[Support, Like, dan Komen ya untuk karya baruku gengs] Bulan Desember seharusnya terasa menyenangkan. Bonus tahunan akan cair, cuti panjang di depan mata, liburan yang tak perlu dilewatkan, dan hadiah natal yang akan didapatkan. Tapi, Catalina malah mendapatkan pengkhianatan dari Delon kekasihnya dan perpisahan ini berpeluang menghancurkan banyak rencana yang sudah dia siapkan jauh - jauh hari. Demi tetap menjalankan rencana mereka Catalina dan Delon akan bersama setidaknya sampai melewati Hari Natal. Bagaimanakah kelanjutan kisah 2 orang asing yang sudah tidak bersama tapi terpaksa menjalani momen indah bersama karena keadaan? Kisah romantis, lucu, dan sedih dari pasangan ini siap menemani hari - hari anda
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Calistatj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maaf, Catalina
Jemari Talin bergetar menggenggam cangkir teh hangat yang baru diseduh. Air matanya tidak bisa berhenti seiring dengan luka hati yang membuatnya benar - benar sakit hati. Seolah momen perselingkuhan Delon yang membuatnya patah hati belum cukup. Talin malah menambah masalah dengan make love bersama bosnya sendiri. Talin sama sekali tidak terlalu ingat bagaimana momen percintaan mereka kemarin, hingga dia benar - benar takut hamil.
Walau Aaron menjanjikan tanggung jawab bukan berarti Talin harus merasa tenang dan bahagia kan. Jujur, Talin tidak tau banyak tentang Aaron. Gosip tentang lelaki itu hanya simpang siur di kantor. Bagaimana kalau ternyata Aaron sudah menikah? Bagaimana nasib Talin?
Talin menyesap teh hangatnya. Tapi, pikirannya sama sekali tidak tenang. Apartemen Talin terbuka Delon berdiri di ambang pintu. Lelaki itu terlihat ragu - ragu, namun tetap mendekati Talin.
“Ngapain kamu ke sini?” Tanya Talin ketus. Kedatangan Delon sama sekali tidak Talin harapkan.
“By, aku minta maaf… aku udah khilaf dan make love sama perempuan lain. Maafin aku baby”
“Keluar kamu dari sini. Aku sama sekali nggak mau ketemu kamu” Talin sama sekali tidak ingin melihat wajah Delon.
Lelaki itu masih bersikeras meminta maafnya. Delon berlutut di samping Talin. “Kasih aku kesempat, by”
“Keluar!” Bentak Talin.
Delon menghela nafas. Rasanya percuma membujuk Talin saat ini. “Kalau kamu udah tenang bicara sama aku. Aku sayang kamu, Talin”
“Pergi!”
“Maaf, Catalina” Delon bersiap meninggalkan Talin.
“Kembalikan kunci apartemen aku dulu” Kata Talin datar.
“Kenapa?”
“Kamu bukan siapa - siapa lagi buat aku. Ngapain kamu harus bebas keluar masuk kamar ini?” Talin berdiri dan memandang Delon.
Kala mereka berhadapan Delon bisa melihat luka di mata Talin. “Talin, aku minta maaf” Lirihnya. “Tolong maafin aku”
“Mana kunci aku?” Talin mengabaikan permintaan maaf dari Delon.
“Aku nggak mau balikin kunci kamu”
“Balikin!”
Delon menyerah. Talin saat ini tidak berada dalam kondisi baik untuk diajak berdiskusi. Delon harus memberi Talin waktu untuk membuatnya merindukan kehadiran Delon. Delon menyerahkan kunci akses apartemen Talin dan meninggalkan perempuan itu.
Talin jatuh terduduk di lantai dan kembali menangis. Di setiap dia memandang Delon yang Talin lihat hanya pengkhianatan lelaki itu. Momen dimana lelaki itu sangat menikmati tubuh perempuan itu. Talin benci Delon. Dia tidak akan bisa memaafkan Delon.
Aku sia nikah sama kamu.
Aku suka sama kamu.
Apakah Talin bisa jatuh cinta lagi? Setelah 8 tahun hubungan ini saja sia - sia. Setelah pengkhianatan ini? Talin sampai tidak ingin ke kantor. Biarlah dia menangis dan menjadi lemah. Hari ini saja.
...****************...
Talin membuka pintu apartemen dan mendapati Aaron berdiri di sana. Lelaki itu sepertinya baru pulang bekerja.
“Kenapa Bapak ke sini?” Tanya Talin bingung. Talin sangat ingin menyembunyikan wajah sembab dan hidung merahnya, tapi dia sama sekali tak bisa.
“Saya khawatir sama kamu” Jawab Aaron tegas. Aaron membawa sekotak coklat untuk Talin.
“Saya nggak apa - apa” Talin mengibaskan tangannya di depan Aaron berharap lelaki itu akan meninggalkannya sendiri.
Kalau pantang menyerah namanya bukan Aaron. Lelaki itu mendekat ke arah pintu. “Saya boleh masuk kan?”
Mau tak mau Talin membuka pintunya sedikit melebar. Aaron segera masuk dan menyerahkan kotak besar berisi coklat yang dibawanya.
“Memang ini hari valentine ya” Komentar Talin sambil nyengir.
“Kamu tau kalau hormon kebahagiaan bisa dirangsangkan? Jadi, saya bawakan kamu dark coklat”
”Makasih, Pak”
“Lebih baik cari yang positif buat mengatasi sedih kamu. Jangan alkohol lagi deh. Semalam kamu malu - maluin banget”
Wajah Talin langsung terasa panas. Kejadian memalukan semalam langsung diputar jelas oleh memori otaknya. “Maaf saya nyusahin”
“Saya suka kamu susahin. Kamu simpan nomor saya kan?”
“Simpan, Pak”
“Telepon saya kapan pun kamu butuh bantuan” Aaron mengeluarkan voucher supermarket dari dompetnya. “Saya nggak tau buah apa yang kamu suka. Kamu beli sendiri ya”
“Saya nggak mau repotin, Pak Aaron”
“Beli buah yang kaya magnesium dan tirosin. Besok kamu juga balik kerja. Kamu nggak bisa alpha terus. Bawa surat dokter kalau kamu memang sakit” Kata Aaron panjang lebar. Dia bahkan tidak terlihat sedingin biasanya.
“Maaf, Catalina”
“Kenapa bapak minta maaf?”
“Saya minta maaf kalau saya hanya membuat hidup kamu makin sulit”