Kontrak Pernikahan Semalam
"Jangan menyentuhku! Jauhkan tangan kotormu dariku, jika tidak ingin ku patahkan tangan indahmu itu." ujar Pria tampan yang masih mengatur nafasnya setelah melakukan pelepasan dengan seorang wanita di salah satu kamar hotel berbintang.
Wanita itu hanya terdiam dan mendesah kasar memandangi pria yang baru saja beranjak dari atas tubuhnya. Siapa yang tidak ingin menyentuh tubuh pria itu, pria yang terkenal sangat tampan dan menawan, tidak diragukan lagi dengan gayanya itu dia bisa memuaskan lawan mainnya.
Tapi sayangnya, tidak ada satupun wanita yang sudah berkencan dengannya bisa menyentuhnya,. bahkan ujung rambutnya sekalipun. Tidak ada yang bisa atau berani menyentuhnya.
"Sebelumnya kau pasti sudah diberitahu aturan main dengan ku, kan. Jadi, jangan pernah mencoba melakukannya. Jika tidak ingin keluar dari kamar ini tanpa kedua tanganmu. " katanya lagi menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang di banjiri keringat setelah melakukan aktivitasnya malam ini.
Beberapa saat kemudian Kenzo keluar dari kamar mandi dengan penampilan yang sudah rapi. Dia lalu mendekati wanita malam yang masih berbaring di ranjangnya dengan berbalut selimut.
"Urusan kita malam ini sudah selesai, nanti asisten ku yang akan mengurus semuanya. " Kenzo segera meninggalkan wanita itu yang menatapnya dengan penuh harap.
Kenzo Dirgantara adalah seorang CEO muda berbakat yang sukses dalam usaha bisnisnya di usia ke tiga puluh tahun. Pria tampan dengan bentuk wajah rupawan itu sangat digandrungi banyak wanita. Siapa yang tidak mengenal Kenzo si pemain wanita.
Tapi pria itu melakukan kesenangan sesaat ini hanya jika dia sedang suntuk dan banyak masalah dengan pekerjaannya. Jika tidak dia juga tidak akan melakukan hal ini untuk pelampiasan.
Dalam melakukan permainan ini, Kenzo selalu bermain aman dan hati-hati. Dia akan meminta asistennya Rey untuk memeriksa kondisi lawan mainnya, agar dia tidak tertular penyakit. Bisa turun reputasinya sebagai pemimpin perusahaan besar jika sampai hal itu terjadi.
"Minggu depan carikan aku wanita yang masih gadis. Aku bosan bermain dengan wanita seperti mereka. Tidak ada tantangannya sama sekali. " celetuk Kenzo kepada asistennya yang saat ini merangkap menjadi sopir.
Rey hanya mengangguk tanpa bersuara. Karena atasannya itu tidak mau di bantah, jika Rey membantahnya, bisa-bisa akan berdampak buruk untuk masa depannya.
************
Pagi yang sangat cerah menyambut hari yang indah di akhir pekan. Cuaca dingin dan sejuk dengan bekas tetesan air hujan, menyapa suasana kota yang penuh dengan hiruk pikuk kendaraan bermotor diluar sana.
Tapi ramainya kendaraan bermotor tidak mempengaruhi mood seorang gadis yang masih bergelung di bawah selimutnya. Sudah berapa kali alarm menyapa indera pendengarannya, tapi tak dihiraukan sama sekali, oleh Alana.
Ya, gadis pemalas itu adalah Alana. Gadis itu bukanlah seorang pemalas, hanya saja hari ini dia tidak bekerja. Karena dia bekerja lima hari dalam seminggu di sebuah kafe dan libur di akhir pekan, terkadang dia membantu sahabatnya di klub malam jika memang di butuhkan
Deringan suara Alarm membuatnya terbangun dan membuka matanya seolah kesal karena hari liburnya di ganggu oleh suara alarm.
"Biarkan aku tidur hari ini, Okey. " omelnya pada benda mati itu.
Tapi saat ingin memejamkan matanya, dia kembali terusik dengan suara seseorang yang mengetuk pintu kamarnya.
"Alana, ayo bangun. " suara itu sangat dikenali oleh Alana.
Dengan malas Alana segera beranjak dari tempat tidurnya untuk melihat apa mau wanita itu
"Ada apa?" tanya Alana sedikit nyolot saat bertatapan dengan wanita itu.
"Sudah waktunya bayar cicilan rumah." kata wanita muda yang dikenal sebagai anak pemilik rumah yang ditempati Alana sebelumnya.
"Ohh, jadi kau ingin aku membayar. Tapi maaf semua ini bukan urusanmu Mimi, ini urusanku dengan ibumu. Kalaupun aku membayar, aku akan membayar kepada ibumu bukan kepadamu. " jawaban telak yang diberikan Alana selalu membuat Mimi bungkam.
Alana segera menutup pintu dengan keras tepat di hadapan Mimi dan menguncinya dari dalam. Alana tinggal di sebuah rumah kecil yang di beli sejak dulu saat dia mendapatkan sedikit warisan dari kedua orang tuanya, dan sisanya dia bayar dengan cara mencicil tiap bulan. Untuk itu dia harus bekerja keras untuk membayarnya.
Sebenarnya pemilik rumah sebelumnya tidak masalah jika Alana membayar dengan cara mencicil, karena dia tau bagaimana keadaan Alana yang sulit dan tidak akan memaksanya atau menekan pembayaran apartemen itu. Karena pemilik sebelumnya juga berniat membantu Alana yang sebatang kara.
Dan sebenarnya Alana sendiri juga merasa sungkan jika selalu terlambat membayar rumah ini, meskipun pemilik sebelumnya memakluminya.
"Ya, Ampun kapan aku bisa mengumpulkan uang yang banyak dan hidup dengan nyaman jika hidupku saja selalu seperti ini." gerutunya dan langsung masuk ke dalam kamar mandi.
Dia membuka satu persatu bajunya dan mulai mengisi bathup dengan air. Sambil menunggu bathup penuh, Alana mematut dirinya di depan cermin yang ia letakkan di sudut kamar mandi.
"Ternyata aku cantik juga dengan tubuh proporsional seperti ini. Tapi kenapa tidak ada satupun pria yang mau berpacaran denganku? " gumamnya sambil terus memandangi tubuhnya.
"Apa tidak ada pria yang mau denganku atau aku yang tidak sempat untuk berpacaran dengan mereka. Ah, bodo amat. Sekarang yang penting buatku adalah mencari uang yang banyak. Agar rumah ini segera lunas. "
Alana segera masuk ke dalam bathup untuk membersihkan dirinya. Dia akan ke klub malam meskipun Neil tidak memintanya datang hari ini
**********
Jalanan tidak terlalu ramai dan padat hari ini, karena banyak orang yang libur kerja di akhir pekan. Hanya sedikit sekali orang yang bekerja, karena itu suasana jalan terlihat lengang.
Klub malam tempat Neil bekerja sore ini masih sepi pengunjung, karena tempat itu akan ramai pada malam hari. Disana hanya ada Alana dan Neil yang bertugas sebagai bartender malam ini. Alana membantu Neil membersihkan tempat kerjanya sambil ngobrol seperti biasa.
"Ngapain kamu ke sini, aku nggak nyuruh kamu datang. " tanya Neil penasaran karena terkadang Alana sangat susah dimintai tolong saat dia bekerja di klub.
"Neil, bantu aku dong. aku lagi butuh kerjaan nih." pinta Alana sambil merengek seperti biasa.
"Bukannya kamu sudah kerja di kafe? apa gajimu kurang? " tanya Neil menelisik.
"Aku capek Neil, tiap bulan di datengin anak pemilik rumah. Aku ingin menyudahi kemiskinanku ini. Beri aku kerjaan, yang cepat menghasilkan banyak uang. " kata Alana tanpa pikir panjang.
Neil menaikkan alisnya mendengar ucapan sahabatnya itu. Tak seperti biasanya wanita ini bersikap agresif seperti ini. Ingin sebuah pekerjaan yang langsung mendapatkan uang banyak, mana ada?
"Noh, pelihara tuyul biar cepet kaya. Enak kan kamu nggak usah susah-susah kerja. " kata Neil sambil memanyunkan bibirnya.
"Sialan, lu.. " Alana melemparkan lap yang dia pegang kepada Neil dengan kesal.
Pria itupun tertawa terbahak-bahak melihat kekesalan di wajah sahabatnya. Namun sesaat kemudian dia menghentikan tawanya. sat mengingat sesuatu.
"Kamu mau pekerjaan yang cepet dapat uang? " tanya Neil memastikan.
Alana mengangguk cepat dengan wajah lucunya.
"Baiklah, sepertinya aku ada kerjaan yang cocok untuk mu Alana." ucap Neil dengan senyuman penuh arti.
Note :
Hai-hai readers, Aku kembali dengan cerita baru. Semoga kalian suka ya. Jangan lupa Like, Komen dan juga votenya ya. juga kembang kopinya. 🌹☕😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Teti Hayati
Lahh ko yg aku baca malah Neli, pas baca paragraf bawah ada kata "pria" sampe baca ulang nama yg bener. masa sih Neli tapi ko cowo.. 😂😂
2024-11-30
4
мєσωzα
habis kelarin ceritanya salsa brian di sebelah, langsung mampir kesini 😁
2024-12-07
1
Umrida Dongoran
Mantap ya kakak, somoga pintarnya kakak nulis novel nular ke aku. Ka novel ku RBULAN DI BALIK AWAN, boleh singgah ya ka
2024-12-14
1