NovelToon NovelToon
Gelang System Universum

Gelang System Universum

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Duda / Selingkuh / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Kaya Raya
Popularitas:144k
Nilai: 4.4
Nama Author: F3rdy 25

Di tengah kesibukan kota modern yang serba cepat, Ferdy, seorang pria yang dulunya memiliki segalanya, kini menjadi pecundang. Ditinggal istri yang telah meninggalkannya, Ferdy merasa hidupnya hancur dan tak memiliki arah. Kesehariannya dipenuhi dengan kesedihan dan keraguan, mengingat kembali kejatuhannya dari puncak keberhasilan hingga menjadi seseorang yang tidak diperhitungkan.

Suatu hari, untuk melarikan diri dari kenyataan pahitnya, Ferdy memutuskan untuk pergi ke gunung, mencari ketenangan dan mungkin sebuah jawaban. Dalam perjalanan menuju puncak, ia terperosok ke sebuah gua misterius yang tersembunyi dari pandangan umum. Di dalam kegelapan gua itu, Ferdy menemukan sebuah gelang antik yang mengeluarkan cahaya lembut. Tanpa disadari, gelang itu adalah kunci dari sebuah sistem kekayaan dan kekuatan yang tak terbayangkan sebelumnya.

bagaimana cerita ferdy bangkit dari keterpurukan menuju ke kekuasaan tetapi masih memiliki kebaikan dan membantu sesama yang kesusahan dan menderita

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon F3rdy 25, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bersantai sejenak

Pagi harinya, jam menunjukkan pukul enam ketika Bu Lili, kepala ART di rumah Ferdy, mengetuk pintu kamarnya.

“tuan, bangun sudah pagi...” kata bu lili dibalik pintu.

"iya bu, terimakasih..." jawab ferdy dari dalam kamar nya.

Ferdy terbangun dengan mata sedikit berat. Ia mengerjapkan matanya, lalu melihat jam di meja samping tempat tidurnya.

Dengan malas ia bangkit dan segera bersih-bersih diri.

Setelah mencuci muka dan menyegarkan badan, Ferdy mengenakan setelan olahraga dan sepatu kets favoritnya, siap memulai rutinitas paginya.

Ferdy keluar rumah dan mulai berlari kecil menuju taman di perumahan Bukit Indah, seperti yang biasa dilakukannya.

Di taman, ia melihat beberapa ibu-ibu muda yang tengah berolahraga sambil sesekali melirik ke arahnya.

Bisik-bisik terdengar di antara mereka, memperhatikan penampilan Ferdy yang semakin tampan dan berkarisma.

“Heh, lihat deh, itu bukan yang sering kita lihat lari tiap pagi ya? Makin tampan aja dia,” kata salah satu dari mereka sambil tersenyum.

“Benar! Kayaknya dia tipe suka berolahraga, lihat aja cara dia olahraga, seperti seorang atlit banget,” sahut yang lain.

Ferdy tidak begitu memperhatikan bisikan mereka.

Ia fokus pada lari paginya, menikmati udara segar sambil memikirkan chat terakhir dengan Ayla.

Namun, perhatiannya teralihkan ketika terdengar suara tangisan seorang anak kecil di ujung taman.

Ferdy menghentikan langkahnya dan melihat seorang anak laki-laki, sekitar umur lima tahun, sedang menangis di dekat pohon.

Di sampingnya, seorang babysitter terlihat panik, mencoba menenangkan anak itu.

Ferdy mendekati mereka dan berjongkok di depan anak itu. “Hei, kenapa adek kok nangis? Jatuh, ya?”

Anak itu mengangguk sambil terisak, “Aku jatuh waktu main bola om…”

Ferdy tersenyum lembut, “sudah sudah... Jangan menangis lagi,sini mana coba om liat... Ohhh hanya luka kecil kok,ohya namamu siapa dek?”

Anak kecil itu menyeka air matanya dan menjawab dengan suara pelan, “Rizal.”

Ferdy mengangguk. “Rizal, kamu anak yang kuat. Ayo, coba berdiri. masih sakit?” rizal mengelengkan kepalanya, dan dengan bantuan ferdy ia pun berdiri.

Ferdy tersenyum lalu berkata " wah rizal hebat,.... Sudah siang. Kan mau berangkat sekolah kan?"

Rizal mengangguk

Setelah berdiri, anak itu menatap Ferdy dengan mata yang berbinar, seperti menemukan sosok ayah yang membuatnya merasa nyaman.

Rizal tersenyum tipis, rasa sakitnya perlahan hilang.

Babysitter yang mendampingi Rizal berterima kasih kepada Ferdy. “Terima kasih, Pak. Rizal jarang dekat sama orang baru, tapi sepertinya dia langsung suka sama Bapak.”

Ferdy tersenyum. “Tidak apa-apa, hanya kebetulan saja.”

" baik pak, kami permisi dulu... Sudah waktu nya rizal berangkat sekolah takut terlambat!" babysitter dan Rizal pamit untuk pulang.

Ferdy mengangguk " baik mba, silahkan... Saya juga akan meneruskan olahraga..!" melihat punggung mereka menjauh dan berpikir sejenak.

Tanpa ia sadari, Rizal adalah anak Ayla, dan mereka tinggal di satu perumahan yang sama.

Ayla dan keluarganya tinggal di bagian tengah, sementara rumah Ferdy berada di bagian belakang, paling besar dan megah.

Ferdy tidak pernah tahu bahwa mereka begitu dekat, baik secara jarak maupun nasib.

---

Setelah selesai berolahraga di taman, Ferdy berjalan pulang.

Di depan gerbang, ia menyapa penjaga keamanan yang sedang duduk santai di pos. “Pak, hari ini gimana? Aman?”

Penjaga itu mengangguk sambil tersenyum. “Aman, tuan. Seperti biasa, rumah aman terkendali.... Gimana olahraganya?”

“Lumayan, segar.... Ohya ini ada cemilan buat nemenin ngopi!” jawab Ferdy sambil melanjutkan langkah masuk ke rumah.

"eh... Terimakasih pak sudah repot-repot.!" sambil menerima pemberian ferdy.

Setelah tiba di kamarnya, Ferdy langsung membersihkan diri dan mengganti pakaiannya menjadi kaos sederhana dan celana panjang robek di lutut.

Ia lalu menuju ruang makan untuk sarapan.

Di meja makan, Bu Lili sudah menyiapkan hidangan yang menggugah selera.

Sambil menikmati sarapannya, Ferdy tersenyum-senyum sendiri sambil melihat ponselnya. Pesan-pesan dari Ayla kembali mengalir, dan obrolan mereka semakin akrab.

Ferdy merasa seperti remaja yang sedang jatuh cinta, meski kedewasaan Ayla membuat percakapan mereka terasa lebih dalam.

“Bu Lili, saya mau keluar sebentar ya, seperti biasa,” ujar Ferdy setelah selesai sarapan.

“Baik, tuan. Hati-hati di jalan,” jawab Bu Lili sambil tersenyum.

Ferdy mengambil jaket ojolnya yang selalu setia menemaninya, lalu melangkah keluar rumah.

Kali ini, dia memutuskan tidak pergi ke perusahaan karena semua urusan sudah didelegasikan ke Pak Syamsul. Jika ada masalah penting, barulah Ferdy akan terjun langsung ke sana.

---

Di tempat tongkrongan, Ferdy ferdy yang bardatang langsung bergabung, berkumpul dengan teman-teman ojolnya.

Seperti biasa, Ryan, Warto, Sukirman, Anto, dan Yoga sudah ada di sana sejak pagi, duduk di basecamp bersebelahan dengan warung kopi, sambil menunggu orderan masuk.

Namun, hari ini terasa lebih sepi dari biasanya. Hampir tidak ada orderan yang masuk, membuat mereka hanya bisa duduk santai sambil bercanda.

"wah... Ini dia yang dari kemren nggak nongol lagi, dapat restu dari orang tua cewe yang kecelakaan ya sampai enggak balik basecamp.... Heheheh!" kata yoga

" bu kopi satu..... Enggak yog, aku semalam cape banget langsung balik..!" jawab ferdy yang sambil mengambil kopi dan membawa nya ke meja warung tempat berkumpul teman-temannya.

“Hei, kenapa ya hari ini sepi banget?” tanya Ryan sambil meregangkan tubuhnya yang pegal karena terlalu lama duduk.

“Mungkin karena cuaca panas kali, orang-orang malas keluar,” jawab Sukirman sambil memainkan kartu remi di tangannya.

Anto tertawa kecil. “Atau mungkin gara-gara Ferdy. Belum mandi, balik dari rumah sakit bangun kesiangan..!”

Ferdy tertawa mendengar candaan itu. “Ya nggak lah, ini cuma hari buruk. Semua ada harinya.”

Warto, yang dari tadi diam, tiba-tiba menyahut, “Atau mungkin kita butuh hiburan, biar otak nggak terlalu mikirin orderan terus.”

Mereka semua tertawa. Suasana yang santai dan penuh canda membuat waktu terasa berjalan lebih cepat.

Meski hari itu sepi orderan, mereka tetap bisa menikmati kebersamaan dengan saling berbagi cerita dan canda tawa.

Sukirman dan Ryan mulai bermain kartu, sementara Yoga dan Anto asyik dengan ponselnya, mencari hiburan di media sosial.

Tiba-tiba, Sebuah notifikasi dari Sisum muncul di layar virtual depan nya menyala.

**“Ferdy, ada pergerakan tidak biasa di sekitarmu. Orang-orang yang pernah terlibat dengan Andi mulai bergerak.”** sisum.

Ferdy membaca notifikasi itu dengan alis terangkat. Ia tidak langsung merespons, tapi firasatnya mengatakan ada sesuatu yang akan terjadi.

Dia menoleh ke arah teman-temannya yang masih bercanda tanpa tahu apa-apa.

“Eh, gue anter langganan offline dulu ya...” kata Ferdy sambil berdiri.

Ryan mengangguk. “Santai, Fer. Kalau ada apa-apa, kabarin aja.”

Ferdy tersenyum dan melambaikan tangan sebelum berjalan pergi.

Dalam perjalanan, pikirannya mulai sibuk dengan berbagai kemungkinan.

Ia tahu Andi tidak akan tinggal diam setelah apa yang terjadi. Dan sekarang, dengan informasi dari Sisum, Ferdy harus lebih waspada.

Di dalam kepalanya, Ferdy mulai menyusun rencana. Jika orang-orang Andi benar-benar mulai bergerak, ini bisa menjadi kesempatan untuk menggulung mereka sekaligus.

Sisum akan menjadi mata-mata terbaik, dan Ferdy akan memastikan bahwa tidak ada yang lolos dari pengawasannya.

Ferdy terus melangkah dengan tenang, namun dalam hatinya, ia tahu bahwa babak baru dalam hidupnya sudah dimulai.

Sesuatu yang lebih besar sedang menunggu di depan, dan kali ini, Ferdy siap menghadapi segalanya dengan kekuatan yang dimilikinya.

1
yeyetniru
Biasa
Hair M
Luar biasa
Krisna Gentong
jijik sekali cara menulisnya
Krisna Gentong
jijik sekali cara menulisnya
Sandi Karbon Thea
mana anak nya kaga nongol tuh
Kang ozy
Lumayan
Kang ozy
bener tuh yg 1 M kmn...
Novel Hunter
alur ceritanya banyak yang ngulang
Novel Hunter
ngulang
Adalli
ok mantap
Aa
Luar biasa
Mashudi Alwindra
terlalu naif mc nya, tegasin dikit lah, masak kyk anak tk gtu karakter nya
Ya Fi
Luar biasa
Ambara Sugun
sisum sudah tidak kasi hadiah poin lagi ya thor
Jumadi 0707
knp gk serbu aja krmh dika/pa Harun thor kan ada buktinya
Jumadi 0707
nama nya ojol blm punya SIM mobil jd gk pake mobil buat jd car online
Jumadi 0707
uang yng tiap hari hasil dr OR pagi dr system dikemanain thor
Jumadi 0707
kog MC gk inget anaknya thor kasihan kirimin duit keg
Jumadi 0707
kog terbalik mobil pmbokat yng pake tuan pake motor butut
Jeme Sham
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!