Dave Grohl Mahardika pria berusia 28 tahun yang merupakan mafia yah terkenal kejam dan pembawaan yang sangat dingin.Tak ada wanita yang bisa menaklukkan kulkas dua pintu itu.
Hingga suatu hari kejadian tak terduga membuatnya harus menikahi seorang gadis.Prinsip menikah setelah adiknya menikah itu hancur sudah.
Bagaimana rumah tangganya?, apakah akan ada cinta atau justru berpisah?.Yuk simak kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perkara panggilan.
Juwita duduk di bibir ranjang hotel sembari bermain ponsel.Ia menunggu kedatangan Dave untuk menjemputnya di sini.Pria itu melarang Juwita untuk menunggu di lobi hotel karena akan ada dua koper yang harus dibawa.Dave tak mau Juwita melakukan hal yang membahayakan janin dalam kandungannya.
Ceklek
"Kamu sudah siap?",tanya Dave saat memasuki kamar hotel.
"Iya...", angguk Juwita berdiri dari duduknya.
Dave meraih dua buah koper, miliknya dan milik Juwita lalu mendorongnya."Ayo...",ujar Dave mengulurkan tangannya pada Juwita.
Dengan ragu Juwita mengulurkan tangannya, Wanita itu berdebar saat Dave mengenggam jemarinya.
Jika orang orang melihatnya mereka adalah pasangan yang serasi tapi pada kenyataannya mereka menikah hanya demi sebuah tanggungjawab atas kesalahan mereka.
Dave menuntun Juwita masuk kedalam mobilnya dan duduk disebelah kemudi.Dave dibantu petugas hotel memasukkan koper kedalam bagasi mobil.
Dave mengendarai mobilnya meninggalkan hotel dimana kemarin sore pernikahannya dengan Juwita di langsungkan tanpa ada pesta pernikahan karena pernikahan mereka belum di publikasikan ke dunia luar.
"Aku sudah menyiapkan dua orang pelayan yang akan bekerja di apartemen jadi kamu tak perlu melakukan pekerjaan apapun dan fokus pada kehamilanmu",ujar Dave membuka suara.
"Iya Pak",jawab Juwita.
"Aku bukan bapakmu Juwita",jawab Dave datar.
"Lalu anda mau saya panggil apa?,Mas, Bang atau suamiku?",jawab Juwita yang kesal pada Dave.
"Terserah padamu asalkan jangan Pak",ujar Dave.
"Hmmm...kalau gitu aku panggil akang saja",jawab Juwita asal.
"Tidak ada yang lebih baik dari itu, telingaku geli mendengarnya",jawab Dave.
"Ya sudah aku panggil Mas saja,puas",ujar Juwita.
"Kita kerumah sakit dulu memeriksakan kehamilan kamu",ujar Dave tak menjawab ucapan Juwita.
"Bukannya tadi malam udah ya?",tanya Juwita.
"Kita akan melakukan USG",jawab Dave.Entah kenapa saat bersama Juwita dia jadi banyak bicara begini.
"Oh...",jawab Juwita beroh ria.
Sesampainya di rumah sakit kedua berjalan melewati setiap lorong rumah sakit menuju poli obgyn.Dave kembali menggengam tangan Juwita karena gadis itu berjalan lelet menurut Dave.
"Besok besok jangan lagi memakai sepatu hak tinggi Juwita,kamu membahayakan calon anakku",ujar Dave tetap menatap lurus kedepan.
"Ini hanya tiga sentimeter Mas,masa iya akan--
"Jangan membantah Juwita,ini demi keselamatan kalian",ujar Dave.
"Juwita..."
Juwita mengehentikan langkahnya saat seseorang memanggilnya namanya membuat Dave ikut berhenti dan menoleh kebelakang.
" Kak Ardi...kamu kerja dirumah sakit ini?",tanya Juwita tersenyum tipis dan dengan tangannya masih didalam genggaman tangan Dave.
"Iya...kamu ngapain disini?,siapa yang sakit?", tanya Ardi.
"Oh Itu--
"Ayo Juwita!, kita sudah ditunggu oleh dokter kandungan kamu",ujar Dave.
"Ardi aku duluan ya",jawab Juwita tersenyum tipis.
"I-iya",ujar Ardi dengan wajah bingungnya.
Pria yang memakai jas putih itu menatap punggung Juwita yang mulai menjauh."Kapan dia menikah",gumam Ardi.
Sementara itu Dave dan Juwita langsung memasuki ruangan praktek dokter kandungan yang semalam memeriksa keadaan Juwita.
"Selamat datang Tuan dan Nyonya...",ujar dokter itu tersenyum manis.
"Iya Dok...",jawab Juwita tersenyum manis sedangkan Dave terlihat berwajah datar saja.
"Ada keluhan lagi Nyonya?", tanya Dokter itu.
"Oh itu,kita mau USG Dok",jawab Juwita karena Dave diam saja.
"Apakah sebelumnya pernah di USG Nyonya?",ujar Dokter.
"Belum Dok",jawab Juwita.
"Mari, silahkan tiduran dulu",ujar Dokter.
Juwita merebahkan tubuhnya di atas ranjang rumah sakit dengan pelan.Dokter menyingkap gaun yang digunakan Juwita lalu mengolesi perut bagian bawah Juwita dengan gel.
"Usia kandungannya sudah memasuki 7minggu ya Nyonya.Janinnya sehat",ujar Dokter menunjuk titik kecil yang ada di layar monitor.
Dave tersenyum tipis melihat titik kecil yang ditunjuk oleh Dokter.Ia merasa sangat terharu bisa melihat calon anaknya walau hanya sebesar biji kacang hijau.
"Ada keluhan lain Nyonya?",tanya Dokter membersihkan sisa gel diperut Juwita.
"Tidak Dokter...", geleng Juwita kembali mendudukan diri dibantu Dave.
Setelah selesai kedua keluar dari ruangan dokter obgyn.Dave masih dengan wajah datarnya menatap awas setiap lorong yang mereka lewati.
Juwita kewalahan mengikuti langkah panjang Dave."Mas...bisa jalan pelan gak,aku capek",keluh Juwita.
Dave memelankan langkahnya dan tetap menggenggam tangan Juwita.
"Juwita bisa kita bicara?", tanya seseorang menghampiri Juwita dan Dave.
"Oh aku--Juwita meminta persetujuan Dave namun pria itu hanya diam saja menatap orang itu tajam.
"Sebentar saja ada yang ingin aku bicarakan",ujar orang itu yang tak lain adalah Ardi.
"Bicara disini saja",ujar Dave tiba tiba.
"Aku ingin bicara empat mata dengannya",jawab Ardi tak menghiraukan Dave.
" Kak Ardi...maafkan aku,kalau kamu ingin bicara denganku,bicara disini saja di hadapan suamiku",ujar Juwita membuat Dave menoleh pada Juwita yang mengakui dirinya sebagai suaminya dihadapan pria ini.
"Di-dia suamimu?",tanya Ardi tak percaya.
"Iya.Kenapa?", Juwita.
"Tidak apa apa, selamat jika begitu",jawab Ardi tersenyum kecut.
"Ya...lalu apa yang ingin kamu bicarakan?",tanya Juwita.
"Oh bukan apa apa, lupakan saja",jawab Ardi.
"Tidak jelas",gumam Dave menarik pergelangan tangan Juwita dari hadapan Ardi.
Dave tidak bodoh,ia tau pria itu menyukai istrinya.Dari tatapan pria itu Dave bisa membacanya.Tapi ia tak akan membiarkan siapapun yang mendekati ibu dari calon anaknya.Meski ia tak mencintai Juwita tapi wanita itu istrinya sekarang.
Dave menuntun Juwita masuk kedalam mobilnya.Setelahnya barulah ia masuk kedalam mobil dan duduk dibelakang kemudi.Dave tau seseorang tengah memperhatikan mereka tapi ia tak peduli.Ia akan menunjuk taringnya jika pria itu kembali mengusik istrinya.
Dave melajukan mobilnya meninggalkan pelataran rumah sakit.Tak ada yang membuka suara keduanya sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.
"Ini vitamin sama obat penguat kandungan kamu!",ujar Dave mengambil bungkusan plastik berisi obat yang ia tebus setelah meeting tadi pagi.
"Terimakasih Mas",jawab Juwita menerima bungkusan obat itu.
"Ya...",jawab Dave.
"Kamu yakin kita tinggal diapartemen bukan dimansion?",tanya Dave.
"Iya... tempatnya lebih nyaman dan juga lebih dekat dengan kantor tempat aku bekerja",jawab Juwita.
"Hufff...kamu akan tetap bekerja?",tanya Dave mendesah berat.Ia ingin Juwita tetap diam dirumah dan cukup dia saja yang bekerja.
"Iya...bukannya kamu setuju ya Mas",jawab Juwita.
"Ya...tapi ingat jangan kelelahan.Aku akan meminta Robert untuk tidak mengajakmu meeting diluar",ujar Dave.
"Jadi benar perusahaaan itu milik kamu Mas?",tanya Juwita.
"Iya... bisnis yang aku dirikan dari nol",jawab Dave.
"Lalu kenapa bukan kamu saja yang memimpin?",tanya Juwita.
"Jika saatnya nanti akan aku ceritakan",jawab Dave.
"Baiklah...",jawab Juwita tersenyum tipis lalu mengecek ponselnya yang berdering.
...****************...