NovelToon NovelToon
Against All Odds

Against All Odds

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Romansa / Menjadi Pengusaha
Popularitas:415
Nilai: 5
Nama Author: D.harris

Bian, seorang pria berusia 30-an yang pernah terpuruk karena PHK dan kesulitan hidup, bangkit dari keterpurukan dengan menjadi konten kreator kuliner. kerja kerasnya berbuah kesuksesan dan jadi terkenal. namun, bian kehilangan orang-orang yang di cintainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D.harris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kabar buruk dari bali

Bian dan Rissa segera memeriksa rekaman CCTV dari kedai kopi mereka yang rusak. Di layar terlihat dua pria dengan wajah tertutup masuk ke area kedai pada malam kejadian, membawa bahan bakar dan menyalakan api.

“Sial!” gumam Bian dengan amarah yang tertahan.

Rissa yang duduk di sebelahnya memegang lengannya. “Tenang, mas. Kita serahkan ini ke polisi.”

Bian menyerahkan rekaman tersebut sebagai bukti kepada polisi. Petugas langsung bergerak cepat. Dalam waktu singkat, kedua pelaku berhasil ditangkap di daerah Denpasar.

......................

Saat diinterogasi, kedua pria itu akhirnya mengaku bahwa mereka disuruh oleh Billy untuk melakukan pembakaran. “Kami hanya dibayar untuk melakukannya. Dia yang memberikan perintah,” salah satu pelaku mengakui.

Bian menggeram mendengar kabar itu. “Billy lagi,” gumamnya.

Polisi segera melacak keberadaan Billy yang ternyata telah melarikan diri ke Jakarta. Dengan koordinasi antarwilayah, petugas akhirnya menangkap Billy di sebuah apartemen kecil tempat ia bersembunyi.

Billy dibawa kembali ke Bali untuk menjalani proses hukum. Di persidangan, bukti-bukti yang diajukan, termasuk pengakuan dari kedua pelaku dan rekaman CCTV, membuat Billy tidak bisa mengelak.

Hakim menjatuhkan vonis berat kepada Billy atas tindakannya yang membahayakan nyawa dan merusak properti. Billy dijatuhi hukuman 10 tahun penjara.

Bian dan Rissa yang menghadiri persidangan akhirnya bisa bernapas lega. “Akhirnya dia mendapatkan hukuman yang setimpal,” kata Bian dengan nada lega, meski rasa kecewa terhadap apa yang telah terjadi tetap ada.

Rissa meremas tangan Bian. “Ini saatnya kita memulai lagi. Jangan biarkan dia merusak mimpi kita.”

Bian mengangguk. Ia merasa lebih tenang, meski tahu perjuangan membangun kembali kedai kopinya masih panjang. Namun, kali ini, ia tidak sendiri—ada Rissa dan Sabda yang selalu mendukungnya.

......................

Bian berdiri di tengah puing-puing kedai kopinya yang hangus, memandangi reruntuhan dengan mata yang berkaca-kaca. Kedai itu bukan sekadar tempat usaha baginya—kedai itu adalah hasil kerja keras yang ia bangun bersama Nada. Setiap sudut kedai menyimpan kenangan tentang mereka.

Ia berjalan perlahan ke area yang dulunya menjadi tempat ia dan Nada berdiskusi tentang menu, desain, dan bagaimana mereka ingin kedai itu mencerminkan cinta mereka terhadap kopi dan kehidupan sederhana.

Namun yang membuat hati Bian terasa benar-benar berat adalah barang kenangan bersama Nada yang ikut terbakar. Sebuah bingkai foto pernikahan mereka yang dulu digantung di dinding kedai, buku-buku Nada yang dipajang di rak khusus, dan bahkan pisang goreng pertama yang pernah mereka promosikan bersama.

“Aku kehilangan semuanya, Ris,” kata Bian dengan suara bergetar kepada Rissa yang mendekatinya.

Rissa memegang lengannya lembut. “Kenangan itu tidak benar-benar hilang, mas. Mereka ada di hati kamu. Dan aku yakin Nada nggak ingin kamu terus-terusan sedih seperti ini.”

Bian menarik napas panjang, mencoba menenangkan dirinya. Tapi rasa kehilangan itu begitu menusuk. Kedai yang ia bangun bersama Nada adalah salah satu cara baginya untuk tetap dekat dengan kenangan wanita yang sangat ia cintai.

Sabda yang ikut berada di sana mendekati Bian, menarik tangan ayahnya. “Papa, jangan sedih nanti kita bangun lagi kedainya. Mama Nada pasti senang lihat kita semangat lagi.”

Kata-kata polos Sabda membuat Bian tersenyum kecil meski air matanya tetap menetes. Ia mengusap kepala putranya dan memeluknya erat. “Iya, Nak. Papa janji, kita akan bangun lagi. Kali ini, untuk Mama Nada, untuk kita semua.”

Rissa tersenyum melihat kehangatan antara Bian dan Sabda. Ia tahu bahwa perjalanan ke depan akan sulit, tapi ia yakin mereka bisa melaluinya bersama.

1
Girl lạnh lùng
Thor, jangan bikin pembaca gatal gatel nunggu update ya!
Fiqri Skuy Skuy
Pesan moralnya sangat berbekas di hati. 🤗
Khansa_nana_jennie22
Penulisnya punya keahlian khusus dalam menciptakan atmosfir.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!