"Hey, Dad !!"
Tidak ada angin maupun hujan tiba-tiba Kaizar di panggil ayah oleh dua bocah kembar yang kebetulan ia temui di sebuah mall.
"Jangan panggil aku Daddy, aku belum menikah." Tolak pria itu dengan tegas.
Namun sejak saat itu hidup Kaizar selalu di ganggu oleh ke dua bocah nakal itu.
Siapa sebenarnya mereka dan ada hubungan apa mereka dengan Elle sekretaris sekaligus partner ranjangnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab~07
"Paman dokter sepertinya baik, tapi kita harus tetap menyelidikinya." Ucap Austin saat saudara kembarnya meminta pendapat perihal dokter Rangga, kepala dokter yang sedang menangani penyakitnya saat ini.
"Ya kamu benar." Timpal Justin seraya melirik ke arah dokter Rangga yang masih berbincang dengan sang ibu.
Dokter tampan itu sangat sopan dalam bertutur kata dan sepertinya pria itu memang benar-benar pria baik, namun lain halnya dengan Austin bocah kecil itu sepertinya kurang menyukai dokter tersebut.
"Baiklah, anak-anak ayo pulang." Ajak Elle kemudian.
Mereka segera meninggalkan rumah sakit tersebut, beruntung demam putranya cepat teratasi hingga membuatnya sedikit tenang. Mereka memang anak-anak yang hebat dan tidak suka menyusahkannya.
Setelah mengantar kedua putranya ke apartemen, Elle baru berangkat ke kantornya setelah sebelumnya meminta izin untuk datang terlambat. Ia beruntung memiliki atasan yang sangat baik dan juga pengertian.
"Nona Elle, bisakah kamu mewakili saya datang ke PT Adiguna? Karena ada beberapa berkas yang harus di serahkan pada mereka." Ucap tuan Marc setelah Elle menghadap ke ruangannya.
"PT Adiguna ?" Gumam Elle, apa itu berarti ia harus bertemu dengan pria yang bernama Kaizar Adiguna tersebut?
"Bagaimana nona Elle ?" Ulang tuan Marc saat sekretarisnya nampak melamun.
"Baik tuan, tentu saja." Elle langsung mengangguk.
"Apa kedua putramu baik-baik saja ?" Tanya tuan Mark ingin tahu.
"Mereka anak-anak yang sangat kuat, tuan. Terima kasih atas perhatiannya." Terang Elle dengan sedikit mengulas senyumnya, setiap mengingat mereka ia selalu merasa bangga.
"Mereka kuat karena memiliki ibu yang bertanggung jawab sepertimu." Timpal pria itu memuji.
Beberapa saat kemudian Elle segera meninggalkan kantornya dan menuju PT Adiguna, wanita itu nampak mengendarai mobilnya sendiri meskipun sebenarnya ia mendapatkan fasilitas dari kantor seperti mobil beserta sopirnya.
"Selamat siang mbak, saya perwakilan dari Marc Corporation ingin bertemu dengan Pak Kendra Adiguna." Ucap Elle saat menemui seorang resepsionis.
Beruntung ia menghadap langsung pada CEO perusahaan tersebut dan takkan bertemu dengan pria yang pernah berbagi peluh dengannya.
"Maaf nona Elle, pak Kendra sedang tidak ada di kantor tapi anda bisa langsung menemui wakil CEO yaitu pak Kaizar Adiguna." Terang resepsionis tersebut.
Mendengar itu Elle nampak menghela napasnya pelan, sepertinya ia kembali menarik rasa syukurnya tersebut.
"Baiklah." Ucapnya kemudian.
Wanita tersebut segera berlalu masuk ke dalam lift. "Maaf nona, anda ingin bertemu dengan siapa ?" Sapa seorang pria saat Elle baru melangkah keluar dari lift.
Pria tampan dengan penampilan rapi tersebut nampak menatapnya dari ujung kaki hingga rambut dengan pandangan menusuk, entah kenapa ia merasa seperti sedang di adili saat ini.
"Saya perwakilan dari Marc Corporation tuan dan ingin bertemu dengan Pak Kendra, maaf sebelumnya apa anda pak Kendra Adiguna CEO perusahaan ini ?" Terang Elle, ia berharap pria itu yang ia maksud jadi ia tak usah bertemu dengan pria menyebalkan itu lagi.
"Oh perwakilan tuan Marc, saya Dimas asisten pak Kendra. Karena hari ini beliau ada kerjaan di luar jadi silakan menghadap pada pak Kaizar Adiguna saja, beliau wakil CEO di sini." Ucap pria bernama Dimas tersebut yang seketika berubah ramah.
Sepertinya dewi fortuna sedang tak berpihak pada Elle dan mau tak mau ia mengikuti langkah pria itu menuju ruangan wakil CEO.
"Nona Elle, kau di sini ?" Anita sekretaris Dimas langsung terkejut saat melihat kedatangan wanita tersebut, sebelumnya mereka bertemu saat menghadiri meeting.
"Hai nona Anita." Sapa Elle, namun saat ingin membuka suaranya lagi Dimas sudah memerintahkannya untuk segera masuk ke dalam ruangan wakil CEOnya tersebut.
"Silakan nona, pak Kaizar tidak suka menunggu !!" Perintah pria itu lantas membuka pintu untuknya.
Dengan ragu Elle melangkah masuk, baru pertama menginjakkan kakinya hawa dingin sudah menusuk kulitnya dan wangi maskulin begitu dominan memenuhi ruangan dengan dinding bercat abu-abu tersebut.
Elle langsung menoleh ke belakang berharap pria bernama Dimas tersebut ikut masuk bersamanya, namun rupanya ia sendiri dan pintu pun sudah di tutup rapat dari luar.
Wanita itu nampak menatap Kaizar yang sedang sibuk di meja kerjanya, kemudian ia segera melangkah mendekat. Namun pria itu sepertinya tak menyadari kedatangannya dan terlihat sibuk dengan pekerjaannya.
Ehm,
"Aku membawa berkas kerja sama dari tuan Marc." Ucap wanita itu kemudian.
"Letakkan saja di atas meja !!" Perintah Kaizar yang nampak membutuhkan tanda tangannya pada beberapa berkas di hadapannya dan lagi-lagi tanpa menatap wanita itu.
Elle segera meletakkannya di atas meja pria itu. "Kalau begitu aku permisi." Ucapnya dan segera pergi dari sana, sepertinya pria itu menganggap dirinya adalah sang sekretaris hingga membuatnya merasa aman.
"Siapa yang menyuruhmu pergi ?" Ucapan pria itu sontak menghentikan langkah Elle yang hendak pergi, kemudian wanita itu berbalik badan.
Pandangan keduanya nampak bertemu. "Tapi bukankah sudah tak ada lagi yang harus di bahas." Ucapnya karena sebelumnya mereka telah membahasnya saat meeting waktu itu.
"Tentu saja ada." Tegas Kaizar yang kini nampak bersandar di kursi kerjanya dengan pandangan lurus ke arah wanita tersebut.
"Baiklah, kalau begitu katakan karena aku harus segera kembali ke kantor." Ucap Elle kemudian.
Kaizar nampak memindai penampilan wanita itu dari ujung rambut hingga kaki dan satu kata yang terlintas di pikirannya yaitu 'seksi'. Seketika bayangan malam panas itu kembali menari-nari di benaknya.
Kemudian pria itu beranjak dari duduknya, lalu melangkahkan kakinya dan bersandar di tepi meja tepat di hadapan wanita itu dengan kedua tangannya terlipat di depan dada.
"Apa kamu tidak ingin mengulang lagi malam itu ?" Ucapnya yang langsung membuat Elle melebarkan mata.
"Apa maksudmu ?" Tukasnya tak mengerti.
"Aku tahu kamu tidak pernah puas dengan tuan Marc yang sudah tua itu, jadi kenapa kita tak mencobanya lagi ?" Tawar Kaizar dengan tanpa perasaan dan itu membuat Elle langsung mengepalkan tangannya.
"Aku akan memberikan mu dua kali lipat dari pria tua itu berikan." Imbuhnya lagi namun tiba-tiba...
Plak
Sebuah tamparan langsung mendarat di pipi pria itu dengan keras dan itu membuat seorang Kaizar langsung mengeraskan rahangnya.
"Sampai kapanpun aku tidak akan sudi tidur denganmu lagi, camkan itu !!" Sinis Elle menatap tajam pria itu lantas menghentakkan kakinya pergi meninggalkan ruangan tersebut.
Mungkin ia pernah menjual harga dirinya pada pria itu karena terpaksa demi melunasi administrasi kedua putranya di rumah sakit, namun pria itu tak berhak menghinanya.
Sementara itu Kaizar yang masih terpaku di tempatnya nampak mengepalkan tangannya, baru kali ini ada seorang wanita yang berani menolaknya dan ia tak terima itu.
"Jangan panggil aku Kaizar Adiguna jika tak bisa membuatmu bertekuk lutut di hadapanku." Sumpahnya dengan penuh emosi, lantas pria itu mengambil ponselnya dan segera menghubungi seseorang.
"Hallo tuan Marc, bisa saya bertemu."
kapan Elle akan bahagia dan hidup tenang bersama buah hatinya...