Demi mendapatkan biaya pengobatan ibunya, Arneta rela mengorbankan hidupnya menikah dengan Elvano, anak dari bos tempat ia bekerja sekaligus teman kuliahnya dulu.
Rasa tidak suka yang Elvano simpan kepada Arneta sejak mereka kuliah dulu, membuat Elvano memperlakukan Arneta dengan buruk sejak awal mereka menikah. Apa lagi yang Elvano ketahui, Arneta adalah wanita yang bekerja sebagai kupu-kupu malam di salah satu tempat hiburan malam.
"Wanita murahan seperti dirimu tidak pantas diperlakukan dengan baik. Jadi jangan pernah berharap jika kau akan bahagia dengan pernikahan kita ini!"
Follow IG @shy1210_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12 - Melawan!!
"Arneta, Mama minta maaf ya atas sikap Oma tadi." Wajah Nyonya Rossa nampak tak enak hati. Kini mereka sudah berada di sudut rumah atas keinginan Nyonya Rossa. Sementara Tuan Keenan sudah bergabung dengan Oma Sukma dan yang lainnya.
Arneta mengulas senyum tipis di wajahnya. Dia kelihatan baik-baik saja padahal hatinya sangat terluka. "Gak masalah, Mah."
"Sebenarnya Oma Sukma itu baik kok. Mungkin karena dia baru kenal sama kamu aja jadi sikapnya begitu." Kata Nyonya Rossa. Dia tidak ingin Arneta jadi tidak enak hati karena sikap Oma Sukma.
Arneta mengiyakannya. Dia juga tidak ingin berkeluh kesah tentang perasaannya saat ini. Percakapan keduanya pun tidak berlangsung lama karena acara ulang tahun Tante Lia sudah dimulai dan para tamu undangan yang hadir diminta untuk berkumpul di ruangan tengah rumah.
Tante Lia yang kini diminta untuk memberikan kata sambutan mengucapkan terima kasih pada para tamu undangan yang datang dan menyebutkan nama anggota keluarganya yang hadir di acara tersebut. Dari sekian banyak nama yang Tante Lia sebut, tidak ada nama Arneta yang disebutkan oleh Tante Lia.
Lagi, Arneta sadar diri jika kehadirannya di sana tidak diharapkan oleh pemilik acara. Mungkin juga dia sebenarnya tidak diundang. Namun, Nyonya Rossa mengundangnya atas dasar rasa tidak enak hati.
"El, kemarilah!!" Oma Sukma gegas memanggil El setelah Tante Lia mempersilahkan tamu undangan yang hadir untuk menyantap hidangan yang tersedia.
El segera menghampiri Oma Sukma. "Ada apa, Oma?"
Oma Sukma melirik sinis ke arah Arneta sejenak sebelum menjawab. "El, kenapa kamu harus menikah dengan wanita seperti dia sih? Dia itu gak pantas bersanding sama kamu. Dibandingkan Sheina sekali pun, dia jauh tertinggal!" Oma Sukma mengutarakan rasa tidak sukanya atas pilihan El.
El melirik ke arah Tuan Keenan. Pria itu terlihat sedang berbicara dengan suami Tanta Lia. Entah apa yang mereka bahas, El juga tidak tahu. "Itu karena perintah Papa, Oma. Papa memaksaku menikahinya!" El menyebutkan alasan utamanya. Oma Sukma pun jadi semakin tidak suka pada Arneta. Terlebih ia sudah mendengar desas-desus tentang masa lalu kelam Arneta.
"Pokoknya Oma minta kamu segera ceraikan dia. Oma gak mau kamu terkena sial karena berdekatan dengan wanita seperti dia!"
El mengiyakannya. Tanpa disuruh Oma Sukma sekali pun, dia pasti akan melakukannya.
Beberapa saat berlalu, Arneta merasa semakin tidak nyaman berada di antara keluarga Tante Lia. Agar bisa menghindar dari mereka barang sejenak, Arneta berpamitan untuk pergi ke kamar mandi. Namun, bukannya pergi ke kamar mandi, Arneta justru pergi ke taman samping rumah Tante Lia. Suasana di sana yang nampak sepi membuat Arneta merasa lebih nyaman di sana dari pada di dalam rumah.
"Hei, kamu!!" Baru saja terduduk di atas kursi taman, Arneta sudah dikejutkan dengan kedatangan Tante Lia. Entah apa alasannya Tante Lia menemuinya di sana. Arneta pun tidak mengetahuinya.
Arneta lekas bangkit dari posisi duduk. Dia mematap wajah Tante Lia dengan semanis mungkin. "Ada apa ya, Tante?" Arneta bertanya ramah.
"Saya ke sini cuma mau ngingatin kamu supaya sadar dengan posisi kamu sebagai istri pengganti El. Saya gak mau kamu jadi besar kepala karena bisa menikah dengan El dan masuk ke dalam keluarga besar kami!!"
Arneta diam. Tidak langsung memberikan tanggapan. Tante Lia pun langsung saja melanjutkan perkataannya. "Asal kamu tahu saja, saya dan keluarga sebenarnya tidak sudi memiliki menantu murahan seperti kamu. Entah setan apa yang merasuki kakak saya sehingga meminta kamu sebagai istri pengganti El. Apa dia tidak sadar dengan keputusannya itu bisa membuat keluarga kami terkenal sial karena berdekatan dengan wanita murahan seperti kamu!!"
"Apa maksud Tante berkata seperti itu? Kenapa Tante mengatakan saya wanita murahan?!" Arneta rasanya tidak bisa diam begitu saja. Cukup El yang menghina dirinya. Tapi tidak dengan Tante Lia.
"Alah, jangan sok polos kamu. Memangnya kamu pikir saya gak tahu pekerjaan haram kamu sebelum dipungut kakak saja bekerja di perusahaannya. Kamu bekerja di klub malam dan menjual diri kamu di sana!!"
"Tutup mulut Tante. Jangan sembarangan menuduh saya yang bukan-bukan!" Arneta berniat melakukan pembelaan diri. Tante Lia pun menatap sinis kepada dirinya. "Atas dasar apa Tante mengatai saya seperti itu? Memangnya Tante pernah melihat langsung saya menjual diri saya pada seorang pria? Atau... Tante pernah melihat saya melakukan hubungan terlarang itu?" Sentak Arneta. Wajahnya terlihat merah padam menahan amarah yang terasa menyeruak di dada.
Tante Lia terdiam. Dia memang tidak pernah melihatnya secara langsung. Dia hanya mendengar cerita dari El karena saat itu El menceritakan hal tersebut kepada dirinya.
"Kalau tidak seperti itu, aku pikir Tante tidak pantas menghinaku seperti itu karena Tante sendiri tidak punya bukti yang valid atas tuduhan Tante!!"
Tante Lia terkesiap. Dirinya tidak menyangka jika Arneta berani melawan perkataannya. Padahal tadi di saat dirinya dan Oma Sukma menyudutkan dirinya, Arneta hanya diam saja bagaikan kelinci kecil yang penakut.
"Maaf, saya tidak punya banyak waktu buat meladeni tuduhan Tante lagi!" Arneta lekas pergi meninggalkan Tante Lia. Tidak ia pedulikan jika ia akan dinilai tidak sopan oleh Tante Lia. Salah Tante Lia sendiri karena sudah menghina dirinya seperti itu.
"Hei, berhenti kamu!!" Suara Tante Lia tertahan. Dia tidak ingin orang lain tahu perdebatannya dan Arneta baru saja. "Dasar tidak punya sopan santun!!" Umpat Tante Lia kemudian.
Arneta sudah kembali masuk ke dalam rumah. Orang pertama yang ia cari di dalam rumah adalah Nyonya Rossa. "Mamah, maaf. Aku pamit pulang lebih dulu karena kepalaku rasanya pusing sekali. Aku gak sanggup tetap berada di sini terlalu lama." Kata Arneta tak enak hati.
"Kalau benar seperti itu, biarkan El yang mengantarkan kamu pulang!" Nyonya Rossa hendak memanggil putranya yang kini masih asik berbicara dengan sepupunya.
"Agh, gak perlu, Mah. Aku bisa pulang sendiri. Lagi pula gak enak kalau kami pulang berdua terlalu cepat. Aku bisa pulang naik taksi onlie saja."
Nyonya Rossa hendak membantah. Namun, Arneta sudah terburu-buru hendak pergi meninggalkan acara.
"Kenapa Arneta terlihat buru-buru sekali? Apa karena dia beneran pusing, atau ada masalah lain?" Penasaran dengan alasan Arneta yang sebenarnya, Nyonya Rossa memilih untuk menghampiri El dan mempertanyakan sesuatu pada El.
"Arneta pulang duluan?" wajah El nampak terkejut.
"Iya. Memangnya dia gak bilang sama kamu? Tadi katanya udah bilang kamu makanya Mama biarin Arneta pulang duluan. Mama juga kasihan dia ngeluh sakit begitu."
El tidak memberikan jawaban. Pandangannya kini terarah ke pintu rumah untuk melihat keberadaan Arneta di sana. Namun, sosok yang ia cari tidak terlihat keberadaannya.
"Sialan. Berani sekali dia menipu Mama!"
***
Jangan lupa komen dulu ya sebelum lanjut🤗
wah klu Evan ada rasa sama arneta biar El kejar" 🤣🤣
semoga kedatangan Bang Evan El di buat Cemburu,mungkin Bang Evan akan mengagumi Arneta dan memujinya trs di depan El...ayo Bang Evan bikin si El kebakaran jenggot