Disha sudah lama mencoba untuk menarik perhatian seorang Ryan Alister, tapi usahanya selalu gagal dan tanpa Disha ketahui ternyata Ryan sudah lama mengawasinya. Hingga akhirnya sebuah jebakan Disha persiapkan agar ia bisa mendekati Ryan, tapi ternyata jebakan itulah yang membawa Disha terjebak pada seorang Ryan Alister.
Bagaimana kisah keduanya? apakah masalah keduanya akan terselesaikan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Siapa Paul?
Disha saat ini berada di mansion karena hari ini hari libur dan waktunya ia untuk santai, namun acara santainya harus terganggu karena Tata yang menghubunginya dan meminta bertemu dengan Disha. Awalnya Disha menolak, tapi Tata memaksanya dan mau tidak mau Disha pun mau bertemu dengan Tata.
Setelah bersiap-siap, Disha pun diantar Pak Rudi menuju cafe tempat ia betemu dengan Tata. Saat Disha sampai di cafe tersebut, ia dapat melihat Tata. "Mau ngomongin apa? tau gak lo kalau hari ini itu hari libur, gue pengen tidur, tapi untung aja lo sahabat gue jadinya gue meluangkan waktu istirahat gue buat lo," ucap Disha.
"Hehehe, makasih ya Nyonya Alister," ucap Tata dengan senyum cerianya.
"Ngapain lo manggil gue kayak gitu, jijik banget tau dengernya," ucap Disha.
"Gak, gue hatus manggil kayak gitu soalnya suami lo udah baik sama gue," ucap Tata.
Disha pun menatap Tata seolah meminta penjelasan dari apa yang baru saja Tata katakan, "Jadi gini, suami lo ngasih gue modal buat buka cabang salon di beberapa kota," ucap Tata.
Disha yang mendengar hal itu tentu saja terkejut bukan main, "Lo gak bercanda kan?" tanya Disha.
"Gak lah, gue serius ini. Suami lo senidri yang datang ke salon gue dan dia ngasih gue modal buat buka cabang di beberapa kota bahkan dua hari lagi gue di undang ke kantornya buat apa ya buat potong rambut beberapa karyawannya, sumpah suami lo baik banget. Gue pikir dia sombong gitu terus dia kayak suka marah-marah gitu, ya walaupun gitu suami lo emang nakutin sih, tapi dia baik. Lo gak salah sih jebak suami lo sampai akhirnya kalian nikah," ucap Tata.
"Yang gue bingung kok dia sampai mau ngasih lo modal buat buka cabang," ucap Disha.
"Mana gue tau, gue kira lo yang minta," ucap Tata.
"Gak, gue gak minya. Mana berani gue minta sama dia," ucap Disha.
"Tapi, btw. Lo udah kasih tau suami lo kalau yang di bar itu sebenarnya jebakan dari lo buat dia?" tanya Tata.
"Belum, gue gak berani ya ngasih tau dia soal itu," ucap Disha.
"Tapi, dia kok bisa tau gue sama suami gue?" tanya Tata.
Disha pun menyadari hal itu dan ia menatap takut pada Tata, "Gimana ini, Ta? Nanti kalau dia benci gue dan mau cerai sama gue gimana? gue jadi janda dong," ucap Disha.
"Masa dia mau cerain lo sih gak lah, kalau doa udah tau juga gak mungkin dia sampai bantuin gue. Dia kayaknya udah bucin sama lo, asal lo tau ya pas dia ke salon gue dan dia bahas lo itu kayak tatapan penuh cinta gitu," ucap Tata.
"Gak tau ah, gue jadi bingung gini," ucap Disha.
'Padahal gue gak pernah serius dalam pernikahan ini, tapi kenapa gue takut kalau dia minta cerai ya,' ucap Disha dalam hati.
Setelah mengobrol cukup lama dengan Tata sampai hari menjelang sore, barulah mereka menyelesaikan obrolan mereka dam pulang ke rumah masing-masing, namun saat ia baru saja akan masuk ke dalam mobil untuk pulang Tiba-tiba ia melihat Ryan yang mendekat kearahnya dengan beberapa pengawalnya.
"Kok Mas disini?" tanya Disha.
"Ayo ikut aku," ajak Ryan dan menggenggam tangan Disha menuju mobilnya.
Disha pun akhirnya berada di mobil Ryan, suasana begitu canggung karena di dalam mobil tersebut juga terdapat Jack yang ada di depan bersama supir pribadi Ryan yang entahlah Disha pun tak tau namanya, namun yang jelas semua pria yang ada di dalam mobil saat ini begitu menakutkan.
"Kenapa Mas tadi ada di cafe?" tanya Disha yang berusaha mencairkan suasan di dalam mobil.
Ryan pun menatap Disha lalu Ryan memberikan kode pada Jack untuk menutup pembatas yang sengaja ia pasang di dalam mobil tersebut hingga akhirnya seluruh bagian belakang tertutup dan tidak akan ada yang bisa melihat Disha maupun Ryan dari luar bahkan Jack dan sang supir sekaligus.
"Ada apa Mas?" tanya Disha yang dibuat bingung dengan semua ini.
Ryan tidak banyak bicara, ia justru menci*m Disha dan ci*man tersebut lama kelamaan menjadi panas apalagi saat tangan Ryan mulai bebas menyentuh punggungnya hingga akhirnya Disha tidak bisa menahan des*hannya.
"Ada apa Mas?" tanya Disha setelah berhasil lepas dari ci*man panas sang suami.
"Siapa Paul?" tanya Ryan yang membuat Disha diam dan bertanya-tanya.
"Paul? harusnya aku yang nanya siapa Paul?" tanya Disha.
"Kamu pernah tidur dengan pria itu?" tanya Ryan.
"Aku cuma pernah tidur ya sama kamu bahkan ciuman pertamaku itu kamu, cuma kamu yang udah pegang aku, ku gak kenal siapa Paul. Kamu nuduh aku selingkuh?" tanya Disha yang terlihat kesal pada Ryan.
Ryan hanya diam enggan menjawab pertanyaan sang istri, Disha pun menjauh dari Ryan karena ia begitu kesal saat ini apalagi hari ini adalah hari pertamanya datang bulan sehingga ia mudah tersulut emosi, ditambah perutnya yang sejak tadi merasakan sakit.
"Turunin aku disini aja, aku bisa pulang naik taxi atau angkutan umum," ucap Disha tanpa melihat pada Ryan.
Sedangkan, Ryan hanya menatap lekat sang istri tanpa menjawab keinginan sang istri hingga akhirnya Disha pun menatap Ryan dan Ryan hanya menaikkan alis kanannya.
Suasana di dalam mobil begitu mencekam ditambah Disha yang hanya diam begitupun Ryan yang hanya diam hingga tak lama setelah itu, mereka pun sampai di mansion mewahnya.
Disha turun terlebih dahulu dan meninggal Ryan yang baru saja keluar dari dalam mobil, Jack yang melihat hal itu tentu saja kesal, namun Ryan segera menahan Jack yang ingin mengikuti Disha.
"Dia istriku, jangan berbuat macam-macam. Hanya aku yang bisa menegurnya, aku tidak mengizinkan siapapun mengaturnya," ucap Ryan.
"Baik, Tuan. Maafkan saya," ucap Jack dan diangguki Ryan.
"Cari tau foto yang dikirim ke email tadi? aku yakin ada yang sengaja ingin menghancurkan rumah tanggaku," ucap Ryan.
"Baik, Tuan," jawab Jack.
Ryan pun masuk dan segera masuk ke dalam kamar, ia ingin melihat sang istri yang tengah marah itu. Ryan melihat Disha yang menghapus riasannya dengan menggerutu dan ia pun menghampiri Disha.
"Maaf, aku gak bermaksud buat nuduh kamu selingkuh," ucap Ryan.
"Terus kenapa Mas tadi nanya kayak gitu kalau gak bermaksud nuduh aku selingkuh?" tanya Disha.
"Mas cuma mau tau aja, habisnya kamu tadi cantik banget kan aku jadi mikir yang gak-gak," ucap Ryan dan meremas kuat dada Disha hingga akhirnya Disha kembali mendes*h.
"Apa sih, aku lagi marah ya sama Mas, jangan pegang-pegang," ucap Disha dan menyingkirkan tangan Ryan.
"Kamu marah-marah terus kayak lagi datang bulan aja," ucap Ryan.
"Emang," jawab Disha.
"Lah, gak bisa di lanjutin dong ini," ucap Ryan yang kecewa dengan fakta jika sang istri tengah datang bulan.
Lanjutin aja sendiri, udah ah aku males mending makan aja," ucap Disha dan keluar kamar.
Ryan menatap pintu yang sudah tertutup sempurna, "Akan kupastikan orang yang ingin menghancurkan rumahtangga kita, dialah yang akan hancur," gumam Ryan.
.
.
.
Tbc...