Lanjutan dari "Cinta Di Penghujung Nafasku".
Seorang dokter muda dan tampan bernama William Anderson terlibat ONS bersama dengan dokter Koas dirumah sakit tempatnya bekerja hingga membuat sang gadis hamil.
Viona Harumi,seorang mahasiswi kedokteran yang tengah menjalani masa koas harus terlibat skandal dengan dokter pembimbing nya dirumah sakit hingga membuatnya hamil.
Bagaimana kisah Viona dan William yang terpaksa menikah demi anak yang dikandung oleh Viona??
Lalu bagaimana dengan kisah cinta William dan sang kekasih yang sudah berjalan hampir lima tahun??
Lalu bagaimana dengan Kanaya yang tiba tiba harus menerima kenyataan pahit saat kekasihnya harus menikahi keponakan nya sendiri??
yuukkk simak kisah cinta segitiga mereka disini...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keempat
Dengan berjalan terseok seok, Viona memunguti setiap lembar baju yang berserakan dilantai. Viona menyeret langkahnya masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Tangis pun Viona akhirnya pecah dibawah guyuran air shower. Viona tidak menyangka jika kesanggupan nya mendatangi acara yang dibuat oleh kedua sahabatnya. Akan membawa diri pada sebuah petaka besar yang menghancurkan hidupnya.
Viona tidak menyangka jika kedatangannya kesana akan membuat dirinya kehilangan apa yang paling berharga dalam dirinya. Bahkan yang membuatnya semakin terpuruk adalah, tentang pria itu. Pria yang sudah merenggut kehormatan nya.
Pria itu adalah pria yang di gadang gadang akan menikahi tantenya sendiri. Yang tidak lain, pria itu adalah kekasih Kanaya. Viona tidak bisa membayangkan, apa yang akan Kanaya lakukan seandainya Kanaya tahu apa yang terjadi antara dirinya dan juga William.
Viona tahu betul bagaimana cintainya Kanaya kepada William. Bahkan, wanita itu berharap jika pernikahan adalah akhir dari hubungan mereka yang sudah terjalin selama 5 tahun lamanya.
Setelah merasa cukup puas mengeluarkan tangisan nya. Viona pun segera berganti pakaian dengan pakaian yang layak dan bergegas keluar dari sana.
Sekilas, Viona melirik William sebelum dirinya melesat pergi meninggalkan kamar itu. Pria yang sudah berhasil merenggut kesucian Viona itu pun tampak masih terlelap di atas ranjang dengan keadaan tubuh yang masih polos dan hanya tertutup oleh selimut untuk menutupi sebagian tubuhnya.
Viona pun akhirnya pergi meninggalkan hotel itu dengan perasaan yang hancur berkeping keping. Rasanya, lebih baik mati saja karena saat ini dia sudah kehilangan apa yang menjadi kebanggaan setiap wanita yang belum memiliki suami.
...***...
Viona menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Tangisnya kembali pecah saat sudah berada didalam mobilnya. Setelah merasa cukup dengan tangisannya, Viona pun segera melajukan mobil itu menuju ke apartemen tempatnya tinggal selama ini.
Viona bahkan pergi begitu saja tanpa memberi kabar pada kedua temannya yang malam itu menghilang begitu saja, tanpa kabar. Hingga membuat Viona harus mengalami kejadian naas yang menghancurkan hidupnya.
Sementara itu, William sendiri baru terbangun di keesokan hari nya. Saat matahari sudah cukup lumayan meninggi dan menerpa wajah tampan pria itu, hingga membuatnya William akhirnya terbangun.
Merasa hangat di bagian wajahnya, William pun mulai mengerjapkan matanya. Lalu, mengedarkan pandangan nya ke sekeliling sudut ruangan setelah membuka mata dengan sempurna.
"Dimana ini? Aahh, kepalaku. Kenapa kepalaku pusing sekali?" gumam nya seraya bangkit dari tidurnya dan mengambil posisi duduk diatas ranjang.
Seketika, William dibuat terkesiap saat melihat penampilan tubuhnya yang tidak mengenakan sehelai pakaian pun. William semakin dibuat kaget saat melihat seluruh pakaian nya berserakan begitu saja diatas lantai.
"Apa yang sebenarnya terjadi? Dan, kenapa aku tidak memakai pakaian?" gumam William lagi sembari berusaha mengingat apa yang terjadi tadi malam.
Sembari mengingat tentang kejadian tadi malam. William pun memutuskan untuk membersihkan diri terlebih dahulu. William bergegas memunguti baju baju miliknya yang berserakan dilantai untuk dia bawa ke dalam kamar mandi.
Saat tengah memunguti pakaian nya, tiba tiba pandangan William teralihkan pada sebuah benda yang mengkilap dan berkilau setelah terkena sinar cahaya matahari pagi. Yang tergeletak di bawah meja rias yang ada di kamar itu.
Setelah berhasil mengumpulkan seluruh pakaian nya. William pun segera mendekati dan mengambil benda yang mengkilap itu. Yang ternyata, benda itu adalah sebuah kalung dengan berliontin kan sebuah nama.
"Viona? Siapa Viona? Ya Tuhan, apa yang sebenarnya telah terjadi? Dan apa yang sudah aku lakukan di sini?" gumam William lagi, sebelum masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
Akan tetapi, saat William berbalik tanpa sengaja netranya menatap ke arah ranjang. Seketika, jantung William terasa berhenti berdetak saat matanya melihat adanya bercak darah yang sudah mengering tergambar begitu jelas di atas seprei putih yang di pakai untuk melapisi kasur yang baru saja William tinggalkan.
Merasa ada yang aneh, William pun bergegas pergi kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya. William pun langsung meninggalkan kamar itu setelah memakai pakaian nya kembali untuk mencari informasi tentang apa yang terjadi tadi malam.
Hingga membuatnya berakhir di sebuah kamar asing dengan keadaan yang tidak wajar. William pun memutuskan untuk mendatangi resepsionis, untuk menanyakan perihal kamar yang semalam dia tempati.
"Selamat pagi, Mbak," sapa William saat tiba di depan meja resepsionis.
"Selamat pagi juga, Pak. Ada yang bisa saya bantu?" jawab sang resepsionis.
"Begini. Saya mau tanya, kalau boleh tahu kamar 505 itu di pesan atas nama siapa ya?" tanya William to the point.
"Sebentar ya Pak. Saya cek dulu," jawab resepsionis sembari mengetik sesuatu di layar komputer yang ada di meja kerjanya.
"Kamar dengan nomor 505 itu dipesan atas nama Sera Gunawan, Pak. Memang kenapa ya, Pak? Apa ada masalah dengan kamarnya?" jelas resepsionis sembari berbalik bertanya pada William.
"Tidak. Tidak ada apa apa, hanya saja ada barang miliknya yang ketinggalan. Apa bisa saya minta informasi pribadi tentang orang itu, Mbak?" tanya William karena masih penasaran dengan sosok wanita yang mungkin menjadi rekan ranjang nya semalam dan menghabiskan malam panas bersama dengan nya di kamar itu.
"Mohon maaf, Pak. Untuk itu kami tidak bisa mambantu. Kami sangat menjaga privasi tamu tamu kami. Jadi, mohon maaf, saya tidak bisa memberi tahu kan hal itu."jawabnya dengan tidak enak hati.
Akan tetapi, sebagai karyawan yang baik sang resepsionis pun harus mentaati peraturan yang ada. Dengan tidak membocorkan informasi tentang para tamu hotelnya.
"Baiklah kalau begitu. Terima kasih atas informasinya." ucap William, yang merasa kecewa karena tidak bisa mendapatkan informasi apapun tentang wanita yang semalam bersama dengan dirinya.
Karena tidak mendapatkan informasi apapun. William pun akhirnya memutuskan untuk pulang dan di sepanjang perjalanan nya menuju ke rumah. Pikiran nya terus memikirkan tentang siapa Viona? Dan siapa wanita yang sudah berhasil dia gagahi dan dia ambil kesucian nya.
William adalah seorang dokter, tentu saja dia tahu betul dengan arti dari bercak darah yang ada di seprei kasur yang dia tempati tadi malam untuk tidur.
Pikiran nya begitu kacau saat memikirkan tentang wanita asing yang semalam menjadi rekan nya di atas ranjang. William tidak menyangka jika dia akan melakukan hal diluar batas seperti itu.
Sungguh pikiran nya kalut saat ini. Bahkan William sampai mengabaikan panggilan telpon dari sang kekasih yang sejak tadi menghubungi dirinya. William masih saja sibuk memikirkan siapa gadis yang bernama Viona itu dan bagaimana bisa dia melakukan hal seperti itu dengan wanita yang sama sekali tidak dia ingat.