Kehidupan ini terlalu menyakitkan, cinta yang telah Aluna perjuangkan terpaksa harus ia relakan berakhir tak bahagia bersama Rain.
Lalu bagaimana bisa seorang Aluna yang telah terpuruk dengan keadaan harus terus berjuang agar tetap hidup, bak semua komedi dirinya di paksa melupakan semuanya
"Biarkan aku pergi" Lirih Rain
---
"Rain, maafkan aku, aku terpaksa pergi, dan melanggar janjiku" Lirih Aluna
---
Ibaratkan terjebak di alam mimpi, Aluna kecil terbangun dengan keringat yang sudah melekat di bajunya
"Siapa kakak tadi ya?" ujar si toddler sambil menatap mamanya yang masih tertidur
Apakah ini kesempatan berikutnya bagi Aluna? apakah Rain juga telah lahir di kehidupan berikut nya meskipun keduanya tak lagi saling mengenal maupun memiliki perasaan yang sama, bagaimana kisahnya? yuk saksikan bersama
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putriiiiiiiiiii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AMM
....
Rain meregangkan tubuhnya yang kelelahan setelah menyelesaikan pertandingan Basket nya kembali ingin kabur melihat aluna yang ada di dalam rumahnya
"Kak rain!!!" teriaknya berlari ke arah rain
sudah sebulan aluna tinggal di rumahnya, sebulan itu pula rain di buat pusing sendirinya, pasalnya aluna begitu suka berada di dekatnya tak peduli mau rain mengatai nya apa tetap saja gadis itu kekeuh ingin di dekatnya
"kak rain! aluna membuat cookies dengan mama reina"
"mama?"
"iya" angguk rain
"dia bukan ma-"
"rain" tegur papa Flot yang sudah tau apa yang akan di katakan putra sulung nya
"ayo coba" bujuk aluna
"nggak"
"ayo kak rain"
"aahh iya iya"
rain mensejajarkan tubuhnya dengan aluna kemudian menerima suapan dari gadis itu, sejak aluna pintar menyebut namanya dengan sempurna rain kian meradang karena aluna terus menerus menyebut namanya
rain berpura-pura mengunyah nya padahal ia tak mau memakannya, setelahnya rain langsung meninggalkan aluna yang sudah puas dengan rain yang mengikuti kemauan nya
"mama... kata mama besok aluna akan ke rumah oma kemudian pulang ke Australia"
"cepat banget sih, mama kan belum puas kangen kangenan sama aluna" lirih mama reina
"aluna akan pulang ke sini kok nanti"
"ngapain?" tanya rain tiba-tiba datang, sebenarnya ia bahagia tapi ia juga ingin memuaskan sesuatu di dalam dirinya
"bertemu kak rain"
"aku?"
jauh di dalam hati rain ia sangat bahagia, tingkah aluna sebenarnya berhasil menghipnotis sikap dingin rain pada nya, namun rain masih enggan menunjukkan rasa sukanya itu pada gadis caper itu
"oh"
"kak rain doang? kak gabriel?" sedih Gabriel
"hehehe kak Gabriel juga kok"
grep
Aluna memeluk Gabriel sedangkan gabriel pun melakukan hal sama, seakan enggan merelakan aluna pergi alias kembali ke negera asalnya
"ehem" tegur rain
"ada apa?" bisik mama reina
"nggak kok ma, leher rain serat"
"serius?"
"iya ma, rain capek habis tanding basket"
"ouhh"
aluna kemudian menatap rain yang tak sengaja menatapnya, rain langsung mengalihkan pandangannya dan meninggalkan ruang keluarga
"anak itu, kebiasaan"
"udah biarkan saja sayang" lerai mama Reina
"iya iya"
Di kehidupan sebelumnya rain berharap ia akan hidup bersama dengan papanya, dan itu akhirnya terwujud, di kehidupan sebelum nya di usia saat ini lah ia kehilangan papanya, aluna yang saat itu tak tau menau apa yang terjadi pun tak mau menghibur rain, namun sekarang semua sudah sesuai impian masing-masing
....
Rain menghela nafas dengan kasar saat aluna kembali ingin memeluknya, namun ia mundur beberapa langkah hingga aluna tak jadi mendekati nya
"kak rain jaga diri ya?"
"ehm"
"gendong" manja aluna
"tidak"
"alun mohon"
rain kemudian menggendong tubuh aluna, namun hanya mengangkat tubuh itu, aluna memberikan sebuah kalung yang bertuliskan nama aluna pada rain dan...
cup
aluna mengecup pipi rain, setelahnya rain menurunkan tubuh aluna dan cepat cepat menghapus bekas ciuman aluna
"kak rain... aluna akan ri-"
"nggak usah, aku senang ka-"
"iya sayang, kak rain akan rindu sama aluna juga kok" kekeh mama reina menutup mulut putra sulung nya
"yaudah aluna pergi ya?" lirih aluna
"sana pergi!!" usir rain dalam hatinya
grep
"beb, kamu jaga diri ya? kapan kapan aku dan Flot akan ke Australia menemui kamu" lembut mama reina mengusap punggung tangan sahabat nya
"iya aku tunggu ya?"
"rain!! awas kamu" sinis mama aiya menatap rain yang sepertinya tak menyukai anak kesayangannya
"Hati-hati ya tante? pulang nya nanti aja kalau eak mau nik-"
"NGGAK BOLEH!!!" teriak aluna
"kenapa?"
"aluna yang boleh! aluna cinta kak rain"
seketika semuanya terdiam, termasuk papa Morgan, ia sungguh tak terima anak nya itu mengungkapkan cinta pada pria yang tak menyukai nya
"ck, usia kamu dan aku berbeda! aku 14 tahun! sedangkan kamu? 4 tahun"
"alun nggak peduli! kak rain milik alun!" kesal aluna
"iya sayang, kak rain cuma milik aluna" lembut mama reina karena merasa puas, akhirnya ia memiliki kesempatan agar bisa berbesanan dengan sahabatnya itu
"yaudah kami berangkat ya?" pamit mama aiya mengakhiri drama anak nya dan anak sahabatnya
rain menatap mobil yang di tumpangi aluna yang mulai menghilang dari pandangannya, rain menoleh ke arah tangannya yang memegang kalung yang di berikan aluna bertuliskan nama aluna
"jangan di buang, suatu hari akan berharga, sini kasi ke mama"
"buang aja ma, tinggal beli nanti kalau aluna cari"
"sayang.... semua nggak akan terulang, mungkin akan terulang setelah semua yang kamu semoga dapat kan menghilang"
"aahh mama dramatis" kesal rain memberikan kalung tersebut pada mamanya dan segera kembali ke rumahnya
mama reina tersenyum senang menatap kepergian putra sulung nya, papa Flot yang melihat itu hanya bisa geleng geleng dengan ide jahat istrinya
"ayo pergi" tegur papa Flot
"i-iya sayang" kekeh mama reina segera kembali ke rumahnya.
sedangkan aluna, baru saja membuat scene penuh kejutan kini tertidur dengan lelap seakan tak terjadi sesuatu tadi, papa morgan yang mendengar perkataan putrinya itu masih was was
"sayang.... anak kita"
"namanya juga anak anak sayang, tenang aja"
"nggak! putriku itu masih kecil sayang! dia nggak boleh menyatakan cinta pada siapapun selain aku!"
"iya iya"
mama aiya paham betul maksud suaminya, aluna adalah hasil kesabaran mereka makanya papa morgan seakan tak terima bayi mungilnya itu menyatakan cinta pada pria lain bukan padanya
"kakak rain" igau aluna membuat papa morgan kian meradang hingga mengundang tawa mama aiya dengan sikap posesif suaminya itu
"ada ada saja" kekeh mama aiya
. ...
bersambung