Cinta seorang ibu untuk sang buah hati bukan lah sesuatu yang bisa di ukur dengan apa pun, Seorang wanita membesarkan putri nya dengan perjuangan nya sendiri, ia rela melakukan apa pun agar sang putri tetap hidup dan bahagia bersama nya.
Meninggalkan cinta sekaligus ayah dari janin yang kandung, harus wanita ini lakukan, ketika cinta tidak di restui untuk mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shanti san, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25 - Bersikap dingin
Di tengah obrolan mereka, tiba tiba Bryan datang menghampiri mereka, membuat Jane terkejut.
"Bryan, kenapa kamu begitu telat." Kata Pak Heru.
"Maaf Pa."Balas Bryan, mata nya menatap Jane. Jane mencoba berusaha tetap tenang.
"Jane, saya tadi mengajak Bryan juga, tapi dia telat datang."Kata Pak Heru. Jane membalas dengan senyum kilas kecil.
"Oh iya, soal tadi, saya hanya ingin bertanya, Dimana suami mu?." Kata Pak Heru melanjutkan pertanyaan nya.
"Maaf kalau ini terlalu agak kepribadi."
Jane menatap dingin Bryan, Bryan pun tampak menatap nya menunggu jawab Jane.
"Tidak apa apa Pak, Suami saya sudah meninggal." Kata Jane dengan dingin dan datar.
Tiba tiba Kya datang berlari dengan semangat saat ia melihat Bryan. "Paman tampan." Sapa Kya. Bryan tersenyum melihat gadis kecil itu menyapa nya.
"Kamu disini juga?." Tanya Bryan.
"Tentu saja, aku menemani Mama ketemu dengan kakek." Kata Kya.
"Paman tampan, kata nya tidak mau jadi ayah ku, kenapa kita terus bertemu."Kata Kya. sontak membuat Jane terkejut dengan perkataan putri nya.
"Kya, gak boleh seperti itu."Kata Jane.
"Tidak apa apa Jane, nama nya anak anak, tapi kita tidak tahu juga kan jodoh di tangan Tuhan."Balas Pak Heru.
Steffi datang menghampiri Bryan dan terkejut melihat Jane ada di sana bersama mereka.
"Kamu."
"Maaf pak Heru, saya harus pulang, karena sudah menjelang sore, terimakasih atas jamuan nya."Kata Jane.
Steffi lalu mengandeng tangan Bryan dengan manja di depan Jane, Untuk membuat Jane tahu kalau Bryan adalah milik nya.
Jane pun lekas meninggalkan tempat itu dan mengandeng Kya pergi sebelum Pak Heru mengiyakan. Pak Heru melihat Steffi bersama Bryan menghela nafas berat.
"Padahal Papa khusus mengajak kamu, kenapa kamu mengajak orang lain."Kata Pak Heru yang ikut meninggalkan meja dengan kecewa.
Bryan diam melihat Ayah nya pun ikut beranjak pergi.
"Kenapa kamu ada disini?." Tanya Bryan pada Steffi.
"Aku datang untuk makan siang Bryan, dan aku melihat mu ada disini, untuk apa kamu bersama wanita itu?." Tanya Steffi.
Bryan tidak menjawab dan berjalan meninggalkan Steffi. "Bryan, kamu mau kemana?." Tanya Steffi. Bryan tidak menyauti nya.
"Bryan, aku sudah berusaha membuat kamu mencintai ku, tapi kamu terus saja bersikap dingin pada ku, kamu hanya baik pada ku saat ibu mu meminta nya, tapi aku tidak akan pernah menyerah, kalau aku tidak bisa memiliki mu, maka siapa pun tidak boleh." Batin Steffi, mata nya melihat Bryan yang berjalan pergi dari hadapan nya.
•••
Jane berdiri di trotoar jalan menunggu taxi lewat, Pak Heru yang melihat tersenyum dan menghampiri. Melihat sebuah mobil berhenti tepat di hadapan nya membuat Jane bertanya tanya. namun saat jendela terbuka, Jane pun melihat pak Heru.
"Jane, Ayo masuk, biar saya yang antar kamu pulang " Ajak pak Heru.
"Tidak usah pak, saya naik taxi saja."
"Sudah tidak apa apa, ayo Jane."
Karena tidak enak menolak Jane pun mengiyakan dan masuk ke dalam.
"Maaf soal tadi Jane, Putra ku malah membawa teman nya, kamu jangan salah paham ya, mereka tidak ada hubungan apa pun."Kata Pak Heru.
Jane tersenyum. "Kalau mereka memiliki hubungan pun tidak ada hubungan nya dengan saya pak."Balas Jane.
Pak Heru tersenyum dan mengangguk. Pak Heru sangat menyukai Jane saat pertama kali mereka bertemu, Pak Heru bermaksud mengenalkan Jane pada Bryan, tanpa tahu kalau wanita di depan nya itu adalah wanita yang di ajak Bryan untuk melakukan tes DNA.
aku kasih tau ya brian, mamamu yang menyebabkan kamu dan jane berpisah. mamamu dulu sebenarnya sudah tau kalau jane mengandung anak kamu. bahkan mamamu yang mengusir kedua orang tuanya jane dari rumahmu supaya menjauh dari kamu, brian.