Elina wanita terkuat di akhir zaman yang paling ditakuti baik manusia, zombie dan binatang mutan tiba-tiba kembali ke dunia tempat dia tinggal sebelum-nya!
Di kehidupan pertamanya, Elina hanyalah seorang gadis biasa yang hidupnya dihancurkan oleh obsesi cinta dan keputusan-keputusan keliru.
Sekarang, dengan kekuatan kayu legendaris dan ruang dimensi yang memberinya kendali atas kehidupan, Elina ingin memulai kembali hidupnya dengan membuat pertanian besar!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Si kecil pemimpi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lutfi dan Alif
Setelah empat hari bekerja tanpa henti bersama Xiaoya dan yang lainnya, akhirnya Elina bisa melihat hasil kerja keras mereka. Delapan hektar lahan kini telah ditanami sepenuhnya. Namun, rasa lelah mulai terasa di tubuh Elina, terutama di pinggangnya yang terasa pegal. Dengan suara yang sedikit lelah, Elina menyuruh Xiaoya 8 untuk mematikan siaran langsung.
Selama empat hari bertani, para netizen setia menemani mereka melalui siaran langsung. Elina terkejut saat menyadari bahwa jumlah pengikutnya telah bertambah menjadi 17.000 orang.
Pendapatan yang diperolehnya dari hadiah-hadiah yang dikirimkan oleh penonton selama siaran langsung mencapai 76 juta rupiah setelah dipotong pajak. Akun bernama Kevin adalah pemberi hadiah terbanyak. Sebagian besar pendapatannya berasal dari dia. Elina sebenarnya sudah pernah mengirim pesan kepada Kevin, memintanya untuk berhenti mengirim hadiah, namun Kevin hanya membalas dengan mengatakan bahwa dia merasa senang melakukannya.
Elina mendesah, "Baiklah, kesenangan seorang tiran lokal memang berbeda dengan rakyat biasa."
Meskipun dia sudah tidak memaksanya lagi, sebagai tanda terima kasih, setiap kali mengirimkan paket, Elina juga menyertakan sayur dan buah gratis untuk Kevin.
"Anggap saja ini sebagai transaksi jual beli," pikirnya.
Sudah hampir sebulan sejak Elina pindah ke sini, dan uang yang dipegangnya pada awalnya sebesar 310 juta rupiah. Dari penjualan online kemarin, dia memperoleh 11,8 juta rupiah. Ditambah dengan 48 juta rupiah dari Paman Bai dan 75 juta rupiah dari siaran langsung, total uang yang dia miliki sekarang mencapai 444,8 juta rupiah. "Huh, masih jauh dari target," gumamnya.
Elina masuk ke dalam ruangnya. Sejak bekerja sama dengan Pak Bai, jumlah sayuran di ruang penyimpanannya semakin berkurang, namun buah-buahan di sana semakin banyak. Dia berpikir bahwa dia harus segera mematangkan pohon buah-buahan di kebunnya dan di sekitar pagar. Dengan begitu, dia bisa mulai menjual buah-buahan yang ada di dalam ruangnya.
Setelah itu, Elina memutuskan untuk menemui Alex, bayinya. Sudah lama rasanya sejak terakhir kali dia bermain bersama anaknya. Selama empat hari ini, Alex dititipkan pada Xiaoyu, ditemani oleh Jingga, Grey, dan Black. Ketika Elina melihat Alex, dia tak bisa menahan senyumnya.
Anaknya terlihat semakin gemuk dan sehat, dengan wajah yang semakin bulat dan chubby. Matanya yang besar dan bulat serta hidungnya yang kecil tampak sangat menggemaskan. Elina segera memeluknya erat-erat, merasa nyaman dengan aroma khas bayi yang menenangkan.
"Bayinya ibu, maaf ya ibu tidak sering bermain denganmu. Hari ini, waktunya ibu sepenuhnya untukmu," kata Elina penuh kasih, sambil menciumi Alex bertubi-tubi, membuat anak itu terkekeh senang.
Elina keluar dari ruang bersama Alex, menghirup udara segar sore hari setelah beberapa hari yang intens. Dia melihat ke halaman dan langsung tertawa pelan saat mendapati Xiaoya 1, monyet kecilnya, duduk di atas punggung Grey. Grey, anjing abu-abu yang selalu konyol, berlari-lari kecil dengan Xiaoya di punggungnya, tampak seperti kuda poni yang tak bisa diam. Xiaoya terlihat menikmati aksinya, berpegangan erat pada bulu Grey sambil tersenyum lebar memperlihatkan gigi kecilnya.
Elina tak bisa menahan tawa. Grey selalu menjadi sosok yang lucu dan ceria, berbeda jauh dengan Black, anjing hitam mereka yang lebih pendiam dan serius, yang saat ini hanya duduk di dekat Xiaoyu, mengawasi dari kejauhan dengan sikap tenang seperti biasanya.
Di sudut halaman, Jingga, anjing betina mereka, berbaring malas di bawah bayangan pohon beringin. Elina menggelengkan kepala, tersenyum melihat Jingga yang selalu saja santai, seolah-olah menjadi betina memberinya hak untuk bermalas-malasan sepanjang hari.
"Xiaoya, apa yang kamu lakukan di atas Grey?" tanya Elina sambil menahan tawa.
Xiaoya, dengan mata bulat dan cerdasnya, melirik ke arah Elina, mengeluarkan suara kecil yang sepertinya menyiratkan kesenangan. Monyet kecil itu melompat-lompat pelan di punggung Grey, membuat anjing itu semakin berlari-lari tak karuan.
Alex yang berada di gendongan Elina ikut tertawa, meski mungkin tidak sepenuhnya mengerti apa yang sedang terjadi. Tawa Alex membuat suasana sore semakin ceria. Hari itu, setelah empat hari penuh kerja keras, Elina merasakan kehangatan dan kebahagiaan yang begitu sederhana bersama keluarga aneh tapi bahagianya—Alex, monyet kecilnya Xiaoya, serta anjing-anjing konyolnya.
Saat itu, tanaman merambat yang berada di sekeliling rumah Elina memberikan sinyal padanya, memberitahu bahwa ada dua orang asing di luar gerbang. Elina memasang bel di samping gerbangnya, tetapi sebenarnya itu hanya formalitas saja.
Ia membiarkan Xiaoya 1 untuk membukannya. Dengan lincah, Xiaoya 1 menarik telinga Grey, dan bergegas menuju gerbang.
Ketika gerbang terbuka, Lutfi, pria yang berdiri di luar, tercengang. Monyet kecil inilah yang membukakan gerbang untuknya! Sudah lama sekali ia ingin bertemu dengan Xiaoya!
Di sampingnya, alif tampak sangat bersemangat. Dia mendekati Xiaoya dan Grey, meski Xiaoya menatapnya tajam. Dengan senyum bodoh, Alif mengulurkan tangannya sambil berkata, “Teman?”
Elina yang baru saja menghampiri mereka, sedikit terpana melihat Alif. Meski jelas lebih tua setahun darinya, sikapnya begitu polos, seperti anak kecil.
Lutfi menyadari tatapan Elina, dia dengan cepat memperkenalkan dirinya dan adiknya, Alif. Ia juga menjelaskan keistimewaan Alif, yang sedikit berbeda dari orang kebanyakan.
Elina mengangguk paham, dan memandang mereka dengan lembut. Lutfi merasa lega karena Elina tidak memandang adiknya dengan jijik atau hinaan, seperti yang sering mereka alami dari orang lain.
Elina mempersilakan mereka masuk. Lutfi berjalan di samping Elina, matanya tertarik pada bayi yang digendong Elina.
“Ini Alex, anakku” jelas Elina, menyadari tatapannya.
Lutfi terkejut, tak menyangka bahwa sosok yang sering ia lihat di siaran langsung sudah memiliki anak.
Dia kemudian bertanya, “Apakah pria tampan yang ada di siaran langsung kemarin suamimu?” Elina tersenyum, memahami bahwa Lutfi adalah salah satu netizennya. Ia merasa senang, ini seperti bertemu dengan penggemar, pikirnya sambil tertawa kecil dalam hati.
“Aku seorang ibu tunggal,” jawab Elina tenang.
Lutfi tertegun sejenak, lalu buru-buru meminta maaf. Elina hanya tertawa kecil dan berkata, “Tak apa. Wajar jika bertanya.” Dia lalu mempersilakan mereka duduk di kursi batu di depan rumah, sementara Alif sudah lama asyik bermain dengan Xiaoya dan Grey.
Elina memanggil Xiaoya 5, yang sedang berbaring santai di ayunan dengan kacamata pantai kecilnya—salah satu atribut lucu yang sering Elina belikan untuk monyet-monyetnya.
Dengan angkuh, Xiaoya 5 berjalan ke dapur, seperti manusia pada umumnya. Lutfi merasa geli, mengingat pelajaran sejarah tentang manusia yang katanya berasal dari kera. Tapi ia tidak pernah benar-benar percaya teori itu. "Kalau benar, kenapa masih ada kera sekarang?" pikirnya.
Tak lama kemudian, Xiaoya 5 kembali dengan nampan berisi teh dan kue kering buatan Elina. Lutfi, sedikit malu, meminum tehnya dengan hati-hati. “Apakah ini dari kebunmu sendiri?” tanyanya.
Elina mengangguk. “Ya, semuanya aku tanam sendiri.” Lutfi terkagum.
Produk dari Ancor memang tidak pernah mengecewakan.
Setelah beberapa saat, Lutfi akhirnya mengungkapkan tujuan kunjungannya. “Apakah kamu membutuhkan tenaga kerja? Gajinya tidak perlu tinggi, yang penting ada makanan. Dan… bisakah adikku juga ikut bekerja?”
Lutfi cepat-cepat menambahkan, “Dia mungkin sedikit lambat, tapi dia rajin.”
Elina paham dan mengerti, sebenarnya dia memang membutuhkan tenaga kerja, apalagi nanti malam dia berniat mengeluarkan binatang ternaknya, dan kebetulan lutfi sarjana dari lulusan peternakan sangat cocok dengan yang Elina cari, hanya saja...
"kamu tinggal dimana? " tanya Elina
“Kabupaten” jawab Lutfi, dia dengan cepat menambahkan “Aku punya sepeda.”
Elina mengangguk. “Gajimu tiga juta per bulan dengan makan. Untuk Alif, kita lihat dulu apa yang bisa dia lakukan. Gajinya nanti menyesuaikan.”
Lutfi setuju dengan cepat, berterima kasih penuh haru. Mereka berbicara sebentar mengenai teknis pekerjaan, dan Elina memberitahunya bahwa mereka bisa mulai bekerja besok.
Setelah sekitar satu jam, Lutfi memanggil Alif, yang masih bersenang-senang dengan Xiaoya dan Grey. Lutfi merasa sedih; baru kali ini ia melihat adiknya sebahagia itu. Dia merasa keputusan ini tepat.
Alif tampak enggan berpisah dari teman-teman barunya. “Kamu bisa sering bermain dengan mereka,” ujar Lutfi sabar. Alif menoleh penuh semangat ke arah Elina, matanya berbinar-binar. “Benarkah?” tanyanya penuh harap.
Elina tersenyum lembut. “Iya, tentu saja.”
Alif melompat gembira, melambaikan tangan pada Xiaoya dan Grey, yang balas melambaikan tangan mereka dengan cara yang kocak. Melihat mereka pergi,
Elina menghela napas. Alasan dia menerima mereka begitu cepat tanpa banyak tanya karena—Lutfi, seorang kakak yang rela mengorbankan hidupnya demi menjaga adiknya, adalah karakter yang jarang ditemukan di dunia ini.
...----------------...
Sedikit cerita, aku baru aja senang karena melihat pendapatku hari ini Rp 200, tapi aku sedih karena 200k pergi untuk membeli cas leptop😭😭, sama-sama 200, tapi 200 yang ini lebih besar. hiks biaya makan selama 2 minggu. Tapi gak papa Allah akan menggantinya nanti, aku percaya itu.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya🫂
...Diluar cerita...
......................
Xiaoya dkk : RJ💜🐑 topi iniiii, kami punya
Baby alex : Halo aunty suka_baca
Andra : X'tine, saya sarankan kamu jangan coba-coba mempengaruhi Otor untuk mempersulit saya mengejar menantu perempuan
Dimas : Dukung aku bunda Lala Kusumah jangan Edgar
Edgar : jelas-jelas aku paling baik
Salam dari berondong semuanya hihihi
di tunggu up nya thor, semangat slalu
dibalik kekurangan nya ada kelebihan yg terpendam juga.
bener² tulus menerima elina apa adanya, bener² tulus mencintai dan menyayangi elina serta Alex anaknya.
dan juga bener² tulus menjadi garda terdepan untuk membela elina dan alex dari rintangan apapun itu, tanpa nyelip pihak ketiga.
padahal, yo kekurangan 😅