Terlahir dari keluarga mata biru, namun nasib Aksara berbeda dari anggota keluarga lainya. Pada saat Aksara di lahirkan, ia tidak mewarisi mata biru dari kedua orang tuanya, melainkan ia terlahir dengan mewarisi mata ungu dari kakek buyutnya yang sudah lama tiada.
Aksara hanya mewarisi satu mata ungu di sebelah kirinya, begitu juga dengan kakek buyutnya yang hanya memiliki satu mata ungu di sebelah kanannya, dan mata di sebelah kirinya berwarna biru.
Dan kemudian di sebelah kanannya, Aksara memiliki mata sama persis seperti mata elang dengan warna yang lebih terang dan menyala-nyala.
Keluarga mata biru merupakan golongan keluarga bangsawan yang paling di segani di seluruh wilayah Republik. Keluarga mata biru merupakan keluarga terkuat saat ini, di tambah lagi dengan keahlian khusus mereka, hal itu yang membuat nama keluarga mata biru sangat ditakuti oleh keluarga besar yang lainya.
Setelah tumbuh menjadi pria kuat, Aksara meninggalkan anggota keluargnya dan memilih hidup sederhana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr Sad, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 31 : Membunuh diri sendiri
"Ahhh ... , sial! dasar makhluk rendahan! tidak berguna! mengapa anda menggagalkan serangan saya? jangan mencoba menganggu urusan saya dengan dia, apakah anda ingin mati juga hah," teriak sang musuh nampak kesal karena Aksara telah menggagalkan serangan yang akan dia berikan kepada nyonya Shopia.
Tadi itu nyaris saja, bila Aksara tidak ada di sana untuk membantu nyonya Shopia, mungkin beliau sudah tewas.
"Apakah anda tidak sadar tuan! bahwa sekarang anda sedang berbicara dengan siapa," ucap Aksara dengan gaya elegannya seraya menunjukkan tatapan tajamnya kepada sang musuh.
"Pergi saja kau ke neraka! haaa ... !", seru sang musuh mulai menyerang Aksara dengan kekuatan energi yang dia kumpulkan ditinjunya itu.
Dengan santainya Aksara menghindari pukulan-pukulan yang di berikan oleh musuh di hadapannya itu. Dan hal yang lebih mengagumkannya lagi yaitu, Aksara menghindari pukulan tersebut sambil meletakan kedua lengannya di belakang tubuhnya.
Aksara belum memberikan perlawanan apa pun kepada musuhnya, dia benar-benar mempermainkan lawan di hadapannya itu, hingga mana lawan di hadapannya kebingungan.
"Apakah anda serius tuan? pukulan selemah ini takan bisa membuat saya pergi ke neraka."
"Baiklah tuan, saya akan memperlihatkannya kepada anda, bagaimana cara kesatria sejati berkelahi dengan para musuhnya," ucap Aksara mulai menunjukan kekuatan hebatnya.
Aksara hanya menambah sedikit saja kekuatan energi ditinju sebelah kirinya itu. Kecepatan tangan Aksara tak dapat di lihat oleh mata sang musuh. Pukulan tersebut bergerak tanpa perintah dan mendarat tepat diperut sang musuh. Hal tersebut membuat sang musuh terkejut sampai berteriak kesakitan.
Bukkk ....
"Huakkk ... ," setelah menerima pukulan kecil dari Aksara, dengan seketika badan sang musuh pun terjatuh. Noda darah itu keluar dari dalam mulut sang musuh.
Bukan hanya itu saja, pada saat Aksara memukul perut musuhnya dengan kecepatan tinjunya itu, energi jahat dari dalam tubuh sang musuh pun ikut keluar, walaupun hanya sedikit, akan tetapi di sana nyonya Shopia bisa melihat bagaimana energi jahat musuhnya itu keluar.
"Hebat sekali orang itu! dia mampu mengeluarkan energi jahat dari dalam tubuh lawan saya hanya dengan memberikan satu kali sentuhan saja."
"Sebenarnya siapa dia? apa hubungan dia dengan tuan Raga, jika dia memang pengawal pribadi tuan Raga, tapi kenapa beliau berusaha menyembunyikan status dia kepada anggota keluarga bangsawan," ucap nyonya Shopia dalam hati begitu penasaran dengan wajah asli dari sosok pria di balik masker hitam itu.
"Hmmm, kemampuan pengawal pribadi tuan Raga itu sangat hebat ya, nyonya? tahan sejenak, ini akan terasa sedikit sakit," ucap tuan Teja sambil membantu menyembuhkan luka nyonya Shopia.
"Tuan Teja, apakah anda melihatnya juga? tapi kenapa anda bisa ada di sini, dan mengapa anda bisa mendengar suara hati saya."
"Apakah anda sudah lupa nyonya! bukan kah sekarang jiwa kita saling terhubung dengan anggota keluarga bangsawan yang lainnya, maka dari itu kita bisa berkomunukasi dalam isi hati kita."
"Saya jadi malu tuan."
"Tahan rasa malu anda setelah saya menyembuhkan luka anda nyonya," tuan Teja mulai mengangkat luka nyonya Shopia perlahan-lahan, meskipun pelan, namun rasa sakitnya hampir sama seperti dicakar oleh Hema.
"Aaaa, bisa kah anda lebih lembut sedikit tuan! saya ini perempuan," canda nyonya Shopia seraya berteriak kesakitan.
Luka di dalam tubuh nyonya Shopia mulai membaik. Tuan Teja menyuruh beliau untuk beristirahat sejenak dikarenakan efek dari serangan yang musuhnya itu berikan belum sepenuhnya menghilang.
....
Nyonya Shopia mengikuti arahan yang diberikan oleh tuan Teja. Dia pun mulai menetralkan energi baiknya karena energi baik berperan penting dalam hal menyembuhkan luka-luka yang terdapat dari dalam tubuh ataupun luar tubuh seseorang.
Nyonya Shopia berusaha menghilangkan semua pikiran-pikiran buruknya agar efek pemulihannya itu bekerja dengan baik.
Sementara di depan sana, tuan Teja melihat perkelahian antara pengawal tuan Raga dam musuhnya masih berlanjut sampai sekarang. Beliau menebak-nebak bahwa pengawal tuan Raga sengaja mempermainkan lawannya agar energi lawannya terkuras habis.
Musuhnya itu bisa saja dikalahkan oleh dirinya sendiri akibat dia terlalu memaksakan energi jahatnya bekerja secara total tanpa di istirahatkan terlebih dahulu.
Semuanya sudah bisa dipastikan, bahwa pengawal pribadi milik tuan Raga itu merupakan orang yang sangat kejam. Tuan Teja ingin memastikan lebih lanjut lagi tentang gerakan-gerakan yang pengawal tuan Raga itu perlihatkan kepada merka, apakah gerakan tersebut merupakan gaya bertarung ciri khas yang di miliki oleh keluarga mata biru.
Di sisi lain nyonya Shopia sudah selesai memulihkan energinya, dan sekarang beliau telah siap memulai kembali pertarungan yang belum ia selesaikan di sana.
"Saya sudah melihat gaya bertarungnya, dan ternyata dia memang bukan dari anggota keluarga mata biru. Dia memiliki seni bertarungnya sendiri, gaya bertarungnya hampir sama dengan gaya bertarung yang digunakan oleh para prajurit spesial di wilayah Republik," ucap tuan Teja terkagum-kagum.
"Apakah anda mengenalinya tuan?", tanya nyonya Shopia penasaran.
"Sepertinya tidak nyonya, tapi yang jelas dia bukanlah orang sembarangan. Di lihat dari gaya bertarungnya saya rasa dia adalah seorang prajurit, namun entah dari aliansi mana."
"Dari tadi saya perhatikan, sepertinya dia tidak serius melawan musuhnya. Apakah anda tahu kenapa tuan?".
"Dia sengaja menguras habis energi jahat musuhnya nyonya, bisa dibilang dia membiarkan musuhnya itu di kalahkan oleh dirinya sendiri."
Nyonya Shopia terkejut mendengarnya, beliau pun menggeleng-gelengkan kepalanya. Beliau juga mengetahui cara yang pengawal tuan Raga gunakan kepada musuhnya. Nyonya Shopia pun menganggap pengawal pribadi milik tuan Raga itu adalah orang yang sangat kejam.
"Apakah hal tersebut tidak terlalu kejam tuan? dia memanfaatkan orang lemah untuk dia tindas. Sebenarnya dari mana tuan Raga mendapatkan dia," nyonya Shopia tak habis pikir dengan perlakuan yang pengawal tuan Raga berikan kepada musuhnya.
Nyonya Shopia berpikir, jika seandainya beliau berada di posisi musuhnya sekarang, mungkin nyonya Shopia sudah memilih mati ditangan pengawal tuan Raga saja daripada memilih mati menderita karena di siksa oleh dirinya sendiri.
"Anda bisa memperhatikannya lebih detail nyonya, sebenarnya sang musuh berada di alam sadarnya, atau bisa dibilang sedang berada dalam pengaruh hipnotis.
"Maksudnya tuan?".
"Anda bisa melihat tatapan kosong sang musuh, bila di perhatikan mata dia begitu kaku. Dari awal sang musuh memang sudah bingung, dia kehabisan akal sehatnya, sehingga ketakutannya itu perlahan-lahan mulai menguasai alam pikirannya, dan di situlah bentrokan itu terjadi."
"Bentrokan?".
"Ya, bentrokan yang terjadi karena energi jahat dan energi baik sang musuh saling beradu argumentasi, atau lebih singkatnya adalah bertengkar. Hal tersebut akan memperngaruhi indra perasa mereka hingga kedua energi tersebut tak singkron dengan si pemiliknya."
"Jadi tuan, maksud anda jika kedua energi musuh itu bertengkar, maka artinya sang musuh melawan pengawal tuan Raga tanpa bantuan dari kedua energi baik miliknya itu."
"Benar, tapi ada satu hal yang harus anda ketahui lagi nyonya, sebenarnya perselisihan diantara kedua energi itu akan membuat pemiliknya sangat tersiksa, dan yang menyebabkan kematian sang musuh adalah rasa sakit itu sendiri.