NovelToon NovelToon
DOM HEAVENLY

DOM HEAVENLY

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Perperangan / Kultivasi Modern
Popularitas:8.7k
Nilai: 5
Nama Author: Adam Erlangga

Pada jaman kuno ada makhluk yang sangat taat kepada sang penguasa langit. Orang yang di angkat ke langit dan tinggal di bersama Sang Dewa. Ketaatannya sangat dalam hingga merasuk kedalam jiwa, hingga sebuah Dom tercipta yang menjadi sumber kekuatan jiwa baginya. Dengan adanya kekuatan Dom di dalam dirinya, Makhluk itu pun merasa setara dengan makhluk langit lainnya dan mulai melawan kekuasaan langit. Sang Dewa pun marah dan mengusir makhluk itu dari surga ke sebuah Dunia bernama Gaia. Sebuah dunia yang tidak memiliki sihir, hanya ada kekuatan jiwa (Dom) yang di berikan oleh Sang Dewa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adam Erlangga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31 - Sampai Bertemu Lagi

Dion pun menghampiri Lisa yang ketakutan dibawah sana. Bahkan ia tidak ingin melihat tombak-tombak itu jatuh di depan matanya.

"Lisa. Apa kau baik-baik saja." tanya Dion.

"Hiks hiks. Kak Dion. kenapa kau mengeluarkan tombak itu lagi. Aku takut, aku takut." kata Lisa.

"Maafkan aku. Hanya itu satu-satunya cara untuk menyingkirkan mereka." sahut Dion sambil mengelus kepala Lisa.

Lalu, Rachel pun turun di belakang Dion, dan berjalan ke arahnya. Namun ia masih dalam mode tempur, pedangnya masih di pegang olehnya.

"Urusanku sudah selesai. Aku tidak ingin bertarung denganmu." kata Dion yang masih berjongkok di depan Lisa.

SWOSSH. Rachel pun menghempaskan pedangnya kearah Dion.

"Perbuatanmu ini sudah merugikan ku, aku sudah berusaha untuk menghentikan perang diantara mereka. Tapi kau mengacaukan semuanya. Kau pikir, mereka akan berhenti jika kau membunuh pemimpin mereka disini.?" kata Rachel dengan serius.

"Kau sangat serius sekali. Aku kira orang sepertimu tidak bisa menangis dan cuek terhadap semua orang. Tapi aku tadi sempat melihatmu menangis." kata Dion sambil berdiri dan membelakangi Rachel.

"Kamuu, Diam."

"Hm, aku juga tidak akan berhenti jika mereka terus mengirimkan pasukan untuk berperang. Dan sebaiknya kau menutupi tubuhmu itu. Bajumu sudah hampir sobek sepenuhnya." kata Dion.

"Apaa ?" kata Rachel yang panik sambil melihat tubuhnya.

Lalu, tiba-tiba. Ding Ding Ding. Suara alarm terdengar di telinga Dion.

"Ini, alarm yang aku pasang di desa itu. Sialan, mereka sudah bergerak kesana." kata Dion dengan panik.

"Lisa, mereka datang ke desa. Kita harus cepat kesana." kata Dion dengan panik.

"Apaaa.?" teriak Lisa dengan terkejut.

Lalu, Dion pun membelah udara, dan sebuah portal tercipta di sana.

"Portal.?" kata Rachel yang terkejut.

"Aku sedang buru-buru, nyawa orang tak bersalah sedang terancam oleh mereka. Suatu hari nanti, kita akan bertemu lagi." kata Dion.

"Kau pikir aku akan membiarkanmu pergi begitu saja.?" teriak Rachel sambil mengarahkan pedangnya.

Dion dan Lisa pun langsung masuk kedalam portal. Dan portal itu pun langsung tertutup dalam sekejap mata.

Rachel hanya terdiam melihat kepergian Dion bersama Lisa disana. Dan pedangnya pun di turunkan. "Hmm." Sahut Rachel.

Lalu, tubuhnya pun bersinar, dan tiba-tiba sebuah baju terbentuk dan melapisi tubuhnya. Kemudian ia menghampiri Teo yang tergeletak diatas tanah.

"Paman, apa kau baik-baik saja.?" tanya Rachel.

"Justru aku yang seharusnya bertanya seperti itu Tuan Putri. Sepertinya laki-laki itu sangat kuat, bagaimana keadaan Anda.?" sahut Teo.

"Aku baik-baik saja." jawab Rachel sambil melihat bekas terbenturnya tombak emas milik Dion.

"Tubuh yang hancur. Ini benar-benar sangat mengerikan. Orang itu tidak bisa aku maafkan." kata Rachel dalam hati sambil mengepalkan tangannya.

...

Didesa.

Dion dan Lisa tiba-tiba keluar dari udara di dekat Air surgawi. Lalu ia melihat, keadaan desa masih baik-baik saja.

"Ah, tuan, tuan sudah kembali.?" tanya seseorang disana.

"Ah, ia Tuan. Apa ada seseorang yang datang kemari.?" tanya Dion.

"Em, kami masih belum melihat orang lain yang datang kemari Tuan." sahut orang itu.

Lalu tiba-tiba, ada salah satu warga desa yang berlari kearah Dion.

"Tuan, Tuan tolong kami. Orang-orang itu datang dan membunuh teman kami. Padahal kami hanya bermain di disebelah desa." kata Orang itu.

"Baik Tuan. Aku akan segera kesana." kata Dion sambil berlari kesana bersama Lisa.

...

Di tempat Tambang.

Seila membawa batalion besar disana, mungkin jumlahnya sekitar 50rb prajurit yang siap tempur. Dan ia melihat Gildan yang terkurung disana.

"Hiii, Ha ha hantuuu. Hantuu haa. Ha."

"Chik. Apa yang sebenarnya terjadi padanya. Dan semua prajurit sudah mati semua. Siapa yang melakukan hal sekejam ini." kata Seila dengan marah.

Ia pun masuk kedalam tenda komando untuk menyelidiki sesuatu.

...

Disamping desa.

Beberapa prajurit menyiksa warga desa yang sedang berada disana. Bahkan mereka di pukuli sampai babak belur.

"Aaarg, ampun Tuan ampun."

"Hahaha. Dia masih berbicara." kata prajurit itu.

"Bunuh saja cepat." sahut prajurit lainnya.

Tiba-tiba Sraak. Kepala prajurit pun terpenggal dalam sekejap mata.

Semua orang yang melihatnya pun langsung terkejut dan ketakutan. "Siapa yang melakukannya.?"

Lalu, dalam sekejap mata, Srak srak Srak.

"Arrh" "Uhuaarg." "Aaargh."

Ada sekitar 6 orang terbunuh dalam sekejap. Lalu, SWOOSH. Suara pedang yang sudah di lumuri darah di hempaskan.

"Kakak, jangan keluarkan tombak yang menakutkan itu lagi. Aku takut." kata Lisa.

"Kau tenang saja Lisa. Aku hanya akan membunuh pemimpin mereka. Terkecuali jika aku melihat orang yang mempermainkan nyawa seperti ini." kata Dion sambil melihat warga desa yang sudah megap-megap.

"Aaahh, Tuaan." kata orang itu.

Warga desa pun berlari dan menyelamatkan orang itu.

"Cepat cepat, minumkan air surgawi ini."

Air itu pun di minumkan dan di siramkan ke kepala warga yang sudah berlumuran darah. Seketika lukanya pun langsung tertutup. Dion yang melihatnya juga sangat terkejut.

"Apa air itu sangat mujarab.? Aku baru tau kalau air itu bisa menutup luka dengan cepat seperti itu."

"Tuan, serahkan warga desa ini pada kami. Kami akan membawa mereka ke desa." kata orang itu.

"Maaf Tuan, siapa nama Anda. Aku lihat, anda dari kemarin sangat peduli dengan warga desa. Bahkan anda yang pertama kali panik melihat warga desa di tindas." kata Dion.

"Ah, maaf sebelumnya. perkenalkan Nama ku adalah Solan, aku adalah kepala desa Sido. Nama desa itu adalah Sido." kata Solan yang mungkin sudah berumur sekitar 55 tahun.

"Ah, salam Tuan Solan. Namaku adalah Dion, sebelumnya saya belum memperkenalkan diri." kata Dion.

"Ah, Tuan Dion. Baik aku akan mengingatnya seumur hidupku." kata Solan.

"Baik Tuan, aku serahkan semuanya disini pada Anda. Terimakasih." kata Dion.

"Baik Tuan."

"Dan Lisa tunggu disini ya. kakak tidak akan lama." kata Dion.

"Baik kak, tapi janji tidak akan mengeluarkan tombak itu lagi." kata Lisa.

Dion pun hanya tersenyum ke Lisa. lalu, ia pun menghilang dengan Tiba-tiba.

...

Didalam tenda komando.

Seila sedang memeriksa dokumen milik Gildan, dan ia merasa tidak ada yang hilang dari sana.

"Apa sebenarnya tujuan orang itu menyerang kami." kata Seila sambil membolak-balik kan dokumen.

"Tidak akan ada yang hilang dari situ Nyonya."

Dengan sontak, Seila pun langsung terkejut mendengar suara orang yang ada didepannya.

"Siapa kamu.?" kata Seila sambil mengeluarkan belati dari udara.

"Setiap kali aku bertemu dengan kalian, aku harus mengenalkan diriku terus menerus. Mungkin aku akan menuliskan sesuatu yang besar di tempat ini." kata Dion.

"Beraninya kau masuk kedalam sini.? Apa kau tidak tau siapa aku.?" teriak Seila dengan emosi.

"Aku tidak perlu tau, dan tidak ingin tau." kata Dion.

Lalu, tiba-tiba ia berada di belakang Seila.

"Yang jelas, Anda adalah orang penting di kekaisaran Riu. Benarkan.?" kata Dion.

"Kekuatan ini, tidak mungkin." kata Seila dengan sangat terkejut

Tiba-tiba Dion berada di depan Seila dan duduk di sebuah kursi

"Huuh. Mungkin saat ini aku tidak perlu capek-capek membunuh semua prajurit. Aku hanya perlu mencabut akarnya agar pohon itu tumbang. Benarkan.?" kata Dion.

"Beraninya kau mempermainkan ku. Jawab pertanyaan ku." kata Seila dengan penuh emosi.

"Ya ya, itu masuk akal. Dan mungkin setelah ini adalah giliran Raja kalian." kata Dion.

"Haa ?" sontak Seila pun langsung menyerang Dion.

JLEB. "Araagh. Uhuk." Seila pun di tusuk oleh Dion. Bahkan ia sampai memuntahkan darah.

"Satu persatu, aku akan membersihkan kalian semua. Dan mengirimkan sebuah pesan ancaman bagi kalian semua." kata Dion.

Bruk. Tubuh Seila pun terjatuh. Dia meninggal seketika disana.

"Hmm." suara Dion menghela Nafas.

....

1
Blue
sumpah mc nya kebanyakan drama
Blue
terlalu lebay mc nya
Buang Sengketa
cek dulu. apakah juga ini juga cerita sang pencipta kalah atau 'mati' berkorban untuk ciptaan nya 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Buang Sengketa: bab awal mungkin saya yg salah baca ya
Adam Erlangga: Terimakasih koreksinya kak. Untuk jalan ceritanya, iblis bukan makhluk ciptaan ciptaan dewa. dan ada makhluk langit yang di sebut dewa. Disini Author tidak memakai kata TUHAN, atau Sang Pencipta. Tapi Sang Penguasa Langit.
total 2 replies
Bunga Lestary
semangat kakk bikin ceritanya🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!