Mengkisahkan seorang wanita yang menikah dengan seorang laki-laki buta karena perjodohan, ia harus menjalani hidup berumah tangga dengan laki-laki buta yang tempramen dan menyebalkan bagi nya.
penilaian laki-laki itu tentang diri nya yang di anggap hanya menginginkan harta nya, membuat ia berkomitmen membuktikan kalau ia gadis baik-baik.
Akan kah ia bisa menaklukan hati laki-laki itu?. Yuk Simak cerita nya. semoga suka ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shanti san, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 33
Bagas sengaja memuji Art cantik di depan Naira untuk melihat reaksi nya. ia pun merasa kalau Naira sangat cantik saat ia marah.
Di kantor, Bagas terus memikirkan Naira, Mengingat sosok wanita itu membuat ia tak berhenti memikirkan nya.
"Bos." Panggil Ken membuat Bagas terkejut.
"Apa kau tidak bisa mengetuk pintu lebih dulu?." Tegas nya.
"Saya sudah mengetuk, tapi anda tidak mendengar nya Bos, Anda seperti nya sedang melamun." Jawab Ken.
"Apa?, Melamun?, Kalau salah jangan banyak mengeles, kau pasti mengetuk nya kurang keras." Ucap Bagas.
"Baik bos, lain kali saya akan mengetuk lebih keras." Balas Ken.
Bagas mengangguk dengan wajah percaya diri yang sebenarnya menyimpan salah tingkah karena ia memang melamun sejak tadi. "Ada apa?."
"Ruangan meeting telah siap, semua sudah menunggu." Tutur Ken. Bagas pun lekas berdiri, memperbaiki jas yang melekat pada tubuh nya, sebelum ia melangkah keluar.
Ken menatap punggung laki-laki itu, menghela nafas mengingat Bagas yang tak ingin di salahkan. sembari ia melihat jari nya, lalu melangkah mengikuti langkah pria itu.
•••
Saat Sore hari tiba, Naira pulang ke rumah dengan tubuh yang terasa agak lelah. ia memijat - mijat belakang leher nya untuk meregangkan nya.
Bagas yang juga baru pulang melihat Naira tampak lelah di dalam kamar memijit tubuh nya sendiri, ada pesona yang seolah menarik perhatian Bagas dan membuat pria itu tersenyum melihat nya.
Naira yang melihat Bagas berdiri di depan pintu pun memutar malas bola mata nya, sungguh Bagas semakin membuat ia merasa kesal.
Ia lalu bergegas masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
"Dia mengabaikan ku?." Heran Bagas, ia lalu juga mengambil pakaian di lemari dan ke kamar mandi yang lain untuk membersihkan diri.
Saat keluar Naira tak mendapati Bagas ada di kamar nya, entah ia ada masuk ke dalam atau tidak, Naira sungguh tidak perduli.
Ia membaringkan tubuh nya di tempat tidur, karena ia merasa sangat lelah.
"Kenapa berbaring, Ayo Makan!." Ajak Bagas. Naira tak menjawab nya.
"Kenapa diam?."
"Mas Bagas makan sendiri saja, Aku tidak lapar." Gerutu Naira.
Bagas lalu ikut membaringkan tubuh nya di samping Naira.
"Mama dan Papa sudah pulang, Apa mas Bagas masih akan tidur disini?." Tanya Naira.
"Kau mengusir ku?."
"Bukan kah itu yang selalu kamu inginkan." jawab Naira.
"Aku lelah, aku sedang tak ingin banyak bicara, Mas Bagas kalau ingin makan, makan saja dengan mereka."
"Mereka?."
"Iya, Asisten rumah tangga, bukan kah mereka sama dengan ku cantik nya, jadi sama saja kalau makan dengan mereka atau pun dengan ku." Ucap Naira lalu memiringkan tubuh nya membelakangi Bagas.
"Kau marah pada ku?." Tanya Bagas. Naira tak menjawab nya.
"Masih tanya?." batin nya.
"Kau lupa kalau kau mengatakan ingin mendapatkan hati ku?." Naira mendengar jadi salah tingkah. kedua mata nya terbelalak saat itu juga.
"Lalu kau ingin menjadi istri yang baik untuk ku?." lanjut Bagas.
"Terus mengapa malam itu kau terus melihat ke arah mantan mu, Kau masih mencintai nya?."
"Kapan?, Aku tidak melihat nya?." Naira membalik kan tubuh nya.
Wajah nya dan Bagas kini sangat dekat tak berjarak. jantung Naira tiba-tiba berdetak kencang. Mata Bagas menatap kedua mata Naira, membuat Naira merasa kan kalau Bagas bisa melihat nya. tapi itu hanya pikiran nya saja, umpat nya.
bukan pak Cipto