Misca Veronica merupakan seorang pembantu yang harus terjebak di dalam perseteruan anak dan ayah. Hidup yang awalnya tenang, berubah menjadi panas.
"Berapa kali kali Daddy bilang, jangan pernah jodohkan Daddy!" [Devanno Aldebaran]
"Pura-pura nolak, pas ketemu rasanya mau loucing dedek baru. Dasar duda meresahkan!" [Sancia Aldebaran]
Beginilah kucing yang sudah lama tidak bi-rahi, sekalinya menemukan lawan yang tepat pasti tidak mungkin menolak.
Akan tetapi, Misca yang berasal dari kalangan bawah harus menghadapi hujatan yang cukup membuatnya ragu untuk menjadi Nyonya Devano.
Lantas, bagaimana keseruan mereka selanjutnya? Bisakah Cia mempersatukan Misca dan Devano? Saksikan kisahnya hanya di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mphoon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Virus Drakula
"Om Davino jahat! Aaa ...."
Suara melengking Cia benar-benar berhasil mengundang kegaduhan di dalam rumah. Semua orang keluar kamar dalam keadaan terkejut untuk memeriksa ada apa yang terjadi pada gadis kecil tersebut.
Sementara Davino yang bingung, tidak tahu kenapa Cia bisa mengatakan hal tersebut refleks mengejar untuk meminta penjelasan. Begitu juga April yang berhati-hati menyandingi langkah mereka di depan.
"Cia, tunggu Om Davin! Om Davin jahat kenapa, Cia. Jelasin ke Om Davin! Ciaa ...."
Teriakan Davin terus bergema. Entah mengapa langkah kaki panjangnya saja tak mampu menyamakan langkah kaki Cia yang kecil, tetapi cukup gesit.
"Oma, Opa!" teriak Cia saat melihat Irene dan Vigor keluar dari kamar dalam keadaan panik juga bingung.
"Ada apa, Sayang? Kenapa?" tanya Irene sambil berjongkok tepat di hadapan Cia yang sedang mengatur napas akibat kelelahan berlari.
"Hahh ... Hahh ... O-oma, Oma tahu, Om Davin tadi ... Hahh, hahh!"
Cia menggantungkan kalimatnya ketika napasnya mulai tidak beraturan. Dia mencoba untuk tetap tenang, walaupun jantungnya berdetak kencang bersamaan wajah merah akibat keterkejutan melihat aksi menegangkan beberapa saat lalu.
"Om Davin kenapa, Cia? Katakan, ada apa? Astaga, jangan buat Om cemas. Cepat bilang, kenapa?" tanya Irene yang ikut panik, lalu matanya menoleh ke arah Davino yang sudah berhasil berdiri di dekat Cia dalam posisi ngos-ngosan.
"Kenapa, Davino? Ada apa ini? Kenapa Cia teriak-teriak manggil namamu. Apa yang sudah kamu lakukan pada cucuku, hahh?"
Mata Irene membulat besar, terlihat sekali dia begitu syok, panik, bingung, juga kesal. Entah apa yang terjadi pada mereka, tetapi matanya seolah-olah telah mengetahui bila semua yang terjadi pasti ulah Davino.
Wajah Davino benar-benar bingung. Dia sendiri pun tidak tahu, mengapa Cia sampai seantusias itu, bahkan sampai membuat gempar seisi rumah.
Nina saja sampai terkejut dan bingung melihat ekspresi semua wajah yang semakin panik. Hanya Devano juga Misca yang tidak ada di tempat.
"Haah? Da-davin? Davin nggak ngapa-ngapain Cia, orang dari tadi di kamar," jawab Davino membela diri karena memang benar kedatangan Cia tanpa sepengetahuannya.
"Justru Davin yang kaget soalnya Cia masuk kamar sambil teriak bilang Om Davin jahat. Lah, memang Davin ngapain? Orang Davin cuma---"
Seketika ucapan Davino langsung terhenti seperti ada tombol otomatis yang ditekan sebelum mulutnya kembali mengungkap apa yang akan dilakukan bersama April,
"Cuma apa? Katakan yang jelas, Davin!" tegas Irene menatap lekat manik sang anak yang terlihat gugup juga salah tingkah.
"Davin!" Suara Vigor terdengar pelan, tetapi penuh penekanan yang bermaksud untuk meminta penjelasan mengapa kegaduhan ini bisa terjadi.
"Cu-cuma ... Cuma tiduran aja. Da-davin enggak ngapa-ngapain, kok, be-benaran deh, su---"
"Bohong, Oma, Opa! Om Davin nggak tiduran doang, malah Om Davin hampir saja menyedot leher Tante April persis kaya drakula makanya Cia teriak buat selamatin Tante April kalau nggak pasti darahnya habis di makani Om Davin!"
Cia menyangkal keras jawaban Davino. Dia memiliki pendapat sendiri yang berhasil membuat orang dewasa melongo mendengar celotehan kalimatnya.
"Kalau Opa sama Oma nggak percaya, lihatlah! Itu buktinya!" Cia menunjuk ke arah dada April yang memang dua kancingnya terbuka karena Davino sudah ingin mengincar gundukan kembar yang bersarang di dalam pakaiannya.
Akan tetapi, Cia malah lebih dulu memergokinya dan berasumsi bahwa, semua yang terjadi seolah-olah Davino ingin menyakiti April.
Semua mata tertuju pada April membuat Nina yang melihatnya refleks mengatakan, "Iya, benar kamu, Cia. Jangan-jangan Om Davin sebenarnya titisan drakula? Atau bisa jadi virusnya sudah menyebar seperti yang ada di film korea tentang jombie itu?"
"Haaa, bisa jadi itu. Untuk mencegahnya aku rasa Tante April harus menggunakan kalung bawang putih di lehernya supaya mengusir roh jahat dari dalam tubuh Om Davin. Dengan begitu Tante April dan dedek bayi akan selamat dari drakula jelek itu!" timpal Cia yang semakin membuat Vigor juga Irene frustasi mencerna kalimat yang random dari dua bocil tersebut.
"Betul, Cia. Kalau begitu ayo, kita bi---"
"Hyakkk, dasar bocil kurang asem! Mana ada pria setampan diriku jadi drakula, hahh!" tukas Davino yang kesal mendengar kedua bocil menganggapnya bagaikan makhluk aneh dan menyeramkan.
"Ada, buktinya tadi ngapain Om Davin tindihin tubuh Tante April terus ngendus-ngendus lehernya, habis itu bilang begini, aku akan memakanmu, April. Aku akan memakanmu hingga kamu tidak akan bisa berjalan karena merasakan pedang panjangku ini!"
Vigor yang mendengar nada bicara Cia persis seperti Davino hanya bisa memejamkan sekilas matanya. Dia sudah paham maksud dari apa yang dilihat cucunya.
Sementara Irene melirik tajam ke arah Davino yang menyengir sambil menggaruk kepala. Dia benar-benar malu akibat ulah sang anak hampir saja menodai kedua mata cucu kesayangannya.
Niat hati Irene ingin meluapkan rasa kesalnya pada Davino, lagi-lagi tingkah Apri berhasil menarik perhatian mereka karena tertawa geli seorang diri.
"Hihihi, astaga kalian ini benar-benar menggemaskan banget, sih. Ya ampun, Cia Sayang tadi itu kamu pasti salah lihat. Om Davin memang sering begitu kalau mau minta enak-enak, malah Tante April yang suka ketagihan soalnya main kuda-kudaannya bikin nagih hihih ... tapi, kalau yang tadi itu Om Davin bukan mau gigit leher Tante April, tapi mau minta nen---"
"April!"
...*...
...*...
...*...
...Bersambung...