Jodohku Anak Kyai Kondang

Setelah kedatangan Firman, Maureen tidak keluar kamar seharian ini. Ia mengurung diri di dalam kamarnya. Kini kabar kejadian Maureen dengan Firman telah sampai ditelinga Anggun. Ia geram pada sosok seorang firman yang telah keterlaluan terhadap putrinya. Padahal ia hanya mendengar ceritanya dari tetangga yang gak sengaja tahu kejadian semalam saat menemani anaknya yang merengek minta dibelikan minuman dingin. Apalagi jika harus mendengar dan melihat langsung, tanpa dipikir udah langsung diterkam orang yang berani menyakiti anaknya itu.

" Sayang.. kok di kamar terus sih seharian. Ummah lihat adek juga belum makan siang kan, Makan dulu gih "

" Gak apa-apa ummah. Katanya adek lagi dalam pingitan,gak boleh kemana-mana." Ucap Maureen tidak ingin Anggun khawatir

" Adek, ummah udah tahu semuanya. Kenapa adek gak cerita sama Abah dan ummah. Gak usah dipikirin orang gila kayak gitu nak. Kita patutnya bersyukur malah,karena segera Allah buka sifat aslinya tuh anak. Alhamdulillah juga kan kemarin adek pilih Gus Faiz yang gak perlu diragukan lagi nasabnya dan insyaallah Sholeh."

" Tapi dia bilang mau santet adek ummah, Kan adek jadi kepikiran. Manusiawi kan ummah kalau adek takut." Ucap Maureen khawatir

" Iya gak apa-apa sayang. Insyaallah semua akan baik-baik saja. Ada Allah yang selalu jaga kita. Doakan saja pria itu segera sadar, bertaubat dan segera mendapatkan jodoh agar tidak terobsesi pada putri ummah lagi." Ucap Anggun menenangkan Maureen

"Ummah gimana kalau dia beneran santet adek. Terus adek meninggal di usia muda, kan Gus Faiz jadi duda dong ummah. Kasian dianya." Ucap Maureen sedih

" Huss.. astaghfirullah. Adek ngomong apa sih. Hidup mati manusia itu ada ditangan Allah sayang. Semua udah tercatat di lauhul Mahfudz . Semua perjalanan manusia mulai dari kelahiran,kehidupan,amal baik buruk,jodoh,sakit bahkan kematian sudah tercatat dan tidak dapat diubah selain atas ijin Allah. Ingat itu nak?" Ucap Anggun mengingatkan

" Astaghfirullahaladzim... iya maaf ummah "

Sedangkan di sebuah rumah yang terletak di kaki gunung bagian timur Jember. Seorang pria tengah duduk frustasi menyesap rokoknya. Perasaannya kacau balau, ia marah pada keadaan yang tak pernah memihak kepadanya. Apapun yang ia inginkan selalu saja tak bisa ia dapatkan. Menurutnya Tuhan sama sekali gak adil terhadapnya.

Puntung rokok berserakan dimana-mana. Kamar yang biasanya jadi tempat ternyaman untuk istirahat tapi tidak untuk kamar ini. Baju kotor amburadul,sampah bungkus makanan tergeletak memenuhi kamarnya. Bau pengap dan tengik menyeruak indra penciuman. Tanda bahwa bau keringat bertumpuk tak diganti dengan udara segar berhari-hari. Siapa lagi pemilik nya kalau bukan Firman, pria yang begitu tergila-gila atau lebih tepatnya terobsesi kepada Maureen.

" Piye se man kamarmu kok malah kayak kandang kambing. Malahan sek apik an kandang kambing." Ucap Wanita berambut putih yang berdiri diambang pintu

" Menengo mbah, aku lagi tidak ingin bicara. Jangan bikin emosiku makin menjadi." Ucap Firman sambil memandangi foto Maureen dibalik fotonya

" Isuk,awan,bengi sing di sawang foto Kuwi ae. gek Ndang budal adus ngunu lho! Sembahyang. Arek tambah suwe kok tambah ra karuan. Ibukmu megawe adohe koyok ngunu Kuwi Ben awakmu Podo ro liane. Beruntung sekolahmu iso Sampek kuliahan. Terus kapan awakmu pe megawe,Ndang golek o kerjo ngunu lho. Siapa yang mau sama kamu kalau kamu kayak gini. Jarang mandi,gak punya kerjaan, sembahyange angel." Tutur Mbah Nem pada cucu satu-satunya itu

" Alaahhh Diam Mbah. Nasibku gak bakalan kayak gini kalau seandainya aku lahir dari keluarga kaya. Dia lebih memilih anak kyai itu karena kaya, coba mamak setiap bulan kirim uangnya banyak kan sekarang pasti kita udah kaya. Masak puluhan tahun di Malaysia hidup kita masih gini-gini aja." keluh Firman

" Bocah ngawur. Yang bikin hidup kita jadi seperti ini itu siapa kalau bukan kamu sendiri. Gayamu koyok anak e wong sugih, duwite mamakmu mbok entekno gawe foya-foya nuruti gengsimu sing duwure koyok gunung batu. Kamu bisa jadi sarjana ini berkat siapa kalau bukan mamakmu,gak sadar Kamu? Gak kasihan mamakmu tha man udah seharusnya ganti kamu yang kerja." Sebal Mbah Nem

" Jan**k Daripada kebanyakan ceramah lebih baik Mbah bilang mamak suruh kirim uang 10juta besok pagi. Aku mau ke dukun biar Maureen segera tunduk dan membatalkan pernikahannya lalu menikah denganku." Ucap Firman enteng

" Bocah gendeng. Minggato kamu dari sini. makin lama kok makin Kurang A**r bocah Iki." Marah Mbah Nem keluar kamar Firman, ia benar-benar kesal pada Firman yang tidak tau diri itu

Firman kembali mengambil rokok lalu menyesapnya dengan pikiran kacau

" Ternyata gertakanku kemarin gak membuatmu takut Reen. Baiklah akan ku buat kau benar-benar bertekuk lutut di hadapanku. Enak saja kau mau berbahagia dengan pria lain sedangkan aku disini gigit jari Karena kau tinggal kawin. Lihat saja akan ku kacaukan pernikahan dadakanmu itu." Gumamnya dengan sorot penuh amarah

" Ciihhhhh.. jangan-jangan saat ini kau tengah mengandung Reen. Sampai-sampai kau harus menikah terburu-buru seperti itu. Dasar wanita picik Sok alim, tau begitu waktu KKN di desa serut ku bawa kamu indehoy." cibir Firman yang mulai merem*s miliknya dibawah sana sambil memandangi foto Maureen

" Hebat kamu Reen, bikin aku horny hanya dengan melihat fotomu seperti ini." Ucapnya terus mengelus benda p*nj*ng miliknya yang makin menger*s

" aahhh apa aku culik saja kamu sayang, lalu kita bercinta bersama disini. Memadu kasih bikin anak berkali-kali. uuhhh iya Maureen besok aku akan bawa kamu kesini" Des*h nya penuh nafsu

Firman Suherman adalah anak buruh tani yang hidup di desa kaki gunung batu Jember. Ia dibesarkan oleh kakek neneknya yang udah tua sebab ibunya pergi merantau ke Malaysia semenjak ia berusia 5tahun dan hanya dua kali pulang namun masih rutin mengirimkan uang untuk Firman dan neneknya. Sedangkan ayah Firman yang seorang pendaki pendatang pergi meninggalkan ibunya saat hamil Firman dan tidak ada kabar sampai saat ini. Besar tanpa asuhan ibu kandungnya membuat Firman jadi manja dan salah pergaulan.

Ia malas bersekolah dan nyaris putus sekolah jikalau saja ibunya tidak mengancam akan menyetop uang jajannya. Tentu saja Firman tidak mau kalau sampai ibunya tidak mengiriminya uang, apa kata teman-temannya kalau dia jadi kere yang padahal sebenarnya dia memang anak orang kurang mampu tapi Firman dibutakan oleh gengsi dan kesombongannya. Ia bertahan hingga lulus kuliah sebab ancaman ibunya tersebut.

Saat awal masuk kuliah lebih tepatnya saat OSPEK ia dibuat terkesima oleh kecantikan seorang gadis yang satu kelompok dengannya yang ia ketahui namanya Maureen dari Kalung kertas bertuliskan nama di lehernya. Sikap ceria,baik hati,suka berbagi dan tidak sombong dari Maureen lah yang membuat Firman jatuh hati hingga selalu mengejar-ngejar nya tanpa putus asa. Bahkan ia rela berpura-pura menjadi anak baik dan Sholeh hanya demi mendapatkan hati Maureen. Berulangkali ia ungkapkan perasaannya namun Maureen selalu menolak dengan alasan ia masih harus meraih mimpinya. Bukan hanya itu saja yang jadi alasan Firman menyukainya tapi karena Maureen anak orang berada. Dengan penasaran dia sempat mengikuti Maureen saat pulang kuliah, ia ingin tahu seperti apa rumah wanita yang selama ini selalu berpenampilan rapi,menarik dan bisa dikatakan baju-bajunya bukan baju pasaran. Hingga akhirnya ia tahu bahwa Maureen bukan anak orang miskin makin membuatnya ingin mendapatkan Maureen. Obsesinya makin menjadi saat ia mengetahui bahwa Maureen kini telah sukses dengan usaha olshop nya. Namun lagi-lagi Tuhan tak mendukungnya, Ia marah dan benci saat membaca undangan pernikahan Maureen di grup mahasiswa seangkatan, Ia kalap hingga semua barang-barang yang tak berharga di dalam kamarnya ia obrak-abrik tak karuan. Segera ia datangi Maureen malam-malam untuk meminta penjelasannya. Namun emosinya merusak segalanya,kini wanita pujaan hatinya tersebut telah mengetahui perangainya. Sikap arogan dan sombongnya membuatnya salah langkah. Ia memakai dan mengancam Maureen dengan tujuan wanita itu takut lalu membatalkan pernikahan tersebut. Namun nahas , yang ada Maureen malah marah dan pergi dari hadapannya. Bahkan kini nomor teleponnya di blokir oleh Maureen.