NovelToon NovelToon
Orin

Orin

Status: sedang berlangsung
Genre:nikahmuda / Mengubah Takdir / Konglomerat berpura-pura miskin
Popularitas:32.9k
Nilai: 5
Nama Author: Yenny Een

VROOOM!

VROOOM!

Orin mempercepat laju motornya menerobos derasnya hujan. Orin bahkan tidak menyentuh rem sama sekali. Entah kenapa hatinya tidak terima mendengar perkataan jujur dari teman-temannya. Orin menangis di tengah gemuruh dan derasnya hujan. Matanya basah tiba-tiba penglihatannya mengabur.

SZZZZT!

Kilatan petir yang menyilaukan menyadarkan Orin. Mata Orin melebar selebar-lebarnya tatkala nampak seorang nenek tua tepat di depan motornya. Orin panik, dia menginjak rem belakang. Usahanya percuma karena Orin terlanjur menghabiskan full gas motornya. Orin berteriak dan terus menekan klaksonnya.

TIN!

TIIIIIIIIINNN!

CKIIIITTTT!

BRAAAAKK!


Yuk ikuti ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenny Een, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 Langit mengamuk

Orin!

Orin!

Orin membuka matanya, "Ma,"

"Aydin bilang kamu tidak mau dibawa ke rumah sakit," kata Mama.

"Baru az keluar dari rumah sakit masa masuk lagi, eh apa kata Mama? Aydin?" Orin mengernyitkan keningnya.

"Iya sayang, ternyata Keefe itu adalah Aydin. Dan Aydin baru saja mengutarakan keinginannya untuk melamarmu di hadapan orang tuanya dan meminta dirimu kepada kami sayang."

"A ... pa? Orin tidak mengerti," Orin mengucek-ngucek telinganya.

"Aydin melamar mu sayang. Papa Mama dan orang tua Aydin mendukung kalian. Tapi semua keputusan ada di tangan mu," Mama mengelus lembut rambut Orin.

"Tapi Orin masih muda Ma?"

"Apa kamu masih ingat apa yang dikatakan Om Surya beberapa bulan yang lalu? Semua kejadian seperti ini pasti akan terus berulang. Nyawamu selalu terancam. Hanya Aydin yang bisa melindungi mu," kata Mama.

"Akan Orin pikirkan," jawab Orin.

Aydin mengetuk pintu kamar Orin. Mama mempersilakan Aydin untuk masuk. Dan Mama memberikan waktu untuk mereka berduaan untuk mendiskusikan masa depan. Orin duduk di tempat tidurnya. Aydin menghampiri dan langsung memeluk erat Orin.

"Aku merindukanmu," Aydin mengecup lembut kening Orin.

Orin hanya meneteskan air mata, dia tidak dapat berkata-kata. Dia bersyukur Aydin masih hidup dan mengenali dirinya. Aydin baru saja mengetahui ternyata Orin yang menyelamatkan hidupnya. Orin rela mengorbankan cintanya demi kelangsungan hidup Aydin. Mama dan Papa Orin yang menceritakan semuanya.

Sejak kejadian di tempat gelap gulita itu, Aydin tidak dikembalikan ke tempat asalnya oleh Malaikat Maut. Aydin masih terkurung di tempat itu. Setelah Orin dikembalikan Malaikat Maut, Aydin sempat mendengar perdebatan hebat antara Malaikat Maut dengan Nenek Tua. Ternyata Malaikat Maut telah menyalahi aturan langit.

Malaikat Maut ingin mempercepat kematian Aydin dan Orin. Karena Malaikat Maut telah gagal mencabut nyawa Orin dan Aydin. Mereka pun telah melihat wujud asli Malaikat Maut. Dan Malaikat Maut mengetahui darah Orin bisa membuat abadi dan memberikan kekuatan besar kepada makhluk-makhluk astral.

Dan setelah itu Aydin tidak mendengar apa-apa lagi. Karena setelah Aydin membuka mata, Aydin sudah berada di rumah sakit di kota asalnya bersama Papa dan Mamanya. Luka di punggung Aydin hilang tiada bekas, itu karena darah Orin yang menyembuhkan. Aydin juga mempunyai kekuatan baru.

"Hmmm, aku baru saja melamarmu. Btw, ternyata orang tua kita sahabat lama."

"Mama dan Papa sahabat orang tua Kak Aydin?"

"Iya, hmmm ngomong-ngomong aku menunggu jawaban mu." Aydin duduk menjauh dari Orin.

Tergambar kecemasan di wajah Aydin. Aydin menyiapkan diri jika Orin menolaknya. Mungkin saja selama setahun terakhir Orin mempunyai seorang kekasih. Dan Hanish juga secara terang-terangan mendekati Orin. Orin juga terlihat menyukai Hanish yang sangat ramah kepadanya. Hanish juga seorang pria yang baik.

Orin diam sejenak, kemudian Orin menceritakan kepada Aydin selama setahun ini si Malaikat Maut atau Dikara selalu mengawasi gerak geriknya. Jika ada Cowok yang PDKT sama Orin pasti akan selalu dia buat celaka. Orin takut Aydin akan celaka jika bersamanya.

"Sayang, ada satu rahasia yang harus aku beritahu kepadamu. Dikara bukan lagi Malaikat Maut. Aku juga baru mengetahuinya. Ada seseorang yang berbisik di telingaku. Dan menurutnya Dikara bisa dikalahkan oleh anak kita,"

"Apa? Aku tidak mengerti? Dikara bukan Malaikat Maut? Dan anak ki ... ta?" Orin menggaruk kepalanya.

"Suara itu mengatakan Dikara dipecat sebagai Malaikat Maut. Karena Dikara mempunyai nafsu manusia. Tapi aku tidak tahu mengapa Dikara masih mempunyai kekuatan yang besar. Dan menurut suara itu, jika kita menikah, anak kita akan mempunyai kekuatan untuk memusnahkan Dikara," ujar Aydin dengan sedikit malu.

"Benar ni? Apa ini cuma akal-akalan Kak Aydin?" Orin mendekatkan dirinya ke wajah Aydin.

"Ya sudah, semua terserah kamu. Aku keluar dulu," Aydin merasa kecewa Orin tidak mempercayainya. Aydin melangkah ke arah pintu kamar Orin.

Ih Kak Aydin, gak peka amat jadi Cowok. Gak ngerti kode kali ya. Di kiss kek kayak drakor gitu, Orin merajuk dalam hati.

Langkah Aydin terhenti, Aydin perlahan menutup pintu kamar Orin. Aydin berbalik ke tempat Orin. Aydin duduk di samping Orin yang lagi kebingungan. Posisi mereka kini saling berhadapan. Aydin dengan perlahan mendekatkan wajahnya dan dengan lembut mengelus pipi Orin.

Mata Orin mengerjap, jantungnya berpacu dengan cepat. Orin dapat merasakan hembusan napas Aydin. Mata mereka saling mengunci. Entah siapa yang memulai duluan, saat ini bibir mereka saling berpagutan. Pengalaman pertama bagi Orin, Aydin melepaskan ciumannya. Orin hampir kehabisan napas.

"Nanti kita teruskan setelah benar-benar sah," Aydin menyapu bibir Orin dengan ibu jarinya. Aydin tersenyum dan keluar dari kamar Orin.

Orin menenggelamkan tubuhnya ke dalam selimut, Orin berguling-guling di atas tempat tidur sambil memeluk guling. Orin masih mengingat saat Aydin menciumnya. Pengalaman yang membuat jantung Orin meletup-letup.

"Orin, kamu ingin nginap di sini apa pulang ke kost?" tanya Ezar.

"Hmmm, pulang ke kost az Kak," jawab Orin dari balik selimut.

"Cepetan siap-siap, nanti kemaghriban. Kak Ezar males lewat rumah kosong itu," Ezar bergidik.

"Ok Kak, bentar," Orin bangun dari tempat tidur.

Setelah berpamitan dengan kedua orang tuanya dan kedua orang tua Aydin, Orin, Ezar kembali ke kost-kostan diantar Aydin. Entah kenapa perasaan Orin tidak nyaman. Sepanjang perjalanan Orin gelisah. Aydin melirik Orin dari balik kaca spion.

Semoga saja tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, batin Orin.

"Kok tiba-tiba banyak awan hitam, bukannya tadi cerah," Ezar membuka kaca mobilnya.

"Kita kedatangan tamu tak diundang," Aydin memperdalam pedal gas mobilnya.

Aydin memasang headset dan menekan tombol panggilan.

"Halo Keefe," suara Papa Afran.

"Pa, Keefe minta tolong segera persiapkan. Tidak ada waktu lagi. Kami akan segera ke sana," Aydin menutup telepon.

"Ada apa Kak?" tanya Ezar.

"Kalian kencangkan sabuk pengaman!"

Aydin semakin melajukan lari mobilnya, tiba-tiba saja langit menembakkan petirnya.

JEGEEERRR!

Petir menyambar pohon besar di pinggir jalan, pohon itu tumbang. Aydin dengan lincah dapat menghindari pohon itu. Kilauan kilat membelah langit dan lagi-lagi mobil mereka ditembaki petir.

JEGEEERRR!

JEGEEERRR!

BOOOOOM!

Langit mengamuk. Beberapa mobil yang ada di jalan raya naas terkena sambaran petir dan mobil itu kehilangan kendali menabrak mobil yang ada di belakangnya sehingga terjadi ledakan besar. Aydin melajukan mobil ke kiri dan ke kanan menghindari ledakan dan jatuhnya kerangka mobil yang berjatuhan.

Tidak ada hujan, tapi petir dan gemuruh saling menyambar dan bersahutan. Langit seakan murka dan melampiaskan kepada mobil-mobil yang melaju di jalan raya.

Orin marah, kesal, tidak terima dengan apa yang dilihatnya. Begitu banyak nyawa orang tak berdosa menjadi korban. Orin melihat bayangan hitam terbang melayang di depan sana. Dan Orin yakin ini adalah perbuatan Dikara. Orin memejamkan mata dan membaca ayat-ayat suci yang dipelajarinya dari Om Surya.

SPLASH!

SPLASH!

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Queen
parah ni cewek
Queen
ngidam gorengan 😅
Queen
😁
Queen
emang Faris 😄
Queen
😱
Queen
ok²
Queen
ooohhhh
Queen
nah lho
Queen
waduh
Queen
😱
Queen
/Tongue//Facepalm/
Queen
raja copet
Queen
tokcer 😂
Queen
ihhhh gemesssss
Queen
kenapa lagi ini 🤔
Queen
bener juga
Queen
kesambet apa di negara orang 😜
Queen
/Facepalm/
Queen
negaranya Oppa
Queen
😱
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!