dengan makian sang ibu mertua. Dengan santainya Aluna berjalan menuruni anak tangga satu tangannya berpegangan pada birai besi di sampingnya.

"Bagus sudah siang dan kamu baru bangun?" maki sang ibu mertua.

"Apa salahnya? Untuk beberapa hari ini aku tidak bisa tidur dan semalam aku bisa tidur nyenyak," balas Aluna. "Kalian sudah pulang? Kenapa kalian pulang terlalu cepat? Aku baru saja akan menikmati kebebasanku," imbuhnya.

Mona dan Sandra terperangah mendengar ucapan Aluna dan juga nada bicaranya. Belum lagi cara berpakaiannya yang terlihat berbeda. Mereka seakan tidak percaya jika perempuan di hadapanya adalah Aluna.

"Gayamu sudah seperti nyonya besar ya," sindir Mona.

"Terserah apa kalian. Aku mau ke kamar aku masih mengantuk." Aluna berbalik dan akan menaiki anak tangga. Akan tetapi ia berbalik lagi. "Dan ... jangan ada yang berani menggangguku."

"Apa kamu bilang?" teriak Mona. "Enak saja kamu mau tidur lagi. Bawa barang -barang ini ke kamarku!" perintahnya.

"Iya, Kak kami lelah." Sandra menjatuhkan tubuhnya di sofa yang ada di dekatnya. "Jadi Kakak bawa tuh barang-barang ke kamar kami," perintahnya.

Aluna yang akan memijakkan kaki di anak tangga pertama pun berbalik menatap ibu mertua dan adik ipar dengan sinis. "Kalian punya tangan dan kaki sendiri, kan? Jadi lakukan saja sendiri jangan menggangguku," tolak Aluna.

"Aluna!" panggil Hariz. "Kamu bicara apa pada ibu dan adikku?" ucap Hariz yang baru saja masuk ke rumah dengan menyeret koper.

Aluna mendengkus, melipat kedua tangannya di dada sembari menatap Hariz sinis. "Aku pikir kamu sudah lupa untuk pulang?" sindir Aluna.

"Lupakan itu? Kenapa kamu bicara kasar pada ibu dan adikku?" tanya Hariz tidak suka.

"Bicara kenyataan? Mereka masih sehat jadi mereka bisa melakukan apapun sendiri, kan?" ucap Aluna.

"Mama hanya meminta tolong pada Kak Aluna sebab mama pasti cape dari perjalanan jauh. Tapi Kak Aluna menolaknya dan justru bicara kasar pada mama," Adu Sandra.

"Heh, akting yang bagus! Harusnya kalian ikut drama saja. Pasti kalian akan dapat banyak penghargaan!" pungkas Aluna.

"Aluna, jangan keterlaluan!" bentak Hariz.

Jika biasanya Aluna akan menangis dan kecewa saat Hariz bicara kasar padanya kini Aluna berbeda.

"Heh, siapa di sini yang keterlaluan aku atau kalian, terutama kamu, Mas. Kamu keterlaluan! Kedua orang tuaku meninggal dan kamu justru pergi berlibur ke luar negeri dengan keluarga kamu tanpa mengabari aku," teriak Aluna.

"Apa mama papa meninggal? Kenapa kamu tidak memberitahuku?" Nada bicara Hariz mulai lembut.

"Aku sudah mencoba untuk memberitahu kamu tapi nomor kamu selalu tidak bisa dihubungi. Dan aku juga sudah memberitahu pada ibumu tapi dia justru tidak peduli," ungkap Aluna. "Dan sekarang kamu bilang au keterlaluan. Kamu masih waras kan, Mas masih bisa bedain mana yang benar dan salah?"

"Itu bohong Hariz," elak Mona.

"Masih tidak mau mengaku. Dasar perempuan ular!" maki Aluna.

"Aluna! Diam!" bentak Hariz.

"Kamu yang harusnya diam, Mas!" balas Aluna. "Dari pada marah dan membentakku kasih paham sama ibu dan adikmu bagaimana caranya harus menghargai orang lain. Dan kamu harus ingat, aku ini istrimu, Nyonya di rumah ini bukan pembantu!"

1
Nenti Malau
uda kuduka elgar anak bramantiyo
Sunaryati
Maaf tulisan amboradol
Maricha: 😁😁😁😁😁😁😁😁😁😁
total 1 replies
Sunaryati
Benarkan Elgar bukan orang sembarangan, dia ingin menyelamatkan Aluna dari pengkhotbanan suaminya
Sunaryati
Nah gitu jangan ada perzinahan Aluna dan Elgar, sudah banyak bukti segera gugat ccersi, Elgar pasti bukan orang sembarangan, kau akan terlindungi Aluna
Maricha: thank you kakak udah mampir🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Sunaryati
Lho kok Aluna sama rendahnya dengan Camelia, kalau Camelia dan Hariz, malah sudah suami istri sedangkan Aluna dan Elgar tak ada ikatan apa- apa. Elgar kau yang masih waras hentikan keinginan, Aluna. Aluna jangan jadi wanita murahan, jika tidak kau lakukan Elgar, aku berhenti membaca ceritamu
Maricha: Terima kasih udah mampir, Kakak 🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Sunaryati
Baru mampir lanjuut baca maraton, dan suka . Masa Hariz menjijikkan menikahdiam- dami dengan tante- tante.
Pasti Elgar pemilik hotel itu, dan dia menyukai Aluna. Syukurlah Luna belum punya anak dengan Hariz. Saya yakin setelah terbongkar kebusukan Hariz, perusahaannya akan hancur.
Thoor jika perceraian Aluna dan Hariz, cepet, atas bantuan Elgar, tak kasih nilai 5 bintang
Maricha: terima kasih kakak 🥰🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Nenti Malau
smngat rhor nulisnya
Maricha: Terima kasih kakak sudah mampir 🥰🥰🥰🥰💪💪💪💪
total 1 replies
Lili Inggrid
lanjut
Maricha: siap kakak. Terima kasih sudah mampir
total 1 replies
maya puspitasa
ceritanya seru ka hayo semangat dilanjutin ka novelnya
Maricha: ty Kaka sudah mampir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!