Julian adalah Seorang Pemuda tanggung yang hidup sebatang kara setelah kedua orang tuanya meninggal. suatu hari Julian tersesat masuk ke alam lain yang tidak dikenalnya,Julian diselamatkan oleh orang tua misterius yang tinggal di atas Pohon. Orang tua ini yang ahirnya menjadi Guru Julian, dia diajarkan Ilmu Olah Kanuragan untuk membangkitkan Potensi kekuatan dalam tubuhnya yang tersembunyi.Berbekal Ilmu itu Julian kembali ke alam nyata dengan sebuah misi utama untuk mencari dan melindungi Keturunan dari Gurunya sewaktu hidup di dunia nyata. dari sini Petualangan Julian dimulai. cerita ini hanyalah Fiksi murni dari khayalan penulis. awal awal memang agak lambat karna Julian akan menjadi kuat,miliarder,mempunyai banyak wanita dan juga kuasa seiring waktu berjalan. jadi tetap ikuti dijamin seru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doskible, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 6
Kicauan burung yang bersahutan terdengar di telinga, se akan sengaja Mengusik ketenangan tidur lelap Julian Pagi ini.. Hawa dingin terasa menusuk setiap pori kulitnya. Julian duduk dengan linglung menyadari tubuhnya tanpa pakaian.
Julian melihat sekeliling ruangan yang cukup sempit.. Hanya ada dua helai Tikar anyaman dari pandan di lantai, dinding rumah terbuat dari kulit kayu keliahatan tua tapi bersih.. Di dinding rumah juga tergantung dua pakaian dari kulit hewan, Julian menyadari kalau dia berada di dalam Pondok orang tua yang menyelamatkannya tadi malam..
Mata julian mencari cari keberadaan Orang tua itu.. Tapi tidak ada,
"mungkin dia pergi keluar rumah" pikir Julian..
Kemudian Julian berdiri dan meraih pakaian yang ada di dinding.. Ada setelan celana panjang dan Rompi tanpa lengan terbuat dari kulit hewan. tersangkut di dinding rumah. Setelah mencoba, ternyata sangat pas di tubuh Jangkung Julian.
Kemudian dia berjalan ke arah pintu berniat keluar rumah mencari sumber air serta keberadaan orang tua yang telah menyelamatkannya.
Setibanya di pintu, saat kakinya melangkah keluar, Kaget Julian bukan kepalang, kakinya menginjak tempat kosong, reflek tangannya meyentuh pinggiran daun pintu..
Hampir dia jatuh, melihat ke luar,.. di luar hanya ada pucuk pohon yang terlihat.
Pandangan ke bawah pintu, hanya terlihat tempat kosong, baru dia sadar kalau sekarang berada diatas pohon..
"Bagai mana cara akan turun.."
Niat utuk keluar rumah jadi hilang oleh rasa takut jatuh. Mau tidak mau Julian harus menunggu si Orang tua pulang. Nanti akan ditanyakan cara untuk keluar dari pondok ini.
"Di belakang Pintu ada tali Nak, kalau mau turun jatuhkan aja tali itu dan bergantungan padanya.. "
Julian terperanjat dan hampir dia melompat keluar pintu, untung satu tangan masih pegangan di pinggiran pintu.
"Sejak kapan Orang tua itu ada di dalam, bukan kah tadi dia tidak ada. Di mana lewatnya.. ??"
Muncul pertanyaan di dalam benaknya Julian..
"E.. Eh.. Baik Pak,,, eh Kek... Hmmm.. "
"Panggil aku Mbah saja"
"I'.. Iya Mbah.. "
Julian menimpali dengan Gagap karna keterkejutannya belum hilang sepenuhnya.
"Sejak kapan Mbah di situ..? " julian Bertanya dengan bingung.
"Hmm..! "
"Siapa nama mu Nak..?" Mbah Lu sang Bukanya Menjawab, malah mengajukan pertanyaan.
"Sa.. Saya Julian.. Julian Anggara.. " Jawab Julian masih Gagap.
Mbah Lu sang sedikit menaikkan alisnya, dia merasa tidak asing dengan belakang nama Julian.
" Dari mana asal mu..?" Mbah Lu sang bertanya.
" Saya dari desa Langkan " Jawab Julian.
" Lalu bagai mana Kau bisa sampai ke daerah sini..? "
Mbah Lu sang masih familiar dengan nama desa itu, dan kembali bertnya.
" Saya tersesat di hutan, dan.... "
Julian lalu menceritakan awal mula dia sampai di sini tanpa terkecuali.
Mbah Lu sang mendengarkan dengan alis terangkat dan sedikit senyum tipis di sudut bibirnya.
" Baik.. , Kau bisa tinggal di sini untuk sementara sampai keadaan mu pulih betul, nanti akan ku antar Kau ke tempat terahir sebelum kau sampai ke sini.. "
" Iya Mbah.."
Dalam hati julian berfikir..
"Bagai mana bisa tinggal di gubuk sempit ini, di atas pohon lagi dan tidak ada tangga pula, bagai mana kalau nanti tengah malam tiba tidak ingin ke kamar mandi.. ? Apa yang harus dilakukan..? Apa harus pakai botol atau kentong plastik"
Bulu kuduk Julian merinding memikirkan kalau terjadi seperti itu.
Tapi pertanyaan dalam hati Julian terhenti karna pertanyaan Mbah Lu sang lagi.
" Apa hubungan mu dengan Yakup Anggara..?? "
"Ma... Maksud Mbah bagai mana..?
" Hmm.. Iya.. Apa hubungan mu dengan Yakup Anggara..? " Mbah Lu sang kembali bertanya.
" Dia Ayah ku" Jawab Julian
Senyum terkembang di wajah Mbah Lu sang..
Ternyata benar, anak ini adalah darah daging Yakup yang pernah dia selamatkan tempo dulu.
"Lalu di mana Dia dan Bagai mana kabarnya.? "
"Ayah telah meninggal 3 tahun lalu Mbah..!!" Jawab julian dengan haru. Dalam hati bagai mana kakek ini kenal dengan ayahnya.
Senyum Mbah Lu sang kembali padam dan berubah jadi masam.
"Bagai mana Mbah bisa kenal dengan Ayah saya..? "
Mbah Lu sang mulai bercerita bagai mana awal mula dia bisa kenal dengan Yakup Ayahnya Julian.
Dengan masih haru Julian mendengarkan cerita dari Mbah Lu sang. Kembali dia teringat beberapa nasehat dari Ayahnya sebelum meninggal.
" Nak, Jangan pernah puas dan bangga dengan apa yang sudah kau miliki. Di atas langit masih ada langit, diantara yang terkuat masih ada yang lebih kuat. Dunia ini kelihatan kecil, tapi sebenarnya sangat luas.
Banyak hal yang mesti kau pelajari, dan harus kau tau ada lapisan dunia lain yang banyak orang tidak ketahui, berhati hatilah dalam menjalani dan memelihara segala apa yang kau punya.. Tetap merasa rendah hati dan jangan pernah sombong.. "
Nasehat Ayahnya itu masih selalu di ingat. Tapi Julian belum menyadari kalau dia berada di dunia lain.
"Nak Julian.. ! "
"Aku telah memperhatikan struktur tubuhmu.."
Berkata Mbah Lu sang.
"Maksudnya Mbah..??? "
Julian teringat saat dia bangun tadi tanpa busana. Hanya ada cawat yang tertinggal.
Pikiran Julian melayang entah kemana, apa yang sudah dilakukan kakek tua ini padanya saat dia tidak sadarkan diri. Tapi pikiran nyeleneh Julian langsung hilang setelah Mbah Lu sang melanjutkan perkataannya.
" Sebelumnya Kau terkena serangan dari dua orang Perompak jahat, tenaga mereka sangat kuat. Menyebabkan luka dalam cukup parah pada mu. Orang biasa tak kan bisa menahan pukulan itu. Tapi kau masih bisa bertahan..
Aku beri tahu, ada lapisan Energi tipis dalam tulangmu, sehingga bisa bertahan. Kalau tidak ada itu mungkin kau telah mati.. Apa kau menyadari itu..? "
"Aku tau itu saat menyelamat kan mu dan membawamu ke tempat ini."
Sebelum Julian bisa menjawab pertanyaan dari orang tua itu. Mbah Lu sang melanjutkan.
"Aku kenal baik sama Ayah mu, selama dia di sini banyak hal yang telah dia lakukan. Juga mengenalkan Alam ini, mungkin kau tidak tau tempat ini tidak sama dengan alam yang kau tempati selama ini.. "
" Tidak jauh dari sini ada desa kecil namanya desa Lu yang banyak juga desa lain di alam ini, Desa ini adalah tempat kelahiran ku den Leluhurku. Penduduk desa sering memanggil ku Mbah Lu sang. Titah dari leluhurku untuk menjaga desa ini dari serangan orang orang jahat yang ingin mengganggu desa ini, seperti halnya dengan dua orang yang kau temui di pinggir desa. Tapi mereka sudah ku bereskan"
"Bangsa kalian biasa menyebut tempat ini adalah Alam Bunian"
"Penghuni alam ini adalah bangsa Jin, dan bangsa kalian adalah Bangsa Manusia"
"Tapi kehidupan kita hampir sama, yaitu sama sama ciptaan tuhan yang sama cuma dimensinya yang berbeda"