Jangan Salahkan Ku Mendua

Di dalam mobil Rosa terus berpikir, kenapa ia malah membiarkan pria itu tidur di atas pahanya.

Kejadian barusan membuat Rosa seakan lupa dengan masalah yang tengah ia hadapi, di saat Rosa tengah mengemudi Winda menelponnya dan mengajaknya untuk bertemu di cafe.

Rosa langsung membanting setir nya dan pergi menuju cafe tempat mereka biasa bertemu.

Saat datang ke cafe, Rosa melihat Winda duduk di tempat biasa dengan minuman coklat di depannya.

"Ada apa?" Tanya Rosa yang langsung duduk di depan Winda, ia melihat Winda yang nampak marah.

"Aku ingin mengatakan sesuatu, tapi kau jangan marah pada ku!" Jelas Winda dengan wajah yang gugup.

"Oke, katakan saja."

Winda menjelaskan jika ia bertemu dengan Alan yang tengah berbelanja di mall, tapi yang membuat Winda marah adalah Alan tengah bersama dengan seorang wanita sambil membawa bayi.

Mendengar hal itu Rosa tersenyum mengejek, ia tidak menyangka jika suaminya berani berbelanja di kota Jakarta dengan selingkuhannya. Terlebih lagi di daerah ini, banyak teman-teman Rosa.

"Aku sudah tahu kok, dia selingkuhan suami ku. Lebih tepatnya istri keduanya." Jelas Rosa yang nampak tenang dan tidak marah sekalipun.

Mendengar hal itu Winda nampak terkejut dan shock, ia tidak percaya jika Rosa masih bersikap tenang seperti itu. Ketika suaminya sudah berselingkuh bahkan di depan matanya.

"Lalu kau hanya diam saja?" Tanya Winda dengan kesal.

Rosa terdiam sejenak, "Aku berencana untuk menceraikan Alan, tapi surat nikah ku tidak ada. Jadi biarkan saja untuk saat ini, lagi pula cepat atau lambat wanita itu akan datang kepada ku." Ucap Rosa dengan senyuman di wajahnya, ia seakan sudah tahu apa yang akan terjadi kepadanya.

"Kenapa kau bisa mengatakan hal itu? Aku tahu, kau pasti sedih. Tapi jangan bersikap setenang itu, ayo kita pergi labrak dua orang bajingan itu. Aku akan membantumu memegangi wanita itu dan kau bisa menghajarnya habis-habisan." Ucap Winda dengan emosi yang berapi-api.

Rosa tersenyum, "Kita harus main aman, aku tidak ingin hanya karena masalah seperti ini. Membuat reputasi Dokter yang selama ini ku bangun, hancur dalam hitungan detik." Jelas Rosa, ia memesan minuman coklat pada pelayan restoran.

Winda tidak bisa mengerti dengan pola pikir Rosa, yang bisa bersikap setenang itu.

"Lalu, apa yang akan kau lakukan sekarang?" Tanya Winda.

Rosa terdiam dan berpikir sejenak, "Kapan kau melihat mereka berdua di mall?"

"Tadi, tapi mereka belum berbelanja." Jelas Winda.

Rosa tersenyum, ia yakin sebentar lagi pasti akan ada seseorang yang menelpon dirinya.

...

Alan tersenyum dengan tangan yang menggandeng tangan Intan, di belakang mereka ada baby sister yang tengah mendorong stroller.

"Hari ini kamu bisa belanja baju-baju atau barang-barang yang kamu mau." Ucap Alan dengan senyuman di wajahnya, ia ingin sekali membuat Intan semakin bahagia.

"Gak papa, Mas?" Tanya Intan.

"Gak papa kok sayang, kamu mau ke toko mana?" Tanya Alan dengan antusias.

Intan terdiam sejenak, seraya berpikir. Ia pernah melihat Rosa menggunakan tas Dior dan ia menginginkan tas yang sama seperti Rosa.

"Aku ingin ke toko Dior." Jelas Intan dengan senyuman di wajahnya.

Alan yang mendengar hal itu langsung mengajak Intan, saat sampai di toko Dior. Intan dan Alan di sambut hangat oleh staf di sana.

Alan duduk seraya melihat Intan yang tengah memilih beberapa tas, Alan merasa sangat bangga karena dirinya bisa di andalkan oleh Intan. Berbeda dengan Rosa, wanita itu sama sekali tidak pernah bisa mengandalkan nya dan selalu membeli semua barang sendiri. Dan hal itu membuat harga diri Alan terluka, ia merasa menjadi suami yang tidak berguna dan miskin di mata Rosa.

"Mas, aku mau beli yang ini saja." Ucap Intan dengan menunjukkan tas Dior yang terbuat dari anyaman.

Staf toko pun langsung menjelaskan tentang produk yang ingin di beli oleh Intan "Kreasi abadi ini dibuat secara tradisional dari anyaman tenunan tangan alami dan mencerminkan gaya savoir-faire Dior. Tas ini dilengkapi dengan kantong bagian dalam jacquard Dior Oblique berwarna biru dengan tali serut serta tali bordir 'CHRISTIAN DIOR' di bagian depan. Logam berlapis emas antik 'D.I.O.R.' pesona menawarkan daya tarik yang elegan. Tas Lady Dior berukuran medium, dengan tali bahu kulit lebar yang dapat dilepas, dapat dibawa dengan tangan, disandang di bahu, atau diselempangkan."

Mendengar penjelasan dari staf toko membuat Intan semakin senang, ia ingin sekali membeli tas itu dan memamerkannya di media sosialnya.

Mendengar tas tersebut hanya terbuat dari anyaman, membuat Alan tersenyum puas. Ia yakin jika harganya tidak terlalu mahal, paling juga satu juga. Pikirnya.

"Kalau begitu, bungkus tas yang itu." Jelas Alan.