NovelToon NovelToon
Perempuan Di Balik Topeng Kemewahan

Perempuan Di Balik Topeng Kemewahan

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Cerai / Percintaan Konglomerat / CEO Amnesia / Diam-Diam Cinta / Romansa
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Idayati Taba atahiu

Perempuan di Balik Topeng
menceritakan kisah Amara, seorang gadis desa sederhana yang jatuh cinta pada Radit, seorang pria kaya raya yang sudah memiliki dua istri. Radit, yang dikenal dengan sifatnya yang tegas dan dominan, terpesona oleh kecantikan dan kelembutan Amara. Namun, hubungan mereka menghadapi banyak rintangan, terutama dari Dewi dan Yuni, istri-istri Radit yang merasa terancam.

Dewi dan Yuni berusaha menghalangi hubungan Radit dan Amara dengan berbagai cara. Mereka mengancam Amara, menyebarkan fitnah, dan bahkan mencoba untuk memisahkan mereka dengan berbagai cara licik. Amara, yang polos dan lugu, tidak menyadari kelicikan Dewi dan Yuni, tetapi Radit, meskipun jatuh cinta pada Amara, terjebak dalam situasi sulit.ujian

Radit harus memilih antara kekayaan dan kekuasaannya, atau menuruti hatinya yang telah jatuh cinta pada Amara. Kisah ini menjelajahi tema cinta, kekuasaan,

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Idayati Taba atahiu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31

"Amara, ayah mendapatkan kesempatan. Ayah juga akan membuka toko hijab di Arab Saudi. Ayah mau kamu yang mengelolanya dan aku mau kamu yang membantuku."

Amara terkejut. Ia terdiam sejenak, mencoba mencerna perkataan Rizki.

"Ya astaga, alhamdulillah ya Allah!" Ucap Amara, suaranya bergetar keras karena terharu.

"Kamu mau kan membantu aku?" Tanya Rizki.

"Iya, aku mau." Jawab Amara dengan cepat.

"Terus pekerjaanku yang di sini bagaimana? Toko perlengkapan jilbab di sini bagaimana?" Tanya Amara, merasa sedikit bingung.

"Kan bisa diurus. Masih ada orang lain. Kita fokus saja dulu toko jilbab yang akan dibuka ayah di Arab Saudi."

"Oke, siap!" Ucap Amara, menangguk setuju.

Amara merasa terharu dan bersyukur atas kesempatan ini. Ia ingin memperjuangkan kehidupannya dan membangun masa depan yang baik untuk dirinya dan bayinya.

"Terima kasih, Rizki. Aku sangat menghargai kesempatan ini."

"Sama-sama, Amara. Aku akan selalu menemanimu."

Amara menatap Rizki dengan tatapan yang penuh rasa hormat. Ia menghargai perhatian dan kesigapan Rizki yang selalu ada untuknya.

"Aku sangat menghargai bantuan dan kesigapanmu, Rizki."

"Sama-sama, Amara. Kita akan menjalani ini bersama."

Mereka berpisah, menjalani tugas masing-masing. Amara kembali ke meja kerjanya, sedangkan Rizki mengatasi hal-hal lain yang harus ia urus.

Amara mencoba menenangkan dirinya. Ia tahu bahwa ia tak sendiri dalam menjalani masa sulit ini. Ia memiliki ibunya dan teman-temannya yang selalu menyayanginya.

"Aku akan lewatin ini semua. Aku akan kuat untuk bayiku," gumam Amara lagi, menguatkan dirinya sendiri.

*****

Saat Amara sedang bekerja, Rizki mendekati meja kerjanya.

"Amara, sebentar, kita akan makan malam bersama, ya." Ucap Rizki, senyumnya menghiasi wajahnya. "Ayah mengajakmu untuk makan bersama. Ada banyak hal yang ayah ingin bicarakan padamu terkait dengan toko jilbab yang akan kita buka di Arab Saudi."

"Oke, baik, Rizki. Aku akan menyelesaikan pekerjaanku di sini dulu sebentar."

"Jam berapa ya? 8.00 malam di restoran Siana?"

"Oke, siap." Jawab Amara.

Amara merasa senang diajak makan malam bersama Rizki dan ayahnya. Ia ingin mendengarkan apa yang akan dibicarakan ayahnya terkait toko jilbab di Arab Saudi. Ia juga ingin mendapatkan informasi lebih lanjut tentang rencana mereka membuka toko di Arab Saudi.

Amara terus bekerja dengan semangat. Ia ingin segera menyelesaikan pekerjaannya agar bisa bertemu dengan Rizki dan ayahnya. Ia ingin mendengarkan rencana mereka dan mendapatkan gambaran lebih jelas tentang toko jilbab yang akan dibuka di Arab Saudi.

Amara berharap bahwa toko jilbab yang akan dibuka di Arab Saudi bisa berjalan dengan baik. Ia ingin memperjuangkan hidupnya dan membangun masa depan yang baik untuk dirinya dan bayinya.

Amara merasa termotivasi dan bersemangat. Ia ingin memperjuangkan mimpi dan cita-citanya. Ia ingin menunjukkan bahwa ia bisa melewati semua kesulitan dan mencapai kesuksesan.

Amara mencoba menenangkan dirinya. Ia tahu bahwa ia tak sendiri dalam menjalani masa sulit ini. Ia memiliki ibunya dan teman-temannya yang selalu menyayanginya.

******

Amara menyelesaikan semua pekerjaannya dan kembali ke rumah. Ia mau bersiap-siap karena sebentar malam ia akan bertemu dengan Rizki dan ayahnya.

Setibanya di rumah, Amara terkejut melihat Dewi, istri pertama Mas Radit, sedang duduk di ruang tamu.

"Mbak Dewi?" Ucap Amara, suaranya bergetar sedikit. "Mau perlu apa Mbak Dewi datang ke sini?"

"Amara," kata Dewi, suaranya dingin dan keras. "Aku ingin kamu menggugurkan anak itu. Karena kelahirannya tak dibutuhkan. Kamu tahu kan kalau Mas Radit tak menginginkannya dan ia menganggap bahwa itu bukan anaknya."

"Tidak," jawab Amara, suaranya tegas. "Aku tak akan pernah menggugurkan anakku. Ini anak yang kulah, anak ini akan kulahirkan. Dan Mas Radit akan melihat bahwa aku tak bersalah dan anak ini memang anaknya."

"Kamu tak malu ya?" Tanya Dewi, suaranya meninggi. "Kamu tak kasihan pada anakmu itu nanti kalau dia lahir? Ketika teman-temannya bertanya 'Siapa bapakmu? Siapa ayahmu?' Dan dia bingung mau menjelaskan siapa? Kamu tak malu?"

Amara terdiam sejenak. Ia merasa sedih dan terluka. Ia takut jika bayinya nantinya akan mengalami kesulitan dalam hidupnya. Namun, ia tak akan pernah berpikir untuk menggugurkan bayinya.

"Mbak Dewi, aku memahami perasaanmu. Tapi, aku tak akan pernah menyesali keputusanku untuk melahirkan anakku."

"Sekarang Mbak Dewi pulang saja," ucap Amara, suaranya tegas. "Aku tak ingin membicarakan hal ini lagi."

Dewi menatap Amara dengan tatapan yang penuh kemarahan. Namun, ia akhirnya berdiri dan meninggalkan rumah Amara.

Amara menarik napas dalam-dalam. Ia merasa lelah dan takut. Ia tak tahu bagaimana ia akan menjalani hidup ini ke depan. Namun, ia bertekad untuk tetap kuat dan memperjuangkan kehidupannya dan kebahagiaan bayinya.

"Aku akan kuat untuk bayiku. Aku akan bisa memberikan yang terbaik untuknya," gumam Amara dalam hati.

Amara mencoba menenangkan dirinya. Ia tahu bahwa ia tak sendiri dalam menjalani masa sulit ini. Ia memiliki ibunya dan teman-temannya yang selalu menyayanginya.

†*****

Dewi menutup pintu rumah Amara dengan keras. Ia merasa sangat kesal karena Amara tak menuruti perintahnya.

"Lihat saja nanti, Amara!" Gumam Dewi dalam hati. "Kamu boleh melawan sama aku. Aku punya rencana lain untuk kamu. Aku akan menyewa orang-orang untuk menculikmu. Setelah itu, aku akan memaksamu untuk menggugurkan kandunganmu."

Dewi merasa takut jika Amara melahirkan bayinya. Ia takut jika Mas Radit akan meninggalkan dirinya dan memilih Amara.

"Aku tak akan membiarkan itu terjadi. Aku harus melindungi posisiku di sisi Mas Radit," gumam Dewi lagi, wajahnya menunjukkan ekspresi kejam dan licik.

Dewi berjalan menjauh dari rumah Amara. Ia merasa sangat marah dan ingin membalas perbuatan Amara. Ia bertekad untuk melakukan segala sesuatu agar Amara mengalami kesulitan dan kesengsaraan.

"Aku akan membuat hidupmu menjadi neraka, Amara!" Gumam Dewi, suaranya menunjukkan kemarahan yang mendalam.

Dewi melangkah dengan cepat menuju mobilnya. Ia ingin segera menghubungi orang-orang yang akan membantunya menculik Amara. Ia bertekad untuk menjalankan rencananya dan membuat Amara menyesal karena telah menolak perintahnya.

"Aku akan membuat kamu menyesal seumur hidupmu, Amara!" Gumam Dewi, suaranya bercampur dengan rasa benci dan kekejaman.

Dewi menyalakan mobilnya dan meninggalkan lokasi tersebut. Ia bertekad untuk menjalankan rencananya dan membuat hidup Amara menjadi neraka.

"Aku akan menculikmu, Amara. Dan aku akan memaksamu untuk menggugurkan kandunganmu!" Gumam Dewi, wajahnya menunjukkan ekspresi kejam dan licik.

Dewi berharap bahwa rencananya akan berjalan dengan lancar dan ia akan mendapatkan apa yang ia inginkan. Ia berharap bisa menghancurkan hidup Amara dan melindungi posisinya di sisi Mas Radit.

*****

Dewi tiba di rumahnya. Ia langsung disambut oleh Mas Radit.

"Dari mana kamu?" Tanya Mas Radit, suaranya sedikit ketus.

"Aku baru dari pasar, Mas." Jawab Dewi, mencoba mengelak. Ia berbohong pada Mas Radit.

"Mas," kata Dewi, suaranya terdengar sedikit gemetar. "Tadi di pasar aku bertemu Amara. Dia memarahiku. Dia memaki-maki aku. Dia menuduhku menghasut kamu untuk mengusirnya dari rumah kita. Aku diam aja, Mas."

Mas Radit terkejut mendengar pernyataan Dewi. "Amara memarahi kamu? Setahu aku, Amara itu tak berani memarahi siapapun. Dia hanya berpura-pura di depanmu. Tapi di belakangmu, dia itu sangat jahat, Mas."

Mas Radit merasa jengkel. Kebenciannya pada Amara semakin memuncak.

"Aku akan bertemu dengannya. Dan aku akan menamparnya!" Ucap Mas Radit, suaranya bergetar keras.

"Tenang, Mas. Jangan lakukan itu." Kata Dewi, sambil tersenyum licik dan berpura-pura menyeluh.

Dewi merasa senang melihat Mas Radit semakin marah pada Amara. Ia berharap bahwa Mas Radit akan melakukan sesuatu yang akan merugikan Amara.

"Mas, aku takut jika kamu menampar Amara, nanti dia akan menangis. Aku takut jika kamu melakukan itu, nanti kamu akan merasa bersalah."

Mas Radit terdiam sejenak. Ia merasa sedikit tergugah oleh perkataan Dewi.

"Ya sudahlah. Aku tak akan menamparnya. Aku akan membiarkan dia mengalami akibat dari perbuatannya," ucap Mas Radit, suaranya masih bergetar keras.

Dewi tersenyum puas. Ia berharap bahwa Mas Radit akan melakukan sesuatu yang akan merugikan Amara. Ia tak akan membiarkan Amara mendapatkan kebahagiaan.

"Mas, aku sangat menyayangimu," kata Dewi, sambil memeluk Mas Radit.

Mas Radit menangguk setuju. Ia merasa sangat menyayangi Dewi. Ia berharap bisa menjalani hidup bersama Dewi dengan bahagia.

"Aku juga sangat menyayangimu, Dewi," jawab Mas Radit, sambil mencium kening Dewi.

Dewi tersenyum puas. Ia berharap bisa menjalankan rencananya dan membuat hidup Amara menjadi neraka. Ia tak akan membiarkan Amara mendapatkan kebahagiaan.

1
nao chan
Semangat terus ya, ditunggu kelanjutan ceritanya!"
Idayati Taba atahiu: amin..trimkasih kak
total 1 replies
Alexander_666
Alur cerita ini mengejutkan dan memikat hatiku.
Idayati Taba atahiu: terimaksih kak...lanjutkan membaca yaa
total 1 replies
Jock◯△□
Intrik yang kuat!
Idayati Taba atahiu: trimkasih kak...lanjutkan membacanya yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!