Evelyn hanya seorang gadis desa yang pergi merantau ke kota untuk mencari pekerjaan. Beruntung sekali karena dia mendapat pekerjaan di Mansion Revelton, keluarga kaya nomor satu di Spanyol.
Namun siapa sangka ternyata kedatangannya malah membawa petaka untuk dirinya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MeNickname, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33
Sekarang Eve berada di vila mewah milik Keineer. Vila ini terletak dekat dengan bibir pantai hanya tinggal beberapa langkah saja. Sepertinya Keineer benar-benar menyiapkan perjalanan ini dengan matang mulai dari vila serta keamanan untuk kekasihnya.
"Melamunkan apa?" Keineer berenang menghampiri Eve dan sedikit mengusap betis kekasihnya.
Eve yang memang sedang melamun sedikit menggelinjang dan langsung meraih tangan Keineer.
"Tidak mau ikut berenang?"
"Tidak, terima kasih. Terlalu dingin malam-malam begini."
"Aku jamin kau tidak akan kedinginan." ucap Keineer mengerlingkan mata.
"Saya ingin menonton Tuan saja."
Byurrr
...---...
Dengan jahilnya Keineer meraih pinggang Eve dan membawa wanita itu masuk ke dalam air hingga kemeja putih Eve basah kuyup. Keineer jadi bisa melihat dengan jelas bra berwarna merah yang dikenakan oleh kekasihnya karena kemeja putih yang dikenakan Eve cukup tipis.
"Lingkarkan kakimu di pinggangku agar tidak kedinginan. Ingat aku tidak menerima penolakan!"
Eve hanya bisa pasrah menuruti apa kata pria itu. Tak lupa Eve juga melingkarkan kedua tangannya di leher Keineer.
"Good girl!" Keineer sedikit menyandarkan punggung Eve pada dinding kolam dan menghimpit tubuh kekasihnya sehingga tubuh keduanya benar-benar menempel.
Keineer yang dalam kondisi bertelanjang dada membuat Eve memalingkan wajahnya.
"Sudah sering bercinta masih malu melihat tubuhku?"
"Kenapa anda selalu berbicara seperti itu?"
"Aku begini hanya padamu."
"Benarkah? Sepertinya anda pembohong."
"Itu kau tahu." Keineer sedikit terkekeh.
"Aku ingin menciummu, boleh?"
"Jika saya bilang tidak boleh?"
"Aku akan memaksa dan menghukummu."
"Kalau begitu jangan bertanya lagi."
"Kau sudah mulai berani?"
"Maaf." cicit Eve.
"Kau cantik, Eve."
Keineer meraih dagu runcing Eve dan mengecup bibir mungil yang sejak tadi sangat menggodanya. Keduanya berakhir berciuman panas di kolam renang.
Tangan nakal Keineer tidak tinggal diam, tangan kanann yang dipenuhi tato membuka kancing kemeja Eve, hanya setengah. Keineer kembali mendudukkan Eve di pinggir kolam kemudian mengeluarkan gunung kembar wanitanya dari dalam kain merah yang masih melekat itu. Dia menyusu seperti bayi. Oh dia begitu pintar membuat kekasihnya terpancing.
Tapi di tengah kegiatan panas itu, Lucio tiba-tiba muncul pria itu tampak tergesa dan langsung berbalik badan saat tak sengaja melihat keadaan di kolam renang.
Sh*t
Keineer yang menyadari kehadiran Lucio langsung membawa Eve ke dalam air dan memeluk tubuh kekasihnya.
"Ada apa?" ketus Keineer.
"Tuan besar ada disini, Tuan. Beliau ingin berbicara dengan anda." masih dalam posisi membelakangi Keineer, Lucio dengan hati-hati berucap.
"Ada apa pak tua itu kemari?"
"Saya tidak tahu, Tuan. Tapi Tuan Besar memaksa bahkan Tuan Besar sedang menunggu di dalam vila."
"Kau membiarkannya masuk?" suara keiner sedikit meninggi.
"Maaf Tuan, tapi Tuan Besar mengancam dan saya tidak punya pilihan lain."
"Katakan padanya aku akan segera menemuinya."
Lucio pamit undur diri, masih dengan membelakangi Keineer. Eve yang sejak tadi berdiam diri sedang menahan rasa malunya.
"Ada apa?" Keineer menaikan dagu Eve hingga tatapan keduanya bertemu. Wanita itu tampak menggelengkan kepala.
"Kau malu pada Lucio?"
Lagi-lagi Eve hanya bisa menggangguk karena memang dia merasa malu.
"Lain kali tidak usah malu. Lucio sudah tahu semuanya dan dia tentu bisa memakluminya. Sekarang naiklah ke kamar lewat pintu tadi aku harus menemui seseorang dulu." Keineer mencium kening Eve dengan begitu lembut.