Awalnya Zhea berpikir bahwa perasaannya selama ini kepada dokter tampan putra sulung Will dan Alea—Nathan Willy Coopers hanya perasaan kagum biasa. Namun kenyataannya Zhea salah!
Perasaan itu nyatanya adalah perasaan cinta sejak pertama kali mereka bertemu. Dan siapa sangka seiring berjalannya waktu, perasaan cintanya malah semakin tergila-gila untuk mendapatkan balasan cinta dari dokter nan dingin bernama Nathan itu.
“Aku sudah tergila-gila mencintaimu, Dr. Nath! Dan aku akan berjuang untuk mendapatkan cintamu dan membuatmu berhenti menganggapku sebagai anak kecil. Bahkan meski aku harus bersaing dengan wanita yang kau cintai!” ~Zheara Zaen Xavier~
Akankah Zhea berhasil mendapatkan balasan cinta dari Nathan? Ataukah Zhea harus merelakan cintanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Phopo Nira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16. Berakhir Dengan Pertengkaran
...“Nath, tidak bisakah kau mengabaikan Zhea?”...
“Hmm, aku memang sudah bertekad mengabaikannya. Akan tetapi, melihatnya terluka seperti itu mana mungkin aku bisa melakukannya? Sebagai dokter kau tahu sendiri bahwa kita tidak bisa mengabaikan kondisi pasien, meskipun itu hanya luka ringan.”
Jelas Nathan yang lagi-lagi mendapatkan alasan yang tepat untuk meredakan amarah kekasihnya. Padahal yang sebenarnya terjadi, Nathan secara spontan ingin menolong dan memastikan keadaan Zhea baik-baik saja tanpa luka sedikitpun.
“Apa kau yakin bahwa itu alasannya kau begitu memperdulikan dia?” Giselle hanya ingin memastikan, “Kau tahu sendiri, bukan? Bahwa dia mencintaimu selama ini. Aku tidak ingin rencana pertunangan kita ataupun rencana pernikahan kita harus berantakan karena kehadirannya di tengah-tengah kita,” sambungnya mengutarakan apa yang mengganggu perasaannya semenjak pertemuannya dengan Zhea.
“Jadi, itu yang membuatmu ingin aku bersikap kejam padanya! Kau tenang saja, hatiku tidak akan pernah sekalipun berpaling darimu, Giselle Alendiandra!” ucap Nathan seraya menggenggam kedua tangan Giselle dengan lembut, jangan lupakan tatapan matanya yang penuh cinta.
“Dan untuk permintaanmu untuk mengabaikannya, aku pasti akan melakukannya. Karena jujur saja, aku terpaksa memberikannya kesempatan untuk mengejarku dengan desakan keluarganya. Aku harap kau bisa memakluminya, jika selama satu bulan ini dia akan berada di dekatku.” Nathan pun akhirnya mengungkapkan kesepakatannya dengan keluarga Xavier.
“Apa? Kenapa kau setuju, Nath?” Jelas sekali bahwa Giselle malah semakin terganggu dengan adanya kesepakatan itu.
“Aku terpaksa, Giselle! Kak Lucia hanya ingin aku membiarkan Zhea berusaha mengejarku, tapi sebagai gantinya aku boleh mengabaikan dan membuatnya menyerah seperti tadi.” Dengan hati-hati Nathan menjelaskan tentang kesepakatan tersebut.
“Kenapa kau memutuskan hal seperti ini secara sepihak, Nath? Apakah kau tidak tahu bagaimana perasaanku ketika gadis itu menyatakan perasaannya kepadamu dan melamarmu di hadapan keluargamu saat itu? Perasaanku saat melihatmu menggendongnya seperti tadi, hah? Apakah kau sungguh tidak memikirkan bagaimana perasanku sedikitpun?” cecar Giselle mengungkapkan segala kegundahan hatinya.
“Giselle, apakah kau tidak mempercayai betapa tulusnya aku mencintaimu selama ini?” Entah mengapa Nathan mulai terpancing emosinya, “Meraka bahkan tidak benar-benar menjodohkan aku dengan Zhea, karena mereka menghargai perasaanku padamu. Karena itulah aku menerima kesepakatan itu untuk menghargai perasaan mereka juga sebagai orang tua. Dan kau malah mengabaikan perasaanku kepadamu?” sambungnya penuh penekanan.
“Nath, kau pikir aku ingin seperti ini? Aku selalu merasa khawatir setiap kali kau lebih memperdulikan dia dibandingkan aku dan ….”
“Sudah cukup, Giselle! Lebih baik kau pikirkan baik-baik ucapanmu barusan dan coba pahami juga situasiku saat ini hingga membuat kesepatan konyol itu. Kita tenangkan diri kita masing-masing dulu,” sela Nathan seraya beranjak dari tempat duduknya.
Jika dia tetap berada di sana, maka pertengkaran yang lebih besar akan terjadi. Dia memutuskan pergi begitu saja agar keduanya bisa saling menenangkan diri masing-masing.
...****************...
Baru saja keluar dari restaurant, pandangan mata Nathan seketika teralihkan pada keberadaan Papahnya bersama dengan Rayden dan yang lainnya. Tanpa merasa curiga sedikitpun, Nathan mendekati meraka seperti biasa. Karena memang dia tidak melakukan apapun yang menurutnya bersalah.
“Ada apa Papah dan yang lainnya di sini?” tanya Nathan.
Levi berjalan menghampirinya, merangkul Nathan dan berkata, “Tentu saja untuk mencari mu, Nath!”
“Bagaimana acara makan malam romantisnya dengan kekasihmu? Apa menyenangkan? Padahal putriku di rumah saat ini sedang menangis,” sambungnya penuh penekanan yang seketika membuat bulu kuduk Nathan berdiri saat melihat seringai penuh arti dari Levi. Firasatnya sudah mengatakan hal buruk mungkin akan terjadi kepada dirinya.
“Bahkan cucuku pulang dalam keadaan kaki yang pincang. Bisakah kau menjelaskan pada kami apa yang terjadi dengan Zhea hari ini?” Rayden ikut merangkul Nathan, menuntut penjelasan yang masuk akan mengapa cucu kesayangannya bisa berakhir seperti itu.
“Ayo, kita cari tempat yang nyaman untuk bicara karena mungkin ini bisa menjadi pembicaraan yang cukup panjang,” ujar Levi yang kini menyeret Nathan masuk ke dalam mobilnya. Nathan hanya terlalu berlebihan dalam memberikan pelajaran kepada putranya dan itu pun jika memang putranya bersalah.
...****************...
Beralih kembali di kamar Zhea, dimana setelah puas menangis Lucia dan Zhia kembali menanyakan apa yang terjadi hingga membuatnya terluka dan menangis seperti ini. Sebisa mungkin Zhia dan Lucia akan mendengar serta memberikan nasehat terbaik yang bisa mereka pikirkan saat itu.
“Sudah merasa jauh lebih tenang sekarang?” tanya Zhia dan Zhea hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
“Apa sekarang sudah bisa menceritakan apa yang yang terjadi padamu hari ini?”
Kali ini Lucia yang bertanya dan disaat yang bersamaan, Shea masuk ke dalam kamar tersebut untuk memberitahukan tentang kepergian Grandpa dan Daddy nya. Tapi niatnya tersebut harus dia tunda saat Zhea bersedia untuk menceritakan apa yang terjadi.
“Apa yang membuat menangis sampai seperti ini, hmm?” tanya Zhia dengan begitu lembut.
“Aku menemani Kak Nath dan kekasihnya melakukan fitting baju pertunangan mereka nantinya. Saat melihat mereka melakukan pemotretan yang mesra, aku terus berpikir ‘Bukankah seharusnya Zhea yang berada di posisi itu? Ataukah aku yang seharusnya tidak berada di sana dan melihat semua itu?’ pertanyaan seperti itu terus bermunculan di kepalaku saat itu.” Zhea mulai bercerita dengan sesekali sesenggukan.
“Aku tiba- tiba membayangkan bagaimana rasanya berada di posisi sebagai wanita yang Kak Nath cintai. Bahkan hanya membayangkannya saja membuatku merasa sangat bahagia, tetapi hatiku seketika merasa sangat sesak saat menyadari bahwa semua itu khayalanku saja. Karena kenyataannya Kak Nath hanya melihat dan mencintai wanita itu,” jelasnya lagi.
“Lalu bagaimana kau bisa terluka seperti ini?” Shea tak tahan untuk menanyakan penyebab luka yang dialami saudari kembarnya.
Bersambung....
Up yang banyak 🙏🙏🙏