Andrea, seorang gadis yang memiliki profesi sampingan sebagai joki balap liar itu tidak pernah merasa tidur dengan pria mana pun bahkan dengan kekasihnya sendiri. Namun gadis muda itu sangat terkejut karena tiba-tiba saja hamil, sebenarnya apa yang terjadi dengannya? Atau justru ada konspirasi jahat di balik ini semua?
Gerrard pria kaya raya yang sangat menginginkan seorang anak, namun Lucy yang telah ia nikahi selama 5 tahun itu tak menginginkannya karena wanita itu sudah sangat bahagia meskipun tanpa adanya anak lagipula hamil hanya akan merusak bentuk tubuhnya yang ideal. Oleh karena itu Lucy rela mencari seorang wanita pengganti yang mau melakukan inseminasi dari benih suaminya agar mereka tetap memiliki keturunan.
"Dasar gadis brandalan awas saja jika terjadi sesuatu pada bayiku," ancam Gerard ketika mengetahui wanita yang telah mengandung anaknya sedang mengikuti sebuah balap liar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~27
"Katakan, ada apa tiba-tiba datang kesini !!"
Tom yang baru datang setelah mengantar teman kencannya itu pergi langsung mencecar sang adik yang terlihat bersandar di sandaran sofa dengan kurang semangat, nampak sebatang rokok berada di sela jarinya dan sesekali di sesapnya dengan penuh perasaan.
"Sepertinya Andrea hamil," ucap Julian dengan wajah masamnya. Jujur sebenarnya ia tak rela sang kekasih hamil apalagi anak dari pria lain, tapi keadaan yang telah membawa mereka sejauh ini.
"Benarkah?" Tom pun langsung mengulas senyumnya tak percaya, rupanya usahanya langsung berhasil tanpa harus mengulangnya lagi.
"Hm," Julian hanya mengangguk kecil.
"Baguslah, kita tinggal menunggu bayi tersebut lahir setelah itu kita akan mendapatkan sisa uangnya." Terang Tom dengan tak sabar, namun tidak dengan Julian yang terlihat sangat frustrasi saat ini dan itu membuat sang kakak langsung mengernyit menatapnya.
"Ada apa lagi? Bukankah selangkah lagi kita akan berhasil?" Ucapnya mengingatkan adiknya itu.
"Bagaimana jika Andrea tahu keadaannya? Aku benar-benar tak memiliki alasan untuk menjelaskannya." Sahut pria itu.
Melihat kegundahan sang adik bukannya memberikannya solusi Tom justru mencibirnya. "Ayolah Julian, perempuan hanya akan membuatmu lemah. Masih banyak perempuan di dunia ini yang menyukaimu," ucapnya. Pria itu memang tak percaya apa itu cinta karena nyatanya ia sendiri tak pernah merasakan cinta dari kedua orang tuanya.
"Jangan samakan aku denganmu, aku mencintainya dan aku tak bisa kehilangan dia." Potong Julian tak terima dengan perkataan pria itu.
Mendengar itu pun Tom langsung tertawa mengejek. "Kamu bilang mencintainya tapi setiap malam kamu tidur dengan wanita lain, apa itu yang namanya cinta? Ku harap kamu bisa membedakan mana cinta dan kekaguman," cibirnya.
Julian pun seketika terdiam, benarkah ia hanya mengagumi Andrea? Tidak, bagaimana mungkin hanya mengagumi sedangkan ia tak ingin kehilangannya.
"Sementara waktu berikan ini padanya sampai gadis itu benar-benar menyadari jika sedang hamil !!" Tom nampak memberikan dua bungkus obat pada sang adik yang terlihat bergeming di tempatnya.
"Apa ini?" Ucap pria itu tak mengerti.
"Lucy memberikan ku beberapa vitamin kehamilan dan obat penguatan kandungan," terang Tom.
Julian nampak menatap obat dalam tangannya tersebut, mungkin sementara waktu ia bisa menanganinya tapi perut gadis itu semakin lama pasti akan semakin membesar.
"Aku ingin menikahinya," ucapnya memutuskan paling tidak saat gadis itu tahu posisi mereka telah menikah.
"Tidak, Lucy menginginkan gadis yang mengandung anak suaminya masih perawan dan lajang sampai bayi itu lahir." Potong Tom tak setuju dengan rencana gila adiknya itu.
Julian terlihat kembali frustrasi dan sang kakak pun mengerti akan hal itu. "Minggu depan aku ada kerjaan dengan Lucy, akan ku coba untuk bicara dengannya." Ucapnya meyakinkan.
Julian langsung mengangguk kecil semoga saja wanita itu mengizinkan mereka menikah, ia janji takkan menyentuhnya sampai anak itu lahir.
Hari pun telah berganti Andrea yang pagi itu baru terbangun tiba-tiba merasakan mual di perutnya dan ia pun segera berlalu ke kamar mandi, entah ada apa dengannya karena tak biasa seperti ini. Meskipun hanya mual biasa tapi tetap saja membuatnya heran.
"Ini apa?" Ucapnya ketika sang kekasih menyodorkan obat setelah mereka selesai sarapan.
"Vitamin dan obat mual," dusta Julian.
Tanpa berpikir panjang Andrea pun langsung meminumnya. "Ngomong-ngomong darimana kamu tahu jika aku mual?" Tanyanya kemudian.
"Kemarin kamu mual saat ku dekati jadi ku rasa obat ini akan membantumu," terang Julian dan Andrea pun langsung mengulas senyumnya.
"Kau benar-benar seperti dokter," ucapnya sembari terkekeh.
"Apa masih mual?" Tanya pria itu kemudian.
Andrea langsung menggeleng, ajaibnya tiba-tiba mualnya hilang setelah minum obat tersebut. Namun ketika kekasihnya mendekatkan wajahnya hendak menciumnya tiba-tiba ia merasakan mual lagi hingga membuatnya langsung menjauh.
"Tolong jangan dekat-dekat dahulu aku benar-benar tak menyukai parfummu," ucapnya memohon.
"Tapi aku tak memakai parfum apa pun sayang," jelas Julian menyanggah.
"Tapi itu membuatku mual," tukas Andrea dengan wajah memelas.
"Baiklah, aku takkan dekat-dekat lagi." Julian mencoba bersabar menghadapinya.
Sementara itu di tempat lain Gerard yang baru beranjak dari ranjangnya langsung berlari ke kamar mandi ketika merasakan mual hebat di perutnya, entah apa yang terjadi dengannya karena tak biasa seperti ini.
"Kamu baik-baik saja?" Lucy yang terbangun pun langsung mendatangi pria itu.
"Sepertinya aku sedikit kurang enak badan," sahut Gerard setelah keluar dari toilet.
"Ya sudah tidak perlu pergi ke kantor, aku akan menghubungi dokter untuk memeriksamu." Saran Lucy sembari menyentuh kening pria itu yang menurutnya sedang tak demam, namun Gerard langsung menjauhkan tangan wanita itu dan kembali berlari ke dalam toilet.
Entah kenapa ia langsung mual ketika mencium wangi tubuh sang istri, padahal sebelumnya selalu membuatnya candu.
Akhirnya siang itu Gerard baru memutuskan pergi ke kantornya setelah merasa tubuhnya lebih baik, Henry yang menjemputnya pun langsung mendatangi pria itu untuk memastikan keadaannya.
"Anda baik-baik saja?" Ucapnya ketika melihat pria itu nampak duduk di sofa dengan memijit pelipisnya.
"Hm, mintalah bibi parfum baru karena aku tak suka dengan parfum lamamu !!" Perintah Gerard saat asistennya itu mendekat.
"Baik tuan," Henry yang tak mengerti pun langsung pasrah ketika pelayan yang ada di rumah tersebut menyemprotkan parfum beraroma kopi ke seluruh tubuhnya. Wanita itu juga memberikannya beberapa bungkus parfum mobil dengan aroma yang sama, entah ada apa dengan bosnya itu.
"Ayo pergi !!" Ajak Gerard setelah itu.
Henry yang tak melihat keberadaan nyonya mudanya nampak mengedarkan pandangannya. "Jangan cari yang tidak ada, karena kamu pasti sudah tahu jawabannya." Ucap Gerard dan asistennya itu pun hanya mengangguk kecil.
Entah apa yang ada di pikiran nyonya mudanya itu, tidak bisakah sementara waktu berada di rumah saja untuk merawat tuannya yang sedang sakit?
Setelah itu mereka pun segera berangkat ke kantor, sepanjang perjalanan Gerard nampak menutup mulutnya dan memilih untuk memejamkan matanya sejenak. Sesampainya di kantornya pria itu langsung merasakan pusing saat mencium aroma parfum para karyawannya.
"Semuanya mulai hari ini ganti parfum kalian dengan aroma kopi saya tak mau mendengar alasan apapun itu !!" Perintahnya tiba-tiba dan tentu saja itu membuat semua karyawannya nampak tercengang mendengarnya. Sebenarnya ada apa dengan bosnya itu?
Begitu juga dengan Henry, ia pikir atasannya tersebut hanya menginginkan dirinya saja yang mengganti parfum tapi justru seluruh karyawannya juga.
"Jangan-jangan nyonya Lucy sedang hamil?" celetuk salah satu karyawannya.
Gerard yang mendengar itu pun sontak menghentikan langkahnya, lantas menatap beberapa karyawannya tersebut.
Rugi kau Luc sia²in lakikmu yg baik tampan kaya raya sabar dan setia😌 kau bgtu serakah Luc
Masih tetap mampu berpikir dengan akal sehatmu Ndre, meskipun dalam keadaan yang sedang tidak baik2 saja...
Bisa berdamai dengan keadaan dan terlintas dalam benakmu untuk menyisihkan uang dari pemberian Lucy...
Tak mengapa Ndre, uang itu tidak seberapa buat dia jika dibandingkan dengan kerugian dan deritamu 👌...
Kagak nyaman ya Pak rasanya, selalu hadir dalam ingatan 😂...