Jatuh cinta pandangan pertama bisa saja terjadi.
Dan katanya pacaran setelah menikah sangat indah.
Benarkah?
Simak yuk dan temukan jawabannya disini.
Seperti biasa cerita ini hanya fiktif, jangan dikaitkan dengan dunia nyata, oke!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22
"Terus apa rencanamu?" tanya Ren.
"Gak tau pa," jawab Abqari.
"Melamar lalu langsung nikah?" tanya Aisyah.
Abqari berpikir sejenak, "sepertinya jangan dulu deh ma."
Ren dan Aisyah tidak memaksa kedua anaknya, biarkan mereka menentukan kehidupan mereka sendiri-sendiri. Lagipula mereka sudah dewasa dan sudah terbiasa hidup mandiri.
"Kalau tidak ada apa-apa lagi, aku masuk kedalam kamar dulu ya ma, pa," pamit Abqari.
Ren dan Aisyah mengangguk sebagai jawaban. Abqari pun bangkit dari duduknya dan berjalan menaiki tangga. Tiba di depan pintu kamarnya, Abqari membuka pintu dengan perlahan.
Abqari pun masuk, ia langsung kekamar mandi untuk mencuci kaki dan muka. Kemudian ia mengganti pakaiannya dengan piyama tidur.
Abqari merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur, ia berpikir bagaimana kedepannya. Ia tersenyum saat mengingat dirinya ternyata sudah jatuh cinta pada gadis itu. Hanya saja tidak ia sadari sebelumnya.
"Aku tidak tau, pesona apa yang dimiliki gadis itu? Yang pasti aku suka melihat keteduhan wajahnya," gumam Abqari. Lalu kemudian ia memejamkan matanya.
Sementara dikamar sebelah. Ibra memeluk istrinya dari belakang. Viora terbangun dan melihat ada tangan melingkar di pinggangnya. Viora berbalik menghadap suaminya.
"Ehh, kamu bangun sayang?" tanya Ibra.
"Maaf aku ketiduran, bang," jawab Viora.
"Tidak apa-apa, tidurlah, abang juga mau tidur," kata Ibra.
"Abang tidak menginginkan nya?" tanya Viora.
Ibra terdiam, sebenarnya dia juga ingin. Tapi dia takut istrinya belum siap. Jadi dia harus terus bersabar.
Viora bangkit lalu membuka hijabnya dan gamisnya. Kemudian ia membuka lemari pakaian dan mengambil baju yang kurang bahan.
Viora memakai didepan suaminya. Ibra berusaha menahan diri, tapi matanya tidak berkedip beberapa saat. Viora tersenyum genit menggoda suaminya.
Ibra terpancing oleh sikap istrinya. Lalu ia juga bangun menghampiri Viora. Ibra langsung memeluk tubuh Viora.
"Kamu sangat indah sayang," bisik Ibra.
"Aku milikmu bang, lakukan lah," ucap Viora.
Mendengar hal itu, Ibra langsung berani melangkah lebih jauh. Ibra melucuti pakaiannya satu persatu dan juga pakaian yang dikenakan oleh Viora.
Ibra mengangkat tubuh Viora ketempat tidur. Dan ....
Setelah selesai, keduanya masih mengatur nafasnya. Ibra berbaring disamping istrinya dan kembali mengecup kening pipi dan bibir istrinya.
Viora pasrah saja, jujur saja ia juga suka diperlakukan seperti itu. Ibra yang sudah merasakan indahnya bercinta pun kembali mengulanginya.
Viora pasrah saja, Ibra adalah suaminya dan berhak sepenuhnya kepada dirinya. Walau sesering apapun mereka melakukan nya, sah sah saja.
Mereka sudah halal, sudah punya status sebagai pasangan suami istri. Apalagi yang mereka ragukan?.
Setelah melakukan ronde kedua, mereka pun mandi bersama. Agar subur nanti mereka bisa sholat. Setelah selesai, mereka pun tertidur.
Pagi hari...
Saat di meja makan, terlihat wajah Ibra berseri-seri dari biasanya. Ren dan Aisyah mengerti kalau anak dan menantunya sudah melakukan malam pertama.
Viora masih tertidur, sebab setelah subuh tadi, Viora tidur kembali. Ibra kalau tidak ada pertemuan, mungkin ia juga tidak akan bangun.
"Vio masih tidur?" tanya Aisyah.
"Iya ma, selesai sholat subuh tadi ia tidur kembali," jawab Ibra.
Setelah selesai sarapan, Ibra pamit kepada kedua mertuanya. Abqari juga pamit tidak lupa mereka mencium tangan kedua orang tua itu seperti biasa.
Saat diparkiran mobil, Abqari memergoki Ibra tersenyum sendiri. Abqari bergidik melihat nya.
"Kenapa kamu?" tanya Abqari.
"Makanya nikah biar tau jawabannya. Dan tidak perlu bertanya lagi," jawab Ibra.
"Gak nyambung banget," gerutu Abqari, karena mereka jawaban Ibra tidak sesuai dengan pertanyaan nya.
Kemudian iapun masuk kedalam mobil. Ibra juga masuk kedalam mobil. Keduanya pun pergi berbarengan. Saat keluar gerbang, barulah mereka dengan tujuan masing-masing. Karena perusahaan mereka berbeda arah.
Sementara Viora baru bangun tidur, ia menggeliat kan tubuhnya yang terasa pegal. Karena Ibra meminta lagi setelah subuh. Viora jadi malas untuk bangkit, kemudian ia mengirim pesan kepada Meisya bahwa ia tidak kebutik.
Pelayan mengetuk pintu, dan Viora pun menyuruhnya masuk. Pelayan membawakan sarapan dan secangkir jamu untuk Viora.
"Apa itu Bik?" tanya Viora.
"Itu jamu buatan nyonya," jawab pelayan.
"Terima kasih Bik," ucap Viora.
Pelayan pun pamit untuk melanjutkan pekerjaan yang lain. Viora mengangguk, kebetulan perutnya terasa sangat lapar, Viora berjalan kekamar mandi untuk mencuci muka.
Nanti baru ia mandi. Viora ingin bersarapan terlebih dahulu. Karena sudah sangat lapar, Viora pun makan. Setelah selesai makan Viora segera meminum jamu yang dibuat oleh Aisyah untuknya.
Viora menyandarkan tubuhnya disandaran kursi, hari ini dia benar-benar merasa sangat lelah. Perlahan Viora berjalan kekamar mandi, kali ini ia ingin mandi biar segar.
Viora mengisi bathtub, kemudian menuangkan sabun cair kedalamnya. Viora pun masuk kedalam nya untuk berendam.
"Aww" Viora merasakan perih di bagian bawahnya.
Viora pun teringat keganasan sang suami, seketika ia tersenyum. Viora berendam lebih kurang 20 menit. Merasa sudah cukup Viora pun membilas tubuhnya.
Saat Viora keluar dari kamar mandi, ternyata sang mama sudah duduk manis dengan senyuman khasnya kepada Viora.
"Baru selesai mandi, sayang?" tanya Aisyah.
"Iya ma, maaf ma aku ketiduran tadi," jawab Viora.
Senyum Aisyah semakin lebar, dia sudah berangan-angan untuk mendapatkan cucu. Membayangkan cucu dari adiknya saja sudah membuatnya senang.
"Dari tadi Mama senyum terus, ada apa?" tanya Viora penasaran.
"Gak, Mama hanya ingin bilang kalau hari ini Mama ingin ke mall untuk beli barang. Untuk seserahan nanti saat ke pesantren," jawab Aisyah.
"Jadi kak Ari beneran mau melamar?" tanya Viora.
"Ya, dia menyukai gadis itu. Mama lihat sepertinya dia gadis baik-baik," jawab Aisyah.
Viora mengangguk membenarkan, ia juga merasa gadis itu baik. Kalau masalah cantik, yang juga banyak yang cantik.
Aisyah keluar setelah berpamitan kepada Viora, ia akan ke mall ditemani sang suami. Tentu akan dijadikan alat untuk membawa barang-barang belanjaan nantinya.
Tapi harus ada timbal baliknya, kalau gak, gak mungkin bisa bergerak cepat. Aisyah juga setuju yang penting ada yang menemaninya.
Viora kembali berbaring di tempat tidur. Badannya sudah agak mendingan setelah meminum jamu. Viora menghela nafas bila ingat suaminya. Karena suami seperti punya kekuatan yang terpendam selama ini.
Tapi jika boleh jujur, ia juga merasa suka dengan perlakuan suaminya. Tiba-tiba ponselnya berdering, Viora menggapai ponselnya diatas nakas.
Terlihat nama my husband di panggilan. Viora tersenyum, sang suami melakukan video call.
"Assalamualaikum," ucap Ibra saat Viora menjawab video call tersebut.
Terpampang lah wajah tampan suaminya dilayar ponsel. Apalagi suaminya terus tersenyum.
"Wa'alaikum sallam, abang tidak sibuk?" tanya Viora.
"Tidak, hanya ada pertemuan dengan klien tadi, sekarang sudah selesai. Rasanya ingin cepat pulang," jawab Ibra.
Viora tidak menjawab, kalau suaminya cepat pulang, bisa-bisa dia tidak bisa bangun seharian.