Sequel Belenggu Cinta Pria Bayaran.
Dikhianati sang kekasih dan melihat dengan mata kepalanya sendiri wanita yang dia cintai tengah bercinta dengan pria yang tak lain sahabatnya sendiri membuat Mikhail Abercio merasa gagal menjadi laki-laki. Sakit, dendam dan kekacauan dalam batinnya membuat pribadi Mikhail Abercio berubah 180 derajat bahkan sang Mama sudah angkat tangan.
Hingga, semua berubah ketika takdir mempertemukannya dengan gadis belia yang merupakan mahasiswi magang di kantornya. Valenzia Arthaneda, gadis cantik yang baru merasakan sakitnya menjadi dewasa tak punya pilihan lain ketika Mikhail menuntutnya ganti rugi hanya karena hal sepele.
"1 Miliar atau tidur denganku? Kau punya waktu dua hari untuk berpikir." -Mikhail Abercio
----
Plagiat dan pencotek jauh-jauh!! Ingat Azab, terutama konten penulis gamau mikir dan kreator YouTube yang gamodal (Maling naskah, dikasih suara lalu up seolah ini karyanya)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 01 - Ganti Rugi
Terlahir dari keluarga kaya dan menjadi pemimpin perusahaan di usianya yang masih muda membuat Mikhail Abercio merasa berkuasa dan menggenggam dunia.
Tidak suka diusik, namun jika merasa hidupnya terusik Mikhail Abercio tidak pernah main-main. Nasib sial kini dialami gadis cantik yang tengah merasakan pahitnya menjadi dewasa, Valenzia Arthaneda.
"1 Miliar, cash atau transfer ke rekeningku?” Pertanyaan singkat yang berhasil membuat mata gadis cantik itu membulat sempurna.
"Saya nggak punya uang sebanyak itu, Pak.”
Meski sedikit terlambat, pada akhirnya dia menjawab pertanyaan pria itu. Tak pernah terpikirkan olehnya bahwa dia akan menginjak ruangan Presdir pagi-pagi begini. Padahal, dia sudah memastikan tidak ada yang melihat apa yang dia lakukan tadi malam, apa mungkin dia salah dugaan? Pemilik manik coklat itu berpikir keras.
"Jadi kamu siap dipenjara, Val-len-zia?" tanya pria itu terhenti sejenak memerhatikan id-card gadis yang baru dia ketahui sebagai mahasiswi magang di kantornya.
"Tidak juga ... tapi untuk ganti rugi sebesar itu saya tidak mungkin bisa, Pak."
Sedikit bergetar tapi bagi seorang Valenzia lebih baik jujur daripada harus gila dengan meminjam uang di bank. Dia tidak siap di penjara dan sama sekali tidak punya uang sebanyak itu, melihatnya saja dia belum pernah.
"Kalau begitu, bayar dengan cara yang lain saja," ucapnya tersenyum smirk, licik sekali.
"Cara lain? Saya bisa lakukan apa saja, Pak serius." Bagai mendapat angin segar, Valenzia berbinar mendengar penawaran Mikhail
"Tubuhmu lumayan, masih perawan kan?" Mikhail menatap Valenzia dari ujung rambut hingga ujung kaki, wanita ini memang cantik di matanya. Ya, semua wanita bagi Mikhail sama-sama cantik jika bisa dinikmati.
“Maksud Bapak apa ya?” Dia tidak bisa terima sebenarnya, meski sudah dia duga berhadapan dengan pria ini memang cukup sulit dan seperti info yang dia dapatkan selama magang di kantor ini berurusan dengan Mikhail Abercio sama halnya dengan cari mati.
“1 Miliar atau tidur denganku? Kamu punya waktu dua hari untuk berpikir," bisik Mikhail Abercio sebelum kemudian kembali duduk ke kursi kekuasaannya. Dia tidak suka basa-basi, apalagi jika harus membuang waktu dengan gadis ingusan seperti Valenzia.
“What? Saya hanya merusak kaca spion bukan mobilnya … 1 Miliar? Anda belinya dimana, Pak?” Kesabaran Valenzia terkikis pada akhirnya, kehidupan sudah keras dan dengan menghadapi pria sinting seperti ini mungkin otaknya akan benar-benar keluar dari kepala.
"Apa itu penting bagimu? Kamu pikir beli spion itu terpisah?" Suaranya terdengar amat dingin dan dia bicara tanpa menatap lawan bicaranya.
"Iya ... tapi kan, Pak." Bingung, jujur saja Valenzia bingung dengan semua ini. Kenapa juga hidupnya harus dihadapkan dengan pria serumit Mikhail.
"Kamu mau bayar sekarang? Waktuku tidak banyak, sebentar lagi tamuku akan datang.” Mikhail melihat pergelangan tangan kirinya, sok sibuk padahal pekerjaannya sejak tadi hanya santai dan menonton kartun kesukaannya.
“Sebentar, Pak. Ini nggak adil buat saya,” pinta Valenzia mengatupkan kedua telapak tangannya, cara itu sudah termasuk cara paling jitu seharusnya. Sayangnya, bukannya iba Mikhail bahkan tidak berniat mendengarnya.
Perhatiannya sudah beralih kepada wanita seksi yang masuk dengan memberikan senyum menawan ke arahnya. Hanya dilihat tanpa dia balas, karena Mikhail bukan tipe pria ramah yang mengumbar senyum kepada siapapun.
“Hai … aku lama?” tanya wanita itu melewati Valenzia yang masih bertahan dengan posisinya, tatapan keduanya bertemu dan bisa dilihat dengan jelas wanita itu melemparkan tatapan permusuhan padanya.
“Lumayan, kamu hampir membuatku sakit kepala,” balas Mikhail dan tersenyum miring ketika wanita itu berlutut di hadapannya tanpa menunggu perintah. Membiarkan budaknya melakukan apa yang ia mau dan bersandar di kursi kebesarannya.
“Pak … saya gimana? Kita belum selesai bicara." Valenzia panik, dia sudah cukup dewasa dan paham apa yang tengah dia lihat di depannya. Gugup, tapi siapa tahu Mikhail akan luluh karena terbuai dengan kenikmatan yang tengah ia cari itu, pikir Valenzia licik.
“Keluar … atau kamu mau menggantikan dia siang ini?” tanya Mikhail sembari menunjuk wanita yang tengah melakukan aksinya di bawah sana, tetap menunjukkan wajah datar meski bagian bawahnya tengah menegang dan dimanjakan adalah skill yang tak semua pria miliki.
“Idih najish!” Sayangnya, umpatan itu hanya terucap dalam batinnya. Valenzia tak seberani itu untuk mengutarakan kekesalannya.
“Baik saya permisi, Pak.”
Sial sekali memang, Valenzia segera berlalu pergi tanpa menunggu jawaban dari Mikhail. Dadanya bergemuruh dan tangannya kini mengepal erat, kekesalan dan amarah bersatu namun dalam hal ini dia tidak mungkin bisa semudah itu lari dari Mikhail. Untuk pertama kalinya, ada pria gila yang menganggapnya serendah itu.
Rekaman CCTV tak bisa berbohong, dan lebih bodohnya lagi selain menganggap Valenzia merusak mobilnya, Mikhail juga menuduh wanita itu mencuri kaca spion kirinya. Padahal, sama sekali Valenzia tak berniat mencuri, semua terjadi begitu cepat dan dia membawa pulang spion itu tanpa sadar lantaran panik luar biasa.
“Ya Tuhan, harusnya ikutin kata Zidan buat nggak magang di kantor sialan ini!” umpat Valenzia berjalan dengan langkah panjang, semua yang dia hadapi terkait pengalaman yang akan dia dapat memang sangat baik. Sayangnya, pemimpin perusahannya setengah iblis yang menjeratnya seakan benar-benar salah hanya karena masalah yang luar biasa sepele.
TBC
Give away kembali dibuka dan diumumkan saat novelnya End, Bestie❣️
...------...
...Ini adalah sequel dari Belenggu Cinta Pria Bayaran. Buat pembaca baru selamat datang, semoga suka dengan karyaku. Kalau mau baca Belenggu Cintanya boleh, langsung ikutin Mikhail juga boleh❣️
...