NovelToon NovelToon
Suamiku Tidak Mencintaiku

Suamiku Tidak Mencintaiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh
Popularitas:47.8k
Nilai: 5
Nama Author: mommy Almira

Karisma Putri, perempuan berusia tiga puluh dua tahun harus menerima kenyataan pahit bahwa sang suami yang bernama Radit, laki- laki yang begitu dia cintai sepenuh hati telah menodai pernikahannya dengan cara berselingkuh dengan perempuan dari masa lalunya.

Tak hanya itu, ternyata selama sepuluh tahun pernikanannya bersama Radit, dan sudah dikaruniai dua orang anak,Risma baru mengetahuinya jika suaminya itu tidak pernah mencintainya dan tidak pernah bahagian hidup bersamanya.

Risma baru mengetahui jika cintanya selama ini kepada Radit hanya bertepuk sebelah tangan.

Lalu apakah Risma bisa mempertahankan keutuhan rumah tangganya di tengah kehancuran hatinya...?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. Lupa dengan janji

Keesokan harinya Radit pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Risma. Setelah sampai di rumah sakit,Radit langsung menuju kamar rawat Risma. Sampai di kamar rawat, Risma sedang diperiksa oleh dokter.

"Dok, bagaimana keadaan istri saya...?" Radit tiba- tiba menghampiri dokter yang sedang memeriksa Risma. Risma pun terkejut melihat Radit tiba- tiba ada di ruang rawatnya.

"Istri anda keadaannya sudah lebih baik, trombositnya sudah naik, mungkin satu atau dua hari lagi bisa pulang..." jawab dokter.

"Kalau boleh tahu memangnya istri sakit apa ya dok..? maaf soalnya saya baru pulang dari luar kota...?" tanya Radit.

"Bu Risma terkena tipes, waktu dia datang ke rumah sakit keadaannya cukup parah, trombositnya sangat rendah, dan sangat lemah, tapi alhamdulillah setelah beberapa hari dirawat ,keadaannya mulai membaik. Semangat untuk sembuhnya luar biasa...." jawab dokter sambil menoleh ke arah Risma.

Iya, tentu saja Risma mempunyai semangat yang besar untuk sembuh. Itu semua demi Rafa dan juga Sabila. Dia masih ingin mendampingi anak- abaknya hingga mereka dewasa kelak. Walapun hatinya hancur oleh perlakuan sang suami.

"Baik dok terima kasih..." ucap Radit .

"Sama- sama, saya permisi dulu..."sahut dokter lalu keluar dari ruang rawat Risma.

"Iya dok silahkan..." ucap Radit.

Lalu Radit menghampiri Risma kemudian duduk di kursi samping tempat tidur Risma.

"Ris, maaf ya aku baru datang menemui kamu sekarang. Aku benar- benar nggak tahu kalau kamu masuk rumah sakit..." ucap Radit sambil menggenggam telapak tangan Risma yang terasa dingin.

"Tentu saja kamu tidak tahu mas, karena kamu memang tidak pernah mau tahu tentang aku..." ucap Risma dalam hati.

"Kenapa nomor kamu nggak aktif Ris, aku sudah berkali- kali menghubungi kamu tapi nggak pernah nyambung...?" tanya Radit.

"Mungkin batrenya lowbat , kamu kan tahu aku lagi sakit, untuk bangun pun aku nggak bisa, bagaimana mungkin aku sempat ngurusi hape..." jawab Risma tanpa mau menatap wajah Radit walaupun sejak tadi Radit terus menatapnya.

Saat ini Risma sama sekali tidak ingin melihat orang yang sudah mengkhianatinya tapi pura- pura begitu perduli padanya.

"Bagaimana keadaan kamu sekarang Ris...?" tanya Radit sambil mengusap kepala Risma.

"Bukannya tadi kamu sudah nanya ke dokter tentang keadaanku...?" Risma balik bertanya.

"Iya... Tapi aku hanya ingin memastikan saja, kamu udah nggak pusing...?"

Risma hanya diam saja enggan menjawab pertanyaan Radit.

"Aku minta maaf Ris, aku ngaku salah, harusnya aku ada di samping kamu ketika kamu sedang dalam kondisi sakit seperti ini. Sekali lagi aku minta maaf ya Ris, aku telat mengetahui semuanya...." Radit merasa bersalah.

Lagi - lagi Risma hanya diam.

"Ris, bicaralah jangan diam saja, maafkan aku ya..." Radit mencium punggung Risma.

"Oya Ris, anak- anak ada di mana...?" tanya Radit.

"D rumah Ririn..." jawab Risma.

"Pulanglah mas, jemput anak- anak, mereka pasti kangen sama kamu...." ucap Risma.

"Iya, nanti aku akan menjemput mereka , tapi sekarang aku ingin menemani kamu di sini Ris..." sahut Radit.

"Kamu tidak perlu menemani aku, aku sudah terbiasa sendiri...." jawab Risma.

"Maafkan aku Ris, aku tahu kamu kecewa sama aku. Aku memang salah Ris. Jadi untuk menebus kesalahanku kemarin, aku akan menemani kamu di rumah sakit sampai kamu sembuh..." ucap Radit lagi- lagi sambil mengecup punggung tangan Risma.

"Telapak tangan kamu dingin sekali Ris...." Radit menggenggamnya dengan erat untuk menghangatkannya.

Risma tidak ingin menaggapi ucapan- ucapan Radit lagi, lalu Risma tertidur dengan nyenyak. Radit memandangi wajah Risma yang masih terlihat pucat dan kurus. Radit merasa iba dan juga bersalah. Kemudian Radit mengusap- usap kepala Risma.

Tiga puluh menit kemudian Risma terbangun dari tidurnya.

"Kamu sudah bangun Ris, kok tidurnya sebentar...?" tanya Radit yang sejak tadi terus berada di samping Risma.

"Aku mau minum..."

"Iya aku ambilkan..." Radit mengambil botol air mineral dan sedotan di atas nakas.

"Ini minumlah ..." ucap Radit.

"Aku mau minum air hangat..."

"Oh iya, sebentar ya..." Radit meletakkan kembali botol air mineral di atas nakas kemudian menuang air dari termos ke dalam gelas dan menambahkannya dengan air dingin agar tidak terlalu panas, lalu memberikannya pada Risma.

"Minumlah..." ucap Radit, lalu Risma meminumnya.

Tiba- tiba ponsel Radit berdering. Radit mengambil ponselnya dari saku celananya. Ternyata bu Ratna yang menelpon.

"Sebentar ya Ris, Umi nelpon..." ucap Radit.

"Assalamualaikum Mi...."

"Radit, cepat kamu pulang sekarang , perut Eva kram..." ucap bu Ratna tanpa basa basi.

"Tapi tadi nggak papa Mi..." sahut Radit sambil melirik ke Risma.

"Itu kan tadi. Lagian kamu ini keterlaluan sekali sih, kamu nggak ngasih tahu kalau Eva lagi hamil. Kalau kamu kasih tahu kan Umi nggak bakalan ijinkan Eva menyiram tanaman tadi. Udah cepetan pulang kamu, Eva butuh kamu Radit..."

"Tapi kan Umi ,Radit lagi jagain Risma..."

"Eva juga istri kamu Dit, lagian kamu sudah lama jagain Risma, sekarang gantian dong, kamu jagain Eva..." sahut bu Ratna.

"Iya... Iya Umi..." sambungan telpon pun berakhir.

"Kamu pulang saja mas..." ucap Risma. Radit menoleh menatap ke arah Risma.

Iya, walaupun Risma tidak tahu apa saja yang dibicarakan oleh bu Ratna pada Radit, tapi Risma yakin kalau ibu mertuanya itu meminta Radit untuk pulang.

"Maaf ya Ris, tadi Umi mengeluh sakit perut, mungkin mag nya kumat. Aku pulang dulu ya mau antar Umi ke klinik ..." ucap Radit berbohong.

"Pulanglah... Tapi kamu jemput anak- anak dulu di rumahnya Ririn..." jawab Risma.

Lalu Risma memberitahu alamat rumah Ririn pada Radit.

"Aku pulang dulu ya Ris, nanti sore aku ke sini lagi nemenin kamu. Aku janji akan menemai kamu di ruamh sakit sampai kamu pulang Ris...." ucap Radit lalu mencium kening Risma.

"Semoga kamu nggak akan melupakan janji kamu mas..." sahut Risma.

"Tentu saja Ris, aku akan datang nanti sore...." Radit mengusap kepala Risma sambil tersenyum. Sementara Risma hanya menatap datar pada Radit.

Kemudian Radit keluar dari kamar rawat Risma.

"Aku tahu kamu pasti sedang berbohong sama aku mas, aku yakin ada yang kamu sembunyikan dariku. Kamu disuruh pulang oleh Umi bukan karena Umi sakit, tapi karena ada hal lain..." ucap Risma dalam hati. Air mata Risma pun menetes.

****

Sebelum Radit pulang ke rumah orang tuanya, terlebih dulu Radit pergi ke rumah Ririn untuk menjemput Rafa dan juga Sabila. Anak- anak terlihat senang melihat sang ayah menjemputnya. Hanya saja Rafa sedikit pendiam karena dia begitu merindukan sang ibu.

"Rin, makasih ya sudah jagain Rafa sama Sabila. Maaf sudah merepotkan..." ucap Radit.

"Iya..." jawab Ririn dengan jutek.

Iya tentu saja Ririn benci sama Radit karena dia sudah mengkhianati Risma, sahabat terbaiknya.

"Oya, ini ada sedikit jajanan untuk anak kamu..." Radit memberikan satu kantong belanjaan pada Ririn.

Ririn menerimanya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Dia terid memasang muka jutek. Radit menjadi merasa tidak enak pada Ririn . Radit mengira Ririn bersikap jutek karena Risma telah merepotkannya dengan menitipkan kedua anaknya sampai berhari- hari di rumahnya.

"Saya pamit ya Rin, sekali lagi terima kasih, dan maaf sudah merepotkan kamu..." ucap Radit.

"Iya..."

"Tante Ririn...Rafa pamit dulu ya, makasih tante udah jagain Rafa sama Ade..." ucap Rafa mencium punggung tangan Ririn.

Sabila lalu mengikuti apa yang dilakukan oleh sang kakak.

"Iya, sayang, hati- hati di jalan ya..." sahut Ririn sambil mengusap kepala Rafa dan juga Sabila.

Radit, Rafa dan Sabila lalu naik ke mobil kemudian meninggalkan rumah Ririn.

"Ayah, ibu mana, kok nggak ikut pulang...?" tanya Rafa.

"Ibu masih di rumah sakit sayang, mungkin besok atau lusa ibu sudah boleh pulang..."

"Rafa kangen sama ibu Yah..." ucap Rafa.

"Ade juga, ade mau ketemu ibu Yah..." sahut Sabila.

"Sabar ya sayang, tunggu ibu pulang dari rumah sakit. Sekarang Rafa sama Sabila tinggal di rumah nenek dulu ya..." ucap Radit sambil fokus menyetir.

Lima belas menit kemudian Radit dan anak- anak telah sampai di rumah bu Ratna.

"Eh, cucu nenek sudah datang...." bu Ratna memeluk kedua cucunya.

Rafa dan Sabila lalu salim pada sang nenek dan kakeknya.

"Udah sana main sama om Akbar di kamar ..." ucap bu Ratna.

Anak- anak lalu berlari masuk ke kamar Akbar untuk main komputer.

"Mi, gimana keadaan Eva...?" tanya Radit.

"Dia masih nggak enak perutnya, kamu temui dia gih di kamar..." jawab bu Ratna.

"Iya Mi..." Radit lalu menemui Eva di kamar.

Di dalam kamar Eva sedang berbaring. Radit menghampiri Eva.

"Babby, gimana, apa perut kamu masih sakit...?' tanya Radit duduk di tepi tempat tidur.

"Babby.... Perut aku rasanya nggak enak bangeettt.... Sakit yang sebelah sininyaaaaaa... "Eva merengek seperti anak kecil.

"Sebelah mana...? Yang ini...?" Radit mengusap perut Eva.

"Bukan bagian ituuuu.... Tapi di sini bagian bawahhhhh...." Eva mememindahkan tangan Radit ke bagian perut yang sakit.

"Oh di sini...." Radit mengusap- usap perut Eva bagian bawah.

"Gimana, diginiin enakan...?" tanya Radit. Eva mengangguk.

" Sssshhhhtttt....auw..." Eva meringis merasakan tidak enak lagi di perutnya.

"Kenapa Babby...?" Radit khawatir.

"Babby perut aku kram lagiiiiiii...." Eva kembali merengek kali ini sambil menangis.

"Kita ke dokter saja ya..." ucap Radit.

"Nggak mauuuuuu..."

"Tapi aku takut bayi kita kenapa- napa babby...."

"Aku maunya dielus- eluuussssss... "

Radit kembali mengelus- elus perut Eva.

"Babbyyyyy.... Yang benar dong elus- elusnya yang lembuttttt... "

"Kayak gini...? " tanya Radit mengusap dengan gerakan sedikit cepat.

"Pelan- pelannnnn...." Eva terus merengek.

"Pelan kayak gini...?"

"Itu terlalu pelannnnnn...."

Radit pun menjadi bingung karena begini salah begitu pun salah.

"Gimana dong babby...?" Tanya Radit.

"Kayak yang tadi waktu pertamaaaaa..." jawab Eva.

"Kayak gini...?"

"Iya kayak gitu jangan berubah- berubah gerakannyaaaaaa..."

"Tok..tok..." pintu kamar diketuk.

Bu Ratna lalu masuk ke dalam kamar Radit.

"Gimana Eva, apa perutnya udah enakan...?" tanya bu Ratna.

"Belum umi..."

"Radit, bawa saja istrimu ke dokter kandungan, Umi khawatir bayi dalam perut Eva kenapa- napa. Umi nggak mau ya terjadi hal- hal yang tidak diinginkan pada calon cucu Umi..." ucap bu Ratna.

"Babby, kita ke dokter saja ya..." ucap Radit.

Setelah dibujuk, Eva pun akhirnya mau dibawa ke dokter kandungan. Radit membopong Eva mambawanya masuk ke mobil.

Sampai di dokter kandungan perut Eva diperiksa dengan menggunakan alat USG. Lalu dokter menjelaskan bahwa kandungan Eva lemah, dia tidak boleh terlalu capek dan bayak fikiran. Dia juga tidak boleh berhubungan badan untuk beberapa bulan ke depan sebelum kandungannya benar- benar kuat. Dokter lalu memberikan obat penguat kandungan. Sebenarnya obat penguat kandungan dari dokter kandungan di kota B juga masih ada sisa banyak tapi Eva tidak membawanya.

Obatnya ditinggal di rumah dinas Radit karena Eva malas meminum obatnya. Eva merasa mual jika minum obat itu. Kalau bukan Radit yang memaksanya untuk minum, Eva tidak akan meminumnya.

Setelah dari dokter kandungan Radit dan Eva langsung pulang ke rumah bu Ratna. Mereka berdua masuk ke dalam kamar karena Eva harus istirahat. Radit terus menemani Eva di dalam karena Eva tidak mau ditinggal oleh Radit. Dia maunya ditemani Radit dan diusap- usap terus perutnya.

Malam hari pun tiba, Radit sudah lupa dengan janjinya akan menemani Risma di rumah sakit karena sibuk menjaga Eva.

"Nenek, Ayah mana....? Ade mau bobo sama ayah..." ucap Sabila.

"Sabila tidur sama nenek aja ya..." jawab bu Ratna.

"Nggak mau... Ade maunya tidur sama ayah..." Sabila ngambek.

"Memangnya ayah di mana sih nek, kok dari tadi nggak kelihatan...?" tanya Rafa.

"Ayah kalian... Lagii.. Ehm itu lagi keluar sebentar, kalian masuk kamar aja dulu ya nanti ayah nyusul..." jawab bu Ratna yang bingung mau jawab apa.

Bu Ratna tidak ingin kedua cucunya tahu kalau Radit ada di kamar bersama Eva. Bisa- bisa Rafa dan Sabila bingung melihat sang ayah berada di dalam satu kamar dengan perempuan lain.

"Rafa bobo sama om Akbar saja di kamar om Akbar..." ucap pak Salim.

"Akbar mau pergi Bah..." sahut Akbar keluar dari dalam kamar.

"Kamu mau ke mana Akbar...?" tanya pak Salim.

"Mau main Bah..."

"Main ke mana lagi...? Setiap malam kamu keluyuran terus main sama siapa sih...?" tanya pak Salim.

"Om Akbar main ke rumah pacarnya kek..." sahut Sabila.

"Eh, kamu si bocil sok tahu..." ucap Akbar sambil mencubit pelan pipi Sabila.

"Emang iya kan om, kan tadi om Akbar video call sama pacarnya om, katanya mau kencan..." sahut Sabila sambil meledek om nya, Rafa pun tertawa.

"Kamu ini masih kuliah Akbar, mending kamu pikirkan tuh kuliah kamu jangan mikirin pacaran dulu..." ucap pak Salim.

"Biarin aja kenapa sih Bah, Akbar kan bukan anak kecil lagi, dia sudah dewasa, ya wajar dong kalau dia punya teman perempuan..." sahut bu Ratna.

Pak Salim mendengus kesal pada sang istri.

"Akbar pamit ya Mi, Abah..." Akbar mencium punggung tangan Umi dan Abahnya.

"Dadah bocil..." ucap Akbar pada Rafa san Sabila, lalu Akbar pergi menggunakan motornya.

"Umi ini selalu saja belain Akbar..." ucap pak Salim.

"Bukannya belain Bah, tapi kan Akbar sudah dewasa , nggak baik kalau terlalu dikekang..." sahut bu Ratna.

"Tapi Abah takut Akbar salah pergaulan Mi..."

"Ah nggak bakalan Bah..."

...****************...

Sementara itu di rumah sakit Risma baru saja minum obat dibantu oleh bu Yati.

"Sudah minum obat sekarang waktunya kamu istirahat Risma..." ucap bu Yati sambil menutup tubuh Risma dengan selimut.

"Iya bu Yati, makasih sudah bantuin Risma..."

"Kamu ini terima kasih terus setiap hari, ibu sampai bosan dengarnya...." sahut bu Yati.

"Ya kan bu Yati sudah banyak bantuin Risma , ya Risma harus mengucapkan terima kasih dong..."

"Iya tapi jangan terlalu sering, cukup sekali aja..."

"Bu, nanti kalau Risma dan juga anak bu Yati sudah pulang dari rumah sakit bu Yati main ke rumah Risma ya..." ucap Risma.

"Iya Risma..."

"Oya Risma, suami kamu kok belum datang, katanya mau nemenin kamu sampai kamu pulang dari rumah sakit...?' tanya bu Yati.

"Nggak tahu bu, mungkin dia lupa sama janjinya..." jawab Risma dengan santai.

"Kok bisa lupa sih, memangnya suamimu lagi ngapain di rumah...?"

"Nggak tahu bu, mungkin lagi sibuk..."

Bu Yati menggeleng- gelengkan kepalanya.

Bersambung...

1
Nur Adam
lnjut
Hera
mulai deh Radit ngerasain tuh gimana dikecewakan bentar lagi mungkin ditinggalkan sama si Eva
Daulat Pasaribu
jgn dibuat si Radit cepat mati Thor enak aja langsung mati GK ada hukuman untuk dia Ama keluarganya,apalagi si pelakor
sutiasih kasih
mana mau eva brtahan dgnmu radittt.... lha gajimu cm seuprit....
inget y radit.... beda istri beda rizkinya...
km mnikah dgn risma.... jabatanmu di kantor makin moncer.... krna risma mngabdi dan mndoakan suaminya setulus hati....
tpi justru doa yg tak hnti risma langitkn siang malam.... km balas dgn pnghianatan dan ktidak adilan...
istri sah km beri nafkah seadanya... sdangkn selingkuhanmu km beri berlipat2 ganda untuk ber senang2...
Uthie
Wahhh.. sebenarnya kurang puasssss itu 😡
tapi.. semoga setelah ini si Radit jadi beneran balangsak dan makin ancur dehhhh 😡😡😡😡
Ma Em
Alhamdulillah sekarang Radit cuma pegawai staf biasa apakah Eva juga akan dipecat juga ,rasakan sama kamu Eva sekarang Radit bkn orang berduit lagi, Radit kerjanya sdh diturunkan jabatannya semoga pelakor Eva mau ngurus Radit yg sdh sakit2an , untuk Risma dan anaknya Rafa semoga selalu bahagia dan setelah masa idah Risma segera menikah dgn Taufik agar tdk diganggu sama Radit lagi.
Asmara
masih untung pak Wijaya tidak memecatmu Radit.... mau lihat apa Eva masih mau setia sama kamu dgn kondisimu seperti sekarang
sutiasih kasih
tuh kelakuan iblis perempuan pujaan dan idamanmu radit.....
makin mblangsak & makin g smbuh2 saat km tau betapa rafa sangat2 mmbencimu...
Ma Em
Wah emang pelakor itu sangat bahaya Risma kirim pesan mau kasih tau Radit bahwa Rafa mau pindah sekolah dikampung malah yg balasnya si pelakor Eva bilang yg tidak2 semoga Radit segera tau kelicikan istri tercintanya si Eva.
Mommy Almira
Sebenarnya bab 68 sudah aq kirim dari tadi malam abis maghrib, tapi baru terkirim tadi jam 9 pagi, mungkin ada gangguan kali ya ...
Uthie: pantasan... ditungguin koq sampai seharian gak ada notif up nya cerita ini 😁
Asmara: pantes aja aku nungguin dari kemarin Thor,
total 2 replies
Farid Atallah
kok blm up 🥴
Mommy Almira: up dr tadi malam kak, tpi masih direview tumben itu lama bgt nggak terkirim juga, mungkin lg ada gangguan dr pihak noveltoon
total 1 replies
Salsabiela
jangn tunggu lama" , nanti lama" Risma diambil orang...
Salsabiela
alhamdulillah dah resmi cerai
Uthie
gak sabar Mereka bersatu 👍😍🤗🤗
Daulat Pasaribu
mau liat penyesalan si Radit
Nur Adam
lnjur
Ma Em
Taufik dan Risma semoga kamu setelah masa idah langsung di halalin saja jgn lama2 takut nanti si Radit ganggu Risma
Uthie
Sayang banget, si Radit gak liat kedatangan Taufik juga 😂😏😏
Asmara
nyesel karena udah kena penyakit...
Hera
nyesek" deh lo Radit, semua udah terjadi, tinggal menyikapi agar kedepannya jadi lebih baik n bijak aja buat Radit, siap" aja tuh ngadepin sikap menye" si Eva ya
Mommy Almira: bagus kl eva mau bertahan sama dia yg penyakitan, kl Eva kabur gmna ...? tmbah apes ya 😅
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!