NovelToon NovelToon
MAFIA VS PETARUNG JALANAN

MAFIA VS PETARUNG JALANAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Balas Dendam / Mengubah Takdir / Persaingan Mafia / Gangster
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: SAKSI PENA

Reksa pemuda yatim piatu harus terjun ke dunia gelap dunia pertarungan jalanan demi bisa menjaga adik perempuannya yang masih sekolah di bangku SMP, namun siapa sangka harus terlibat dengan komplotan mafia yang hendak membunuh istri muda Boss mafia, atas suruhan istri tua yang merasa tidak terima atas ke hadiran istri muda dalam keluarganya, apa lagi jika harta kekayaannya harus sampai di bagi dua.

Boss mafia yang bernama Aron Jhonson begitu kaget setelah mengetahui kalau istri tuanya yang bernama Raisa Lena, akan membunuh istri mudanya yang bernama Gendis Raura, Aron Jhonson sangat menentangnya namun Raisa Lena mengancam akan membongkar semua bisnis haramnya Aron Jhonson, jika tidak mau menyetujui untuk membunuh Gendis Raura.

Aron pun akhirnya ikut terlibat untuk membunuh istrinya sendiri demi tidak terbongkar bisnis haramnya, namun Aron Jhonson ternyata harus berhadapan dengan Reksa petarung jalanan yang berusaha menyelamatkan Gendis Raura dari dengan menaruhkan nyawa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SAKSI PENA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31

Setelah Reksa dan Saga meluncur pergi dari tempat itu, Boleng langsung mengepalkan kepala Koplak dengan kesal.

"Goblok lu, hampir saja duit gua raib gara gara lu," bentak Boleng dengan kesal.

"Maaf Boss, kan kata Boss kalau ada yang macam macam suruh sikat," bantah Koplak.

"Aduh, pintar ngeles lu, mulai sekarang kasih tahu yang lainnya, jangan minta duit lagi sama pedagang, gua tidak mau berurusan sama Bang Saga!" perintah Boleng melangkah ke pos tongkrongannya.

"Siap Boss!" Koplak langsung mengangguk.

Di tempat lain di rumah Bu Melta pengawal baru Gendis yang bernama Rojak mantan guru silat, sudah di pertemukan dengan Gendis berikut Pak Lesmana yang ikut menjaga keselamatan Gendis, meminta Gendis agar tidak pergi kemana mana dahulu untuk sementara waktu.

Gendis pun sudah menceritakan semuanya saat dirinya di sekap di sebuah gudang, hingga mendapat tamparan keras dan ancaman dari Raisa istri pertama Aron, yang tidak terima atas pernikahannya dengan Aron, meskipun sebenarnya pernikahan Gendis sebuah paksaan ancaman pembunuhan dari Aron.

"Pak Lesmana, jika Gendis sementara waktu tinggal di rumah, apakah akan aman hingga perceraian Gendis nanti?" tanya Bu Melta merasa takut setelah Gendis menceritakan semuanya.

"Jika Aron bisa melindungi Gendis hingga perceraian ada kemungkinan Gendis bisa aman, karena setidaknya Rojak juga sekarang sudah ikut menjaga Gendis,"

"Namun langkah baiknya Bu Melta telpon dulu Aron, tanyakan mengenai keselamatan Gendis, karena menurut saya tidak mungkin Aron tidak mengetahui siapa yang sudah menculik Gendis, kalau bukan keluarganya sendiri," usul Pak Lesmana.

"Tapi jika saya sudah telpon Aron, apakah ucapan Aron bisa di percaya?" tanya kembali Bu Melta.

Pak Lesmana terdiam sejenak pertanyaan Bu Melta ada benarnya juga, belum tentu Aron bisa di percaya yang sudah jelas pernah mengancam, akan membunuh Bu Melta jika tidak menikah dengan Gendis.

"Bu Melta ada benarnya juga, kalau begitu lebih baik Gendis jangan bertemu dengan Aron sampai perceraian nanti," usul kembali Pak Lesmana ikut merasa ragu terhadap Aron.

Dering panggilan ponsel Bu Melta berbunyi yang tergeletak di atas meja, Bu Melta langsung melihat ternyata Aron yang menelponnya.

"Aron menelpon," terang Bu Melta.

"Angkat saja ingin tahu dia bicara apa," titah Pak Lesmana.

Bu Melta pun langsung mengangkatnya.

"Ada apa Aron?" tanya Bu Melta di telpon.

"Dimana Gendis?" tanya balik Aron.

"Kenapa kamu malah menanyakan ke saya, harusnya saya yang menanyakan dimana Gendis berada," jawab Bu Melta.

"Anda jangan membohongi saya Melta, cepat katakan dimana Gendis sekarang," desak Aron di telpon.

"Saya masih mencari Gendis sampai sekarang, harusnya kamu sebagai suami bertanggung jawab bisa menemukan Gendis, bukan malah bertanya ke saya," timpal Bu Melta.

Aron langsung mematikan panggilan telponnya, Bu Melta langsung menoleh ke Pak Lesmana.

"Bagaimana jika Aron sampai kesini?" tanya Bu Melta merasa was was.

"Kita bawa dulu Gendis ke kantor, setidaknya Aron tidak akan macam macam jika di kantor karena banyak pekerja Bu Melta," jawab Pak Lesmana.

"Iya Pak Lesmana benar, ayo kita harus cepat bawa Gendis ke kantor!" Bu Melta langsung berdiri buru buru menuju kamar Gendis.

Pak Lesmana langsung ke depan rumah memberitahukannya terhadap Rojak yang berjaga di depan rumah, saat itupun Bu Melta dan Pak Lesmana langsung membawa Gendis ke kantor berikut Rojak yang sebagai pengawal baru Gendis.

Saat di dalam mobil meluncur menuju kantor Gendis yang sudah ganti kartu baru meminta nomor Reksa ke Bu Melta, diam diam di perjalanan mengirim pesan ke Reksa pura pura laki-laki yang di jodohkan dengan Gendis mengancam akan membunuh Gendis, karena Gendis belum mengatakan yang sebenarnya terhadap Reksa.

Tepat setelah Bu Melta buru buru membawa Gendis ke kantornya, Aron datang ke rumah Gendis karena nomor kontak Gendis tidak bisa di hubungi sama sekali, Aron seketika langsung emosi sesampai di rumah Bu Melta yang terlihat sepi tidak ada siapa siapa, Aron langsung mengeluarkan ponselnya dan langsung menelpon Palin.

Palin yang sehabis pesta dengan kepala masih terasa berat, perlahan bangun mencari ponsel di saku celananya yang tergeletak di bawah, setelah melihat siapa yang menelponnya seketika mata Palin terbelalak terperanjat kaget buru buru mengangkatnya.

"Ha, halo tuan Boss, ad, ada apa?" sapa Palin terbata kaget.

"Bawa dua orang ke kantor si Melta, cari anaknya sampai dapat, kalian jangan pulang jika belum menemukannya," perintah Aron dengan suara emosinya.

"Si, siap siap tuan Boss," Palin sambil buru buru memakai celananya.

Aron langsung mematikan panggilan ponselnya sambil menahan emosinya, karena tidak bisa menghubungi Gendis apa lagi untuk menemuinya, sementara Aron tahu jika Chiko sudah pasti melepaskan Gendis atas perjanjian dirinya yang akan menceraikan Gendis.

Palin beserta ke dua bawahannya langsung meluncur ke kantor Bu Melta atas perintah Aron sebagai Boss besarnya, kali ini Palin tidak memberitahukan Chiko karena merasa takut jika sampai Chiko memerintah hal lain jika mendengar dirinya akan mencari Gendis.

Reksa yang baru keluar dari terminal mendapat chat pesan dari Gendis merasa bingung, hingga debat via chat pesanmu tidak terhindarkan berulang Reksa menolak tidak mau ikut campur, namun Gendis mendesaknya agar Reksa mau menemuinya di kantor Bu Melta, karena Gendis beralasan takut di bunuh oleh laki-laki yang di jodohkannya.

"Kenapa lu harus melibatkan hidup gua!" Reksa berbicara menatap chat pesan Gendis di ponselnya.

"Reksa tolongin aku!" chat Gendis masuk kembali.

Reksa memejamkan matanya menarik nafasnya dalam dalam dengan perasaannya bercampur aduk, chat Gendis masuk kembali ponselnya membuat Reksa tidak merasa nyaman, akhirnya Reksa pun mengalah melihat alamat kantor yang di kirimkan dan langsung meluncur.

Palin beserta kedua bawahannya yang sudah sampai di kantor Bu Melta ketiganya mengenakan jas warna hitam, langsung keluar mobil berjalan menuju pintu kantor Bu Melta yang berlantai lima cukup mewah itu, satpam melihat kedatangan Palin beserta kedua bawahannya langsung di minta untuk berhenti.

"Mau cari siapa?" tanya satpam.

"Pemilik kantor ini, cepat suruh keluar," desak Palin.

"Apa sudah ada janji?" tanya satpam kembali.

"Apaan gua harus janji jani dulu, cepat suruh keluar, atau gua obrak abrik kantor ini," ancam Palin.

"Apa kalian mau membuat keributan di kantor ini?" tanya kembali satpam sambil siap siap meringkus Palin.

Salah satu bawahan Palin langsung mengeluarkan sepucuk pistol dan langsung menempelkan di kepala satpam, membuat satpam terperanjat kaget langsung mengangkat ke dua tangannya.

"Ok ok tolong jangan tembak, kita bicarakan dulu baik baik," pinta satpam menyadari nyawanya terancam.

"Banyak bacot lu!" Palin langsung menghantam perut satpam dengan keras hingga satpam langsung terhuyung memegang perutnya.

"Seret ke dalam!" perintah langsung masuk ke dalam kantor.

Para staf yang bekerja di lantai satu langsung panik ketakutan melihat kepala satpam di todong pistol, buru buru bersembunyi di balik meja takut terkena sasaran Palin dan kedua bawahannya.

"Berdiri kalian semuanya cepaat!" teriak Palin sambil menendang meja di dekatnya.

Para staf mau tidak mau perlahan berdiri sambil mengangkat tangannya penuh ke takutan, Palin melihat ke semuanya lalu menghampiri salah satu staf perempuan, dan langsung menjambak rambut staf perempuan itu sambil mengeluarkan pistol di sela jasnya.

"Cepat telpon pemilik kantor ini suruh turun, atau gua pecahkan kepala lu!" ancam Palin menekan ujung pistol di kepala staf perempuan itu.

"Ba, baik baik saya telpon sekarang!" staf perempuan itu ketakutan hingga gemetar tangannya meraba telpon kantor.

"Cepat!" bentak Palin semakin menekan ujung pistol di kepala staf itu sambil menjambak cukup kencang.

Staf itu sambil gemetar menelpon ruangan Bu Melta di lantai lima, setelah telpon tersambung Palin langsung merebutnya, terdengar suara Bu Melta di telpon yang belum mengetahui kejadian di lantai bawah.

"Iya ada apa?" tanya Bu Melta di telpon.

"Heh Nenek tua, cepat bawa anak lu ke lantai bawah, atau gau habisi staf lu satu persatu," ancam Palin di telpon.

"In, ini, ini siapa?" Bu Melta terperanjat begitu kagetnya.

"Gua suruhan Aron untuk membawa anak lu, cepat bawa ke lantai bawah, gua kasih waktu tiga menit, jika tidak, satu menit satu kepala staf lu akan gua pecahkan," ancam kembali Palin langsung menutup telponnya.

Bu Melta langsung histeris panik gemetar ketakutan bercampur bingung tidak tahu harus bagaimana, Bu Melta langsung lari ke ruangan di mana Gendis bersembunyi, Rojak merasa kaget melihat Bu Melta lari menghampiri ruangan Gendis bersembunyi.

"Ada apa Nyonya?" tanya Rojak merasa kaget.

"Rojak, orang orang suruhan Aron ada di lantai bawah, mengancam akan membunuh pekerja saya jika Gendis tidak di bawa ke bawah, kita harus gimana?" jelas Bu Melta ke gemetar ke takutan.

"Tenang Nyonya, pokoknya Nyonya tenang dulu, saya akan lihat dulu ke bawah bagaimana situasinya!" Rojak langsung lari menuju tangga karena jika turun melalui lift, sudah jelas dirinya akan langsung terlihat oleh Palin.

Rojak setelah di lantai dua melangkah begitu perlahan menuruni anak tangga menuju lantai satu, agar tidak di ketahui oleh Palin dan kedua bawahannya, setelah sedikit terlihat Palin sedang menodongkan pistol ke arah para staf yang di kumpulkan di tengah tengah ruangan, mata Rojak langsung terbelalak melihat pistol di tangan Palin dan di tangan kedua bawahannya.

"Aduh, bagaimana ini, ngeri juga kalau berhadapan dengan pistol!" gumam Rojak merasa ciut bercampur bingung.

Pak Lesmana yang ikut mengintip dari balik lingkaran tangga perlahan menepuk bahu Rojak yang sedang mengintip, membuat Rojak hampir loncat kaget dengan kedatangan Pak Lesmana dari atas yang tidak terdengar.

"Aduh Pak Lesmana bikin kaget saja, hampir saya loncat kebawah," tegur Rojak setengah berbisik.

"Bagaimana ini? kamu kan pengawal Gendis masa tidak berani?" tanya Pak Lesmana kembali setengah berbisik.

"Itu pistol Pak bukan mainan semprotan anak anak, kalu saya di dor mati dong," jawab Rojak menunjuk pistol di tangan Palin.

"Iya terus kamu fungsinya apa?" tanya kembali Pak Lesmana dongkol.

"Kan saya tanggung jawabnya cuma jaga Non Gendis," jawab Rojak ngeles.

Pak Lesmana dan Rojak malah debat di belokan tangga lantai satu, terdengar letusan suar pistol dari tangan Palin menembak paha satpam hingga langsung jatuh terkapar teriak kesakitan, memegang paha sebelah kanannya yang mengeluarkan banyak darah, para staf perempuan langsung histeris teriak ketakutan hingga ada yang menangis.

Gendis yang berada di lantai lima sudah tidak punya pilihan lain selain untuk ikut dengan orang suruhan Aron, karena Gendis tidak mungkin bisa bersembunyi di saat para staf di lantai bawah sedang menaruhkan nyawanya.

"Mah, aku harus ikut dengan orang suruhan Aron, Mama jangan takut, Aron tidak akan berani menyakiti aku, dan aku tidak mau jika sampai harus ada korban jiwa gara gara aku," tegas Gendis berusaha menegarkan dirinya.

"Maafkan Mama sayang, Mama tidak mengira keadaannya akan seperti ini, ayo sama Mama ke bawa," ajak Bu Melta pasrah tidak mungkin membiarkan Gendis pergi ke bawah sendiri.

Gendis mengangguk Bu Melta langsung mengusap air matanya memegang tangan Gendis menuju pintu lift, waktu dua menit lewat tepat Gendis keluar dari lift bersama Bu Melta, membuat Palin langsung menodongkan pistol ke arah kepala Bu Melta, namun Gendis dengan cepat berdiri di depan Bu Melta.

"Jika Mama ku mati, aku akan ikut mati, lantas apa yang akan kamu katakan terhadap Aron?" ancam Gendis berdiri depan Bu Melta.

"Arghh, dasar jalang, jika saja bukan istri Boss besar, sudah gua pecahkan kepala kalian berdua, cepat seret di jalang ini!" lontar Palin langsung menyuruh bawahannya membawa Gendis.

Kedua bawahan Palin langsung menyelipkan pistol di selah jas pinggangnya dan langsung membawa Gendis keluar kantor, Palin langsung mendekat Bu Melta kembali menodong kepala Bu Melta.

"Gua akan habisi lu berdua setelah Boss besar gua menceraikan anak jalang lu itu, ingat kata kata gua!" ancam Palin langsung melangkah pergi.

Bu Melta langsung setengah bersimpuh seluruh badannya terasa lemas di sertai air matanya yang mengalir, Bu Melta benar benar begitu tidak menyangka atas nasib putrinya menderita berkelanjutan.

Rojak dan Pak Lesmana baru berani menampakan diri melangkah perlahan menghampiri Bu Melta, yang bersimpuh dengan tangisnya meratapi nasib putrinya yang kembali di bawa oleh orang suruhan Aron.

"Maafkan kami Bu Melta," ucap Pak Lesmana merasa bersalah yang tidak berani melakukan apa apa.

"Tidak apa apa, tolong bawa satpam ke rumah sakit, nanti saya menyusul," pinta Bu Melta sambil mengusap air matanya.

"Baik!" Pak Lesmana dan Rojak dengan suara merasa bersalah melangkah menuju satpam yang sudah hampir pingsan kesakitan.

1
SAKSI PENA
siapp kak 🙏
Dzuan 017
semangat thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!