TAMAT 22 MEI 2024
Teruntuk para ibu tangguh, ingatlah kalian tidak lemah. Kalian manusia luar biasa yang pantas bahagia, novel ini untuk kalian semua.
Seorang wanita muda berusia 21 tahun benama Latica, harus menerima kenyataan pahit saat dia berada di bangku kuliah. Peme*rkosaan yang terjadi kepadanya telah membuntukan segala harapan yang dia miliki.
Derita yang luar biasa itu dapat di hadapinya meski tangis di setiap harinya terus menghampiri kehidupannya. Latica yang pada awalnya menganggap anak dalam perutnya sebagai bencana berubah menjadi kebahagiaan luar biasa.
Keteguhan yang dia miliki menjadikannya kuat, dan sang anak menjadi kekuatannya. Namun dia tidak percaya akan pria, dia takut sesuatu yang mengerikan itu terulang.
Bagaimana jadinya bila pria dari masa lalunya kembali? Mampukah Latica menerima cinta pria itu?
Bagaimana pula bila Ayah dari Putranya muncul dengan segala ancaman yang dia layangkan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Lidah Latica kelu saat ingin berucap sesuatu, namun melihat perjuangan Elvin sampai ke titik seperti ini membuat Latica juga tak sanggup menolaknya. Elvin juga sepertinya tak akan melepaskan Latica begitu mudahnya, hingga percuma Latica kembali berkilah, yang pada akhirnya dia akan tetap jatuh pada pelukan Elvin.
"Kakak bisa terima Rayyan?" Tanya Latica meremas tangannya sendiri.
"Tentu saja, dia putra mu dan itu juga berarti akan menjadi putra ku." Jawab Elvin, Latica merasakan gugup teramat kala itu.
"Sebaiknya Kakak tanya saja pada Rayyan, bila dia membolehkan. Kita bisa menikah, namun sebelum itu saya juga harus mendapatkan do'a dari kedua orang tua saya terlebih dahulu." Elvin tertegun, jadi artinya Latica menerima perasaannya sekarang?
"Ca, jadi kamu mau nikah sama aku nih?" Tanya Elvin mulai bersemangat, Latica menjawab pertanyaan Elvin dengan anggukan kecil.
"Iya Kak." Jawab Latica, Elvin nampak tersenyum dan mengeluarkan sebuah cincin.
"Aku sayang kamu Ca!" Ungkap Elvin, dia menyelipkan cincin itu di jari manis Latica dan hendak memeluk wanita itu. Namun Latica langsung menahan Elvin dan menggelengkan kepalanya.
"Oh iya, makasih udah mengingatkan." Elvin kembali menyalakan mobilnya dan memasukkan kendaraan itu ke dalam garasi rumah tersebut.
"Inget besok kita nonton ya?" Ucap Elvin, Latica menganggukkan kepalanya pelan.
Seorang bocah laki-laki nampak keluar dari dalam rumah dan menyambut kedatangan Elvin dan Latica, senyum terukir di ketiganya. Misi Elvin untuk membujuk Latica sudah selesai, sekarang tinggal membujuk Rayyan saja.
Sudah cukup larut saat mereka tiba di rumah, Elvin langsung membawa Rayyan masuk ke dalam kamarnya dan tidur bersama bocah itu. Sedangkan Latica pada akhirnya tidur sendirian.
Saat pagi hari, Latica seperti biasanya melakukan tugas-tugasnya di rumah tersebut. Namun siapa sangka, bila Elvin nyatanya sudah bangun lebih dulu dan tengah mencuci pakaian di belakang rumah.
Elvin juga nampak sudah memasak dan menyiapkan bekal, Latica sama sekali tidak menyangka bila Elvin akan melakukan hal sebanyak itu. Dia pada akhirnya melakukan pekerjaan yang belum di selesaikan oleh Elvin.
"Yank, nanti siang pukul 1 siang kita berangkat ya? Aku udah siapin wadah buat bekal, cuma nanti siang tolong buatkan bekal untuk di makan bersama ya?" Pinta Elvin, Latica menganggukkan kepalanya.
"Hari ini Kakak mau kerja ya?" Tanya Latica, Elvin menganggukkan kepalanya. Dia harus mengawali pekerjaannya sejak pagi hari sekali agar dapat menyelesaikannya dengan tepat waktu.
"Kamu tenang aja Yank, aku pasti berangkat kok." Ucap Elvin tersenyum lembut, keduanya akhirnya menjemur pakaian bersamaan. Bahkan tanpa mereka sadari, seseorang yang tengah menikmati teh hangat tengah memperhatikan mereka dari balkon lantai 2.
Belum juga pukul 6 pagi, Elvin sudah berangkat kerja. Dia bahkan meminta para bawahannya untuk datang lebih pagi. Untunglah para pasien juga datang pagi seperti biasanya, hingga membuat Elvin bisa langsung melaksanakan tugasnya.
Pagi itu Elvin dalam suasana hati yang baik, bahkan beberapa perawat juga merasa aneh dengan tingkah Elvin yang tidak biasa itu. Meski Elvin nampak tengah di mabuk cinta, tapi dia juga profesional dalam melakukan tugasnya sebagai dokter.
Hingga semua tugas Elvin selesai, dia akhirnya memutuskan untuk pulang. Sedangkan di rumah Latica menyiapkan bekal berupa makanan kesukaan Elvin, bahkan tanpa sadar sesekali dia tersenyum saat mengingat apa yang di lakukan Elvin saat ini.
Latica tahu bila Elvin tidak menyukai drama saat di bangku kuliah dulu, namun dia memaksakan diri untuk menyaksikan pentas drama karena drama adalah kesukaan Latica. Meski demikian, di bandingkan pentas drama sebenarnya Latica lebih suka menonton konser metal atau sejenisnya. Namun dia sebagai wanita merasa harus membatasi diri dan tidak boleh datang ke tempat seperti itu.
Saat di bangku sekolah menengah, Latica bahkan pernah bermain Bass dalam sebuah group musik metal yang di adakan dalam extra kurikuler sekolah. Namun itu tak bertahan lama, karena Latica sering kali di olek-olek oleh teman-temannya.
Mereka menjelekkan hijab besar yang dia pakai saat bermain musik, padahal itu bukan salah hijabnya. Latica juga mengikuti hal itu untuk menenangkan diri dari kesehariannya yang di penuhi buku pelajaran.
Kata siapa seorang yang cerdas tidak pernah suntuk pada pelajaran? Setiap orang pasti ada perasaan suntuk saat menghadapi banyak beban. Dan Metal adalah musik yang dapat mencairkan segalanya bagi Latica.
Latica menggelengkan kepalanya saat mengingat hal tersebut, dia tak mungkin melakukan hal gila seperti itu lagi di usianya yang sudah 25 tahun.
Latica sudah memandikan Rayyan dan memakaikan pakaian terbaiknya yang di belikan oleh Elvin, begitupun dengan Latica. Hingga saat Elvin pulang mereka sudah siap, dan Elvin tak perlu menunggu lama lagi.
Benar saja, saat Elvin sampai di kediaman, Latica nampak sudah siap berangkat bersama dengan Rayyan. Elvin tersenyum saat melihat ibu dan anak yang nampak mempesona kala itu.
"Ah ya ampun, tunggu ya aku akan segera kembali!" Ucap Elvin yang masuk ke dalam rumah dan berganti pakaian, Tuan Bagaskara hanya menggelengkan kepalanya saat melihat Elvin yang nampak begitu bahagia.
"Jangan berlebihan sebelum halal Vin, ingat halal lebih penting sekarang." Ucap Tuan Bagaskara saat melihat Elvin terburu-buru keluar dari dalam rumah.
"Iya Pah, aku juga akan berangkat minggu besok ke rumah Latica untuk mendapatkan restu. Papah tenang aja, anak mu ini tidak akan melanggar batasan saat masih sadar. Kecuali kalo Elvin khilaf itu beda lagi soalannya." Tuan Bagaskara menggelengkan kepalanya mendengar ucapan sang anak. Meski demikian, sebagai seorang ayah. Tuan Bagaskara merasa bahagia melihat kebahagiaan putra bungsunya.
Elvin ke dapur dan mendapati Latica yang tengah berkemas, Elvin tersenyum dan membawa bekal yang sudah di siapkan oleh Latica saat itu.
"Kita berangkat!" Ucap Elvin meraih jemari Latica. Latica mengangguk dan Rayyan juga nampak sudah kegirangan dan siap meluncur saat itu.
Mereka berangkat menuju Jaragosa, setelah sampai di Jaragosa keadaan di sana nampak sangat ramai. Banyak tenda-tenda pedagang yang berdiri kokoh, serta banyak pula tenda-tenda besar dengan suara musik di mana-mana.
"Wah, ternyata seramai ini." Ucap Elvin, festival seni tahunan itu memang di ikuti oleh banyak orang dari seluruh penjuru Negri. Hingga tak ayal tempat itu kini menjadi lautan manusia.
"Wah iya Ayah, di sini ramai sekali." Ucap Rayyan, Latica seketika terbatuk saat mendengar panggilan Rayyan pada Elvin. Panggilan itu tentu saja hasil bujuk rayu Elvin tadi malam sebelum tidur.
"Bunda kenapa?" Rayyan yang polos menatap Bundanya yang gugup, Elvin hanya terkekeh.
"Bunda gak papa, ayo sekarang kita lihat-lihat dulu." Ajak Elvin, Latica keluar dari dalam mobil serta membantu Rayyan. Elvin juga ke luar dan menepati parkiran yang luas itu kini padat oleh kendaraan.
semoga Rayan tidak apa apa 😣😣😣😣😣
gimana reaksi Wina setelah tahu kenyataan bahwa suaminya sendirilah yang menghancurkan sahabat baiknya
kesempatan dalam kesempitan ya Vin 😄😄😄😄😄😄