Di saat membutuhkan uang tambahan, Roro yang bekerja sebagai perawat mendapat tawaran pekerjaan untuk mengasuh anak yang menderita kanker darah.
Tidak disangka anak itu adalah anak direktur rumah sakit tempat Roro bekerja.
"Ternyata pak direktur adalah duda!" seru Roro.
Direktur sekaligus dokter bedah itu tidak pernah dikabarkan sudah menikah, lantas bagaimana sudah menjadi seorang duda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengasuh Anak Pak Duda
Roro merasa gugup untuk mengetuk ruangan di mana majikannya berada, saat bekerja di rumah sakit Roro sempat melihat Armon beberapa kali.
Sebagai dokter bedah, Armon begitu sibuk untuk menangani pasien jadi Roro hanya bisa melihat lelaki itu dari kejauhan karena dia masih menjadi perawat magang.
Namun, siapa sangka sekarang Roro akan berhadapan dengan Armon secara langsung.
"Aku harus rileks," batin Roro. Dia menguatkan niatnya lalu mengetuk pintu.
Dari dalam ruangan terdengar suara lelaki yang meminta Roro untuk masuk.
Ketika gadis itu membuka pintu, di sebuah kursi kerja sudah nampak seorang lelaki yang tak lain adalah direktur rumah sakit tempat Roro bekerja sekaligus ayah kandung Chila.
"Silahkan duduk, Suster Roro," ucap Armon mempersilahkan gadis itu duduk di kursi yang berada di depan mejanya.
"Iya, pak direktur," balas Roro. "Eh, maksud saya Tuan!"
Roro jadi merasa gugup sekarang, untuk pertama kalinya dia berhadapan dengan Armon.
"Kau sudah tahu siapa aku, bukan?" tanya Armon memastikan.
"Ternyata pak direktur adalah duda!" seru Roro tanpa sadar.
Armon terkesiap dengan jawaban Roro jadi dari semua penjelasan Vincent, hanya status duda yang gadis itu tangkap di kepalanya.
"Bukan, maksud saya Tuan Armondite Brisek adalah pak direktur di rumah sakit dan ayahnya nona Chila," Roro buru-buru meralat ucapannya sambil memukul kepalanya sendiri karena jawaban sebelumnya.
Beruntung Armon tidak mempermasalahkan hal itu.
"Pertama-tama, aku minta maaf atas sikap putriku, dia memang sengaja melakukan hal itu supaya suster yang merawatnya tidak betah," ucap Armon kemudian.
"Sebenarnya dia anak yang cerdas, walaupun Chila selama ini hanya home schooling tapi IQ nya di atas rata-rata. Sayangnya, Chila harus melawan kanker darah yang dideritanya, dia sudah melakukan beberapa kemoterapi yang membuatnya trauma parah. Aku harap kau bisa membujuknya karena Chila harus menerima donor sumsum tulang belakang," lanjutnya.
"Saya akan berusaha, Tuan," balas Roro dengan percaya diri.
"Bagaimanapun nona Chila memperlakukan saya nanti, saya tidak akan menyerah!"
Armon menganggukkan kepalanya. "Aku suka dengan tekad seperti itu, kalau kau bisa membujuk Chila sampai dia bisa sembuh aku akan melunasi semua hutang-hutangmu!"
"Benarkah?" Roro merasa tidak percaya. "Tapi, gaji saya tidak dipotong kan, Tuan?"
"Tentu saja tidak, itu adalah bonus," jawab Armon meyakinkan.
"Tapi, kau harus bisa merahasiakan siapa Chila sebenarnya," tambahnya.
"Serahkan semua pada saya, Tuan," balas Roro. Dia jadi bersemangat bekerja di keluarga Brisek. Gadis itu yakin bisa menjinakkan Chila.
"Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan, aku harus bisa bertahan supaya tuan Armon melunasi hutang pada rentenir dan siapa sangka kalau majikanku adalah duda. Setidaknya aku bisa tersenyum setiap hari melihat wajahnya yang tampan untuk penghibur diri," batin Roro.
Memang selama ini banyak yang mengagumi sosok Armon di rumah sakit, mereka pasti tidak menyangka kalau lelaki itu adalah seorang duda.
Lantas kenapa Armon menyembunyikan pernikahannya dan anaknya?
Di mana mantan istri Armon dan kenapa bisa mereka berpisah?
Itu adalah misteri yang harus Roro pecahkan sendiri, untuk bisa mendekati Chila, gadis itu harus tahu semua tentang keluarga Brisek.
Sebenarnya Chila pasti merindukan sosok ibu sama seperti dirinya. Bedanya ayah Roro adalah lelaki yang suka main judi yang membuatnya kesulitan.
"Setidaknya nona Chila mendapat ayah yang baik," gumam Roro.