Mawar Ni Utami gadis yatim piatu yang dua kali dipecat sebagai buruh. Dia yang hidup dalam kekurangan bersama Nenek nya yang sakit sakitan membuat semakin terpuruk keadaannya.
Namun suatu hari dia mendapatkan sebuah buku kuno dan dari buku itu dia mendapat petunjuk untuk bisa mengubah nasibnya..
Bagaimana kisah Mawar Ni? yukkk guys kita ikuti kisahnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 29.
Mawar Ni yang tidak tega pun akhirnya melangkah menuju ke lemari untuk mengambil uangnya..
“Nek ini Nek.. satu juta ya..” ucap Mawar Ni yang tidak memberikan semua uangnya, dia masih menyisakan untuk keperluan hidup mereka berempat ditambah makan siang Rian dan Dito.
“Ni, kok Cuma satu juta?” ucap Nenek Narti sambil menerima uang satu juta.
“Nek, tadi Dahlia sudah pinjam dua juta. Kalau uang aku dipinjam semua bagaimana dengan hidup keluarga ku Nek..” ucap Mawar Ni akhirnya terus terang kalau Dahlia sudah pinjam uang nya..
“Iya sekarang juga ada Ayu dan Bagas, juga Rian dan Dito yang membantu kerja Mawar Ni, sekarang kalau masak lebih banyak.. itu madu yang mereka ambil hari ini belum juga terjual. Hari ini dan kemarin Mawar Ni juga tidak panen Madu, itu madu yang panen Rian dan Dito, hasil nya dibagi bertiga .” Ucap Nenek Marmi..
“Ooooh terus tadi aku kok mencium harum harum apa kamu buat kue kue lagi?” tanya Nenek Marmi..
“Bukan Nek, aku sudah tidak buat kue..” ucap Mawar Ni dan tidak mengatakan kalau itu aroma padi hutan yang dia masak, karena takut bikin heboh dan menambah masalah saja..
“Ooo ya sudah, aku pulang dulu ya, nanti Bapak nya Dahlia kalau pulang aku serahkan uang ini dan besok biar mendatangi Jodie.” Ucap Nenek Narti sambil bangkit berdiri.
“Nek, terus anak Dahlia masih hidup atau bagaimana?” tanya Mawar Ni kepo.
“Tadi katanya masih hidup, kalau rumah sakit tidak mau menggugurkan.” Ucap Nenek Narti sambil melangkah keluar dari rumah.
KREETT
Mawar Ni menutup pintu rumah..
“Nek...” ucap Mawar Ni dengan nada dan ekspresi sedih..
“Aku mau beli botol botol dan pesan label kemasan, tapi uang dua juta dipinjam buat Dahlia, sekarang dipinjam lagi...” ucap Mawar Ni sambil menatap Sang Nenek
“Sabar Ni, semoga besok madu madunya laku, besok pagi kita ke pasar jual cabe jamu, kunyit, jahe dan lada di kios Koh Guan pasti mau menerima Ni. Aku lihat pernah ada yang setor cabe jamu dan lada basah di kios dia.” Ucap Nenek sambil menatap Mawar Ni.
“Kalau basah dibeli murah Nek, dijemur dulu saja, dan cari lagi biar banyak. Aku tawarkan madu saja Nek.” Ucap Mawar Ni sambil menghamparkan tikar di atas lantai tanah. Dia akan tidur di lantai sebab balai balai sudah penuh ditiduri oleh Nenek dan dua bocil.
Di saat Mawar Ni baru saja terbaring, dia mendengar suara dering di hand phone nya yang berada di atas balai balai..
Nenek Marmi pun mengulurkan hand phone yang masih berdering itu pada Mawar Ni..
Mawar Ni menatap sederet nomor asing yang sedang melakukan panggilan suara.
“Kok 971 lagi bukan 062.” Gumam Mawar Ni dan tidak menggeser tombol hijau.
“Siapa Ni?” tanya Nenek sambil menatap Mawar Ni yang tidak menerima panggilan suara dan hanya menatap layar telepon yang masih berdering..
“Tidak tahu Nek.” Ucap Mawar Ni dan menaruh hand phone di atas tikar.. dan dia pun kembali membaringkan tubuhnya di atas tikar.
Sesaat terdengar ada banyak notifikasi masuk ke dalam hand phone miliknya. Mawar Ni pun cepat cepat meraih hand phone dan mengusap usap layar hand phone miliknya. Dia lihat ada banyak pesan chat dan sms masuk.. termasuk notifikasi bukti kiriman uang masuk.
“Pesanan madu dari internet ya Ni?” tanya Nenek..
“Iya Nek.. alhamdulillah..” ucap Mawar Ni yang melihat ada pesanan madu masuk dan juga ada chat dari nomor 971 yang tadi memanggil.. Mawar membuka isi pesan chat dari luar negeri itu.
“Selamat malam, maaf mengganggu saya Ardian, saya orang Indonesia yang sekarang sedang di Dubai, saya sangat tertarik dengan madu hutan yang anda tawarkan, saya akan membeli 10 kilo dulu untuk sample kalau cocok saya akan membeli lebih banyak, karena saya punya toko di Dubai. Dan yang ingin saya tanyakan apa anda bisa mengirim madu hutan secara rutin? Uang untuk membeli madu 10 kilo dan ongkos kirim sudah saya transfer. Terima kasih.”
Mawar Ni tersenyum senang, dia pun cepat cepat mengirim balasan buat para pemesan madunya termasuk balasan buat Ardian pembeli baru dari luar negeri.
“Nek madu ku akan go internasional.” Ucap Mawar Ni sambil tersenyum lebar saat sudah selesai membalas semua chat yang masuk.
“Apa itu Ni go go... tahuku ya padi gogo padi ladang bukan padi sawah macam padi hutan yang kamxu dapat kemarin.”
“Dikirim ke luar negeri Nek.. aku mau cari botol yang aman untuk pengiriman jarak jauh Nek, takut pecah dan berat kalau botol kaca.” Ucap Mawar Ni..
“Syukur alhamdulillah Ni, kalau pintu rejeki kamu semakin terbuka lebar. Begitulah kalau kita membantu orang pintu rejeki kita akan dibukakan oleh Allah...” ucap Nenek Marmi..
“Iya Nek, alhamdulillah ..” ucap Mawar Ni lalu dia berusaha memejamkan matanya akan tetapi tetap juga tidak bisa tidur. Pikirannya terus berputar putar.. dia belum bisa menjawab pertanyaan Ardian, apa dia bisa mengirim madu hutan secara rutin...
“Bagaimana aku bisa mengirim rutin, sekarang saja sudah ada orang lain yang ikut mengambil madu di hutan.. nanti kalau semakin banyak yang mengambil akan habis.. ternak lebah ku juga baru saja mulai..” Gumam Mawar Ni di dalam hati..
“Ah.. biar besok saja gimana, aku kirim saja besok yang 10 kilo itu.. uangnya juga sudah dikirim..” Gumam Mawar Ni lagi lalu dia pun bisa terlelap...
Pagi harinya, Mawar Ni menghubungi Rian dan Dito agar mereka berdua yang pergi ke hutan untuk mengambil madu, cabe jamu dan lada. Sedangkan dia akan pergi ke pasar kota kecamatan untuk mengambil uang dan membeli botol botol. Karena di pasar desa tidak ada yang jual botol botol untuk kemasan madu.
“Mbak Ni mau pergi ke kota dengan Bagas? Aku ikut ya Mbak Ni, aku mau ketemu Emak.” Suara imut Ayu yang sudah bangun dan sudah mandi.
“Iya aku ajak Bagas, biar Nenek tidak repot. Tapi kamu tidak usah ikut ya.. kamu temani Nenek di rumah. Mbak Ni juga akan cepat cepat pulang Yu. Masih banyak pekerjaan yang harus Mbak Ni kerjakan.”
“Iya Yu, kamu di rumah saja, Mbak Ni nanti mau kirim madu ke luar negeri.. nanti kita bantu ngemasi madu madu, biar kita dapat uang banyak.. biar Mbak Ni bisa beli tempat tidur luas dan Mbak Ni tidak tidur di bawah.. katanya kamu kasihan sama Mbak Ni...” ucap Nenek yang baru saja muncul dari dapur..
“Iya Nek.. aku kasihan Mbak Ni kalau dia tidur di bawah..” ucap Ayu sambil membangunkan Bagas..
“Dek.. bangun.. “ ucap Ayu sambil menepuk nepuk paha adiknya..