Jian Chen melarikan diri setelah dikepung dan dikejar oleh organisasi misterius selama berhari-hari. Meski selamat namun terdapat luka dalam yang membuatnya tidak bisa hidup lebih lama lagi.
Didetik ia akan menghembuskan nafasnya, kalung kristal yang dipakainya bersinar lalu masuk kedalam tubuhnya. Jian Chen meninggal tetapi ia kembali ke masa lalu saat dia berusia 12 tahun.
Klan Jian yang sudah dibantai bersama keluarganya kini masih utuh, Jian Chen bertekad untuk menyelamatkan klannya dan memberantas organisasi yang telah membuat tewas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon secrednaomi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 13 — Berburu Siluman
Jian Chen keluar dari jendela dan mendarat diatas genteng secara perlahan tanpa suara, Jian Chen bisa meringankan tubuhnya seringan mungkin sehingga ketika berjalan di genteng pun ia menyamarkan bunyi yang keluar.
Malam ini Jian Chen sudah membulatkan tekad dan berencana akan menuju hutan Klan Jian berada, hutan ini berada di kaki gunung yang berdekatan dengan perbatasan Klan Jian.
Jian Chen berjalan di atap rumah-rumah saat menuju hutan, ini dilakukan agar dirinya tidak diketahui oleh orang lain atau penduduk yang masih terbangun.
Di Klan Jian, selalu ada pengawas yang berpatroli ketika waktu tengah malam tiba. Mereka akan menyulusuri setiap daerah di Klan Jian sampai pagi hari tiba.
Dengan teknik khusus meringankan tubuhnya, Jian Chen tidak terdeteksi oleh penjaga-penjaga itu bahkan hawa keberadaanya pun tak terasa. Jian Che terus bergerak hingga setengah jam kemudian ia akhirnya sampai di perbatasan hutan.
Jian Chen mendarat disalah satu dahan pohon terlebih dahulu untuk mengambil nafas sebentar.
“Kudengar, hutan Klan Jian ini adalah sumber daya untuk para pendekar karena memiliki banyak siluman...”
Jian Chen belum pernah memasuki hutan Klan Jian bahkan di kehidupan sebelumnya, tetapi menurut rumor yang beredar, siluman di hutan ini sangatlah banyak dan berbagai macam ras.
Para penduduk di Klan Jian kadang memasuki hutan ini hanya seperlunya saja, kalau tidak untuk kebutuhan ekonomi setidaknya mereka berburu untuk makan.
Lagian tidak semua penduduk bisa memasukinya, hanya seorang pendekar dengan kemampuan tertentu yang biasanya masuk. Ini karena hutan Klan Jian juga berbahaya yang ditempati banyak hewan buas dan siluman.
Setelah beristirahat sebentar, Jian Chen mulai melangkah ke dalam hutan melompati setiap dahan yang ada. Sekitar satu kilometer berlalu langkah kaki Jian Chen terhenti karena melihat sesuatu.
Seekor kelinci yang telah berubah menjadi siluman sedang berkeliaran mencari makanan. Kelinci itu berbeda dengan kelinci pada umumnya, di atas kepalanya terdapat sebuah tanduk yang tajam.
Jian Chen mengamati kelinci itu sebentar dari atas dahan, ia tidak harus buru-buru memburunya melainkan membuat strategi agar bisa menangkapnya.
Sayangnya, saat Jian Chen memutar otaknya memikirkan itu, kelinci bertanduk tersebut sudah menyadari keberadaan Jian Chen.
Merasa ada yang mengamati, kelinci itu langsung melompat cepat bergerak menjauh dari Jian Chen.
“Sial-!”
Jian Chen berdecak kesal, padahal ia sudah berhati-hati agar tidak menimbulkan suara tetapi pendengaran kelinci itu terlalu tajam.
Jian Chen melompat ke tanah lalu mulai mengejar kelinci tersebut.
Kelinci yang telah menjadi siluman, selain mempunyai tanduk juga memiliki lompatan yang jauh dan cepat. Jian Chen bahkan harus menggunakan tenaga dalam untuk bisa mengimbangi kecepatan kelinci itu.
Jarak antara keduanya semakin dekat sampai akhirnya karena merasa tidak bisa lepas dari yang memangsanya, kelinci itu berbalik tiba-tiba dan melompat ke arah Jian Chen.
Kelinci itu mengunakan tanduknya untuk menyerang Jian Chen. Meski sedikit terlambat dengan gerakannya yang tiba-tiba berubah, Jian Chen masih bisa menghindarinya.
Kelinci itu tidak berhenti disana, ketika kakinya mendarat di tanah ia melompat lagi ke arah Jian Chen dengan tanduk tajamnya yang terhunus.
Jian Chen tersenyum sinis, kali ini dia sudah siap. Jian Chen menghindar ke samping lalu menggunakan pisau kecilnya dan menebas leher kelinci tersebut.
Kepala kelinci itu terpisah, Jian Chen lalu mengambil sesuatu ditubuhnya berupa benda padat yang tak lain adalah permata silumannya.
Permata itu sangat kecil dan kepadatannya rendah, itu karena kelinci tanduk itu adalah hewan yang baru memasuki evolusi siluman. Umurnya sekita 1 tahunan jadi kalaupun dijual, mungkin harganya tidak seberapa.
Siluman Kelinci bertanduk juga sebenarnya adalah siluman yang paling umum ditemui. Pendekar-pendekar yang kemampuanya sudah tinggi bahkan tidak berminat memburunya.
Jian Chen memburunya karena beberapa sebab, pertama karena kekuatannya yang sekarang terbilang lemah. Kedua Jian Chen tidak dalam posisi memilih, Jian Chen tidak punya waktu terus berada di dalam hutan jadi siluman apapun yang terlihat akan diburu olehnya.
Untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan, Jian Chen kembali melompat ke atas dahan pohon. Jian Chen beristirahat lagi sambil memulihkan tenaganya.
“Dulu, membunuh siluman kelinci ini mungkin seperti menginjak semut bagiku tetapi sekarang dengan kekuatanku ini mengejar kelinci saja sudah menguras setengah dari tenaga dalamku.”
Kekuatan Jian Chen yang sekarang memang terlalu kecil jika membandingkan dengan kekuatannya yang dulu, mungkin baru 3 persen yang ia capai.
Jian Chen kemudian mulai mengatur nafasnya dengan tenang, tubuhnya menyerap esensi alam ke dalam tubuh dan menjadikannya sebuah tenaga dalam.
Setengah jam berlalu mata Jian Chen akhirnya terbuka setelah tenaga dalamnya pulih semula. Jian Chen kemudian mengeluarkan permata siluman yang sebelumnya didapatkan. Ia menggengam disalah satu tangan dan mulai menyerapnya.
Tidak butuh waktu lama hingga permata itu berubah menjadi batu kecil biasa. Kini kapasitas tenaga dalam Jian Chen bertambah walau sangat sedikit.
“Dengan permata usia 1 tahun, hanya sepersepuluh lingkaran tenaga dalam yang terbentuk…” Jian Chen menggelengkan kepala.
Itu berarti untuk membentuk 1 lingkaran tenaga dalam Jian Chen harus memburu 10 kelinci bertanduk lagi, sedangkan dia pasti tidak anggup semalaman memburu 10 kelinci. Paling banyak pun hanya 3 atau dua ekor yang bisa didapat.
“Pejalanan kultivasiku masih panjang.” Jian Chen tersenyum tipis.
Mungkin karena pernah diranah yang tinggi dalam berkultivasi, Jian Chen menjadi tidak sabaran untuk tumbuh cepat dan menjadi pendekar kuat lagi.
Jian Chen memang harus memburu banyak lagi permata siluman, karena hanya inilah satu-satunya jalan sekarang untuk bisa menjadi kuat lebih cepat.
Jian Chen memfokuskan memburu lagi, ia tidak berpindah tempat dari dahan pohonnya melainkan berencana untuk menunggu dari pada mencari.
Sambil menunggu juga, Jian Chen memamfaatkan waktunya untuk meningkatkan meridiannya. Jian Chen duduk bersila dengan mata terpejam, seketika butiran cahaya tercipta disekitar Jian Chen yang segera masuk dan diserap ke dalam tubuhnya.
Walau matanya terpejam tetapi kesadaran Jian Chen masih ada, Jian Chen berkultivasi sambil mengamati lingkunganya takut ada kelinci lagi yang lewat dan ia akan memburunya langsung.
Ketika waktu mendekati subuh, Jian Chen akhirnya berhasil mendapatkan 2 kelinci lainnya lagi.
Tubuhnya meningkat kuat seiring dengan batu permata dan cahaya yang diserap ke dalam tubuhnya. Walaupun hanya bertambah sedikit peningkatannya setidaknya ia bisa meningkatkan kekuatannya dari pada berdiam dirir.
Jian Chen harus kembali ke rumahnya saat diujung cakrawa tersamar cahaya matahari. Jian Chen tidur satu jam untuk menyergarkan tubuhnya, setelah itu ia bergegas menuju rumahnya.
Jian Chen mungkin akan terus melakukan rutinitas seperti ini selama beberapa tahun kedepan.
Ketika usianya 14 tahun, Jian Chen akan dimasukan kedalam Akademi pusat provinsi oleh orang tuanya sehingga ia bersiap juga akan hal itu.