Bagaimana jika seorang anak bungsu perempuan,yang seharus nya mendapat kasih sayang penuh dari sang ayah,malah sebalik nya?
Dia adalah gendis,anak yang tidak di ingin kan oleh sang ayah,dia selalu mendapat perlakuan tidak adil dari sang ayah!
Karena memiliki kulit hitam manis,sehingga ayah nya menolak kelahiran sang bungsu
.Namun semuanya berubah setelah seorang erlangga datang di kehidupan gendis Yuk kitaa simak ceritanya mumgkin akan banyak menguras emosi para pembaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ayuwine, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20
Kini gendis sedang berada di taman rumah sakit bersama seorang pria,
"sedang apa kamu di sini?dan kenapa kamu menangis?maaf kalo aku bertanya ,karena aku benar benar penasaran" ucap pria itu
gendis menoleh ke asal suara,dia menatap sebentar manik mata pria itu,"sungguh meneduhkan hati"ucap nya dalam hati,
"aku sedang menunggu ibu di sini,dia sakit"ucap gendis dengan pandangan yang mulai menunduk.
"boleh aku melihat ibu mu?"ucap pria itu lagi.
gendis reflek mengangkat kepalanya dan menatap pria itu lagi
"maksud bapa?"gendis cukup kaget
"iya apa aku boleh melihat ibu mu?jujur aku juga gak tau apa yang terjadi pada ku tapi aku benar benar ingin mengenal mu lebih dekat lagi"ucap pria itu dengan menatap manik mata gendis.
"hah?"
yang tadi saja gendis cukup kaget,dan sekarang di buat kaget lagi.
Akhir nya gendis mengizin kan pria itu menengok sang ibu,mereka ber iringan berjalan menuju ruang inap dimana suci berada.
"assalamualaikum"ucap gendis dengan mendorong pintu dari luar.
bukan nya menjawab amel malah langsung mengomel
"nah ini dia si biang kerok nya,kemana kamu keluyuran ya?enak banget sedangkan aku di sini sama ayah sibuk jagain dan mecemaskan ibu kamu malah keluyuran" dengan melipat tangan di dada amel mengomel
Namun sesaat amel membisu,dia melotot sungguh dia kaget,dia mengira gendis masuk sendirian,nyata nya ada seorang laki laki yang membuntuti nya dari belakang,semakin panas lah hati amel,dia semakin membenci gendis.
"sialan,kenapa gendis bisa bersama dia?"ucap nya dalam hati dengan terus menatap benci kepada sang adik.
Begitupun dengan baskoro,dia langsung berdiri dan menyambut tamu itu,dia merutuki kebodohan sang anak sulung nya,dia takut tamu nya itu mendengar omelan amel kepada gendis.
"loh pak erlangga?wah suatu kehormatan bagi saya melihat pak erlangga datang kesini"ucap baskoro kemudian
"bicara jangan terlalu formal pak,ini bukan di kantor panggil nama saja."jawab erlangga kemudian,dia juga sedikit tidak enak hati kepada pak baskoro,karena ini di luar jam kerja ,tidak seharusnya baskoro memanggil dengan sebutan bapak,karena jelas dia lebih muda dari baskoro.
"baiklah nak erlangga"ucap baskoro begitu senang,dia mengira erlangga bersikap begitu karena melihat kecantikan amel,sehingga erlangga berusaha mendekatkan diri.
"oh iya nak erlangga,kenapa bisa berada di rumah sakit,dan kenapa bisa bersama gendis?"ucap baskoro kemudian yang sudah penasaran dari tadi.
"saya sudah menengok teman pak,dan kebetulan kami bertemu di lorong di rumah sakit,dia juga sedang dalam ke adaan menangis tadi"jawab Erlangga dengan sedikit menyindir ayah gendis itu
Baskoro kemudian menatap ke arah gendis yang dari tadi hanya memerhatikan mereka tanpa ikut nimbrung berbicara,
"ah iya tadi gendis nangis mungkin karena sedih melihat ibunya ada di sini,dia memang begitu cengeng anak nya pak"dengan pandangan yang sudah beralih menatap erlangga ,baskoro menjawab.
"ya kalo ibu saya juga sakit,saya juga suka menangis kaya gendis tadi pak,saya juga cengeng orang nya"jawab erlangga cukup membuat baskoro mati kutu.
erlangga sudah cukup tau bahwa gendis tidak terlalu di sukai oleh ayah dan kaka nya itu, dengan melihat gerak gerik baskoro dan amel saja sudah terlihat ketidak sukaan mereka terhadap gadis malang itu.
"ibu sudah siuman?maaf ya gendis tadi keluar sebentar"ucap lembut gendis,dengan menatap sang ibu nanar.
selang oksigen sudah tidak lagi di gunakan oleh suci sekarang dia sedikit membaik,namun suci masih enggan berbicara.
"ibu marah ya sama gendis,maaf ya bu"ucap nya lagi dengan menggenggam tangan sang ibu
suci pun mengenggam tangan gendis,dengan senyuman hangat bu suci tersenyum dan mengangguk.
"oh iya bu,lihat pak erlangga menjenguk ibu loh,bos nya ayah,"ucap gendis kemudian dengan antusias.
"cepat sembuh ya bu suci,dan maaf saya tidak membawa buah tangan apapun ,kami tidak sengaja bertemu di sini,dan gendis bilang dia sedang menunggu ibu di sini,jadi saya langsung menemui ibu"ucap erlangga dengan lembut.
Gendis yang melihat erlangga berkata begitu sopan dan lembut kepada sang ibu,reflek terseyum menampakan kedua lesung pipi nya,saat terseyum dan menatap erlangga,erlangga pun melihat gendis sedang tersenyum padanya.erlangga cepat membalas senyuman gendis,gendis salah tingkah cepat dia menundukan kepalanya lagi,melihat itu erlangga menggelengkan kepalanya dengan sedikit tersenyum.
Tanpa mereka sadari ,dari tadi ada amel yang memerhatikan tingkah mereka berdua,amel cukup panas,dia cemburu,kobaran api di dalam hati nya berkobar kobar,amel mengepalkan tangannya dengan sangat kuat.
"sialan,kenapa mereka bisa akrab begitu sih,harus nya aku yang ada di sana!"geram suci dalam hati.
sudah cukup muak amel melihat gelagat erlangga dan gendis,akhir nya amel pergi melangkah ,dia pergi keluar tanpa pamit kepada siapapun,amel membuka pintu dan menutup nya dengan sedikit kasar.
Reflek semua orang yang ada di sana berjingkrak kaget,termasuk baskoro.
baskoro yang melihat tingkah ke kanak kanakan amel cukup geram,"memalukan"batinnya.
"nak erlangga,bapak titip ibu sama gendis dulu ya,bapak mau menyusul amel dulu"ucap baskoro dengan menahan rasa malu yang luar biasa.
"baik pak"ucap erlangga dengan sedikit membungkukan badannya.
erlangga sungguh tidak perduli melihat amel bertingkah seperti itu,dari awal erlangga memang sangat tidak menyukai amel,walaupun semua orang berkata amel lebih cantik jauh di atas gendis,siapa sangka gendis begitu cantik di mata pemilik perusahaan ,anak tunggal kaya raya itu.
sepergi nya baskoro,tinggal lah di sana mereka bertiga,suasana hening sesaat hingga suci mulai membuka pembicaraan
"nak erlangga?"ucap suci memanggil pria itu
"iya bu ada apa"jawab nya dengan lembut
"boleh ibu minta tolong sesuatu,ibu percaya nak erlangga orang yang sangat tulus dan baik"ucap suci kemudian,perkataan barusan cukup membuat gendis dan erlangga bingung mereka berpandangan untuk sesaat dengan memperlihatkan raut wajah yang bingung
"katakan bu,jika erlangga mampu pasti akan erlangga lakukan"ucap nya lagi.
"ibu mohon,jaga kan gendis untuk ibu..."belum sempat suci mengatakan sesuatu
"bu..kenapa bicara seperti itu"potong gendis kemudian,dia cukup malu,dan juga bingung kenapa sang ibu menitip kan dirinya kepada orang lain bahkan bisa di bilang orang asing.
"sstt..jangan menyela dis,biarkan ibu mu menyelesaikan bicara nya dulu"tegur erlangga dengan halus.
Melihat kelembutan yang di tunjukan oleh erlangga kepada gendis,suci yakin bahwa pria itu menyukai anak bungsu nya,suci reflek tersenyum.
"ibu takut umur ibu tidak panjang,dan ibu takut gendis sendirian,tapi sekarang ibu sudah tenang karena ada nak erlangga"ucap suci kemudian
"bu kenapa bicara seperti itu bu"ucap gendis dengan air mata yang sudah berlinang.
"ibu pasti akan sembuh,dan setelah ibu sembuh pun aku akan terus melindungi gendis dari sekarang dan seterus nya,ibu tenang saja,tapi ibu harus sembuh dulu ya"ucapan erlangga membuat hari bu suci dan gendis menghangat
Gendis tidak tahu dia harus bagai mana,sungguh perkataan erlangga kepada ibu nya cukup membuat diri nya salah tingkah,gendis gak mau meng artikan lebih dalam dia takut salah paham dengan perasaan nya sendiri,
"mungkin maksud erlangga hanya merayu saja supaya ibu semangat dan ada keinginan untuk sembuh"monolog nya dalam hati meyakinkan...